Chimon sampai dirumahnya dan dia mendapati papinya sedang ada dirumah dan bersama si jalang Singto.
Chimon tak memperdulikan mereka dia langsung saja pergi menuju ke kamarnya .
Sebelum kaki menaiki anak tangga papinya memanggil.
"CHIMON".
"Dimana sopan santun mu ?, apakah kau tidak melihat papi sedang ada di sini".
Chimon hanya memandang papinya dengan datar lalu melanjutkan jalannya kembali untuk pergi ke kamarnya.
"Dasar anak sialan seharusnya kau mati saja bersama papa mu itu dulu" .
"Sudah sayang cukup , Chimon masih anak-anak dia belum mengerti". Singto
"Dia sudah cukup tau apa yang benar dan salah jangan kau terus membelanya".off
"Nanti aku akan bicara padanya dan membuatnya mengerti , tenangkan dirimu" . Singto
"Baik sayang ,tapi anak itu memang semakin tidak tau diri saja" .
"Iya sabar, aku akan ke kamar Chimon dan berbicara padanya dulu dan sekarang kau pergi ke kamar nanti aku menyusul".
"Aku kemar dulu". Mengecup bibir Singto dan pergi menuju kamar.
Singto naik ke lantai dua menuju kamar Chimon dia langsung masuk saja karena kamar Chimon tadi ternyata tidak dikunci.
"Hai Chimon apa kabar?".
Chimon tau itu suara siapa tapi dia tidak memperhatikannya ,dia tetap melanjutkan tidurnya berharap agar orang gila itu pergi.
Singto yang tidak mendapatkan respon dari Chimon lalu mendekat dan duduk di pinggir ranjang.
Singto melihat wajah Chimon yang damai dan tampan ,dia mulai mengelus wajah Chimon .
Tangannya mulai turun ke leher lalu ke dada Chimon dan mengelus-elus dada putih itu.
Chimon yang sudah merasa tidak nyaman menghentikan tangan Singto yang sedang bermain di dadanya.
"Apa yang kau lakukan disini?".
"Aku hanya ingin menemui mu apakah tidak boleh?".
"Tidak , pergi sana aku tidak sudih melihat dirimu disini".
"Jahat sekali ucapan mu pada ku ,aku mencintaimu aku ingin bersama mu chimon".
"Omong kosong macam apa yang kau bicarakan ,kau sekarang suami Papi ku ingat itu baik-baik".
"Aku tidak peduli dia hanya orang tua bangka yang sebentar lagi mungkin akan pergi ke alam baka".
"Jaga ucapan mu itu jalang sialan".
"Apa salahku benarkan ,dan lebih baik sekarang aku bersama mu saja".
Singto mulai menggoda Chimon dia bermain-main di dadanya mengelus-elus tubuh Chimon sensual.
Chimon tak tergoda dengan perlakuan Singto sama sekali ,dia muak dengan itu lalu dia mendorong Singto sampai terjatuh dan pergi meninggalkan rumahnya.
Chimon keluar dan melakukan mobilnya menjauhi rumah neraka itu.
Dia berhenti di salah satu tempat judi, Chimon sering ke sana karena dia menyukai permainan itu
Chimon masuk ke dalam , banyak penjudi yang bermain .
Tempat itu lumayan megah dengan interior yang elegan
Belum ada yang mendatangi Chimon untuk bermain judi.
Sepertinya orang-orang disana sudah kapok karena uang-uang mereka selalu dijarah habis oleh Chimon.
Asal kalian tau meskipun Chimon masih sangat muda dia benar-benar lihai dalam permainan judi.
Dia selalu bisa memprediksikan kartu-kartu lawannya , matanya seperti bisa menembus kartu yang tersembunyi itu
Selama ini belum ada yang bisa mengalahkan chimon satupun mereka semua yang menantang Chimon selalu kalah dan beberapa berkahir memiliki hutang kepada Chimon.
Chimon cukup bisa menghidupi kebutuhan hidupnya tanpa papinya sebenarnya.
Tapi ya dia tetap ingin uang dari papinya meskipun dia sudah bisa mendapatkan sendiri bahkan lebih banyak dari apa yang diberikan papinya.
Dia tidak ikhlas jika hanya Singto yang menikmati kekayaan papinya itu ,enak saja benalu itu menghabisi uang papinya sendiri.
Tiba-tiba seorang berjas silver dengan ketiga bodyguard nya mendekat ke Chimon.
"Selamat malam, apakah ingin bermain?".
"Dengan senang hati" .
"Perkenalkan saya Luke Voyage".
"Chimon".
"Hanya Chimon saja?".
"Panggil saja itu".
"Baik, saya dengar anda penjudi paling hebat disini" .
"Lebih baik anda lihat sendiri nanti" .
"Baik ,mari kita mulai".
Kartu mulai dikocok dan dibagikan .
Suasana pertandingan itu cukup serius.
Chimon tak ingin kalah dari orang itu.
Dan sepertinya Luke juga sama tidak ingin kalah dari bocah seperti Chimon.
Pertandingan berakhir dan dimenangkan oleh Chimon skor mereka 2:1 .
"Baik tuan saya pamit undur diri" .
Chimon mulai melangkah pergi
"Tunggu".
Chimon menatap wajah Luke dan satu alisnya sedikit terangkat.
"Datang ke kantor saya besok ada hadiah untuk anda".
"Hadiah?".
"Iya hadiah ,casino ini milik saya dan jika ada yang mengalahkan saya ,saya akan memberikan hadiah khusus untuknya".
"Baik besok saya akan datang ,dan terima kasih banyak tua Luke atas permainannya".
Chimon pergi dari tempat itu
Dia lapar ,dan ingin makan sesuatu
Sekarang sudah pukul 2 dini hari dimana dia bisa mendapatkan makanan.
Dia mengelilingi jalan dan berakhir dia suatu angkringan .
Dia memesan teh anget dan nasi kucing beserta sate-satean .
Disana tidak terlalu ramai , Chimon duduk di kursi di dekat gerobak.
"Mas sendirian aja , nggak ngajak temen apa pacar gitu kan lagi malem Minggu".
"Nggak mas , nggak ada pacar".
"Masa sih nggak ada , masnya aja ganteng gini terus mobilnya mewah lagi".
"Emangnya kalo saya ganteng terus mobil bagus harus punya pacar?".
"Nggak juga sih mas ".
"Oh iya pak , kenapa nama angkringan ini angkringan bumi campur".
"Oh itu nama saya sama suami saya , saya Earth dan suami saya Mix".
"Oh gitu ya pak "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Science Fiction"Aku sangat membencimu , tapi aku tak bisa menghilangkan rasa peduli ku padamu". Chimon "Maafkan aku". Off " Berdamai itu lebih baik daripada kau harus terluka seumur hidupmu". Nanon