Fitri Anisa
"Gimana? Cakep kan?". Kak Dina melenggang masuk ke kamar ku tanpa sopan santun, membuka pintu tanpa mengetuk. "Lumayan sihh...". "tapi kenapa sih mesti aku yang dijodohkan? Kenapa bukan kakak aja? Kan situ lebih tua." Semuanya terasa terlalu terburu-buru, aku bahkan tidak mengenal Raihan. Namanya bahkan tidak pernah disebut tapi tiba-tiba dia datang bersama keluarganya dengan tujuan melamar ku!! What The Hell!!??!
Baiklah aku akui Raihan itu tampan, tinggi, murah senyum, sopan, ramah, pokoknya perfect. Raihan lulusan di salah satu universitas negeri ternama, sudah punya bisnis sejak usia 22 tahun. Raihan punya kafe, punya toko buku, punya toko tekstil dan ke tiga usahanya ini hanya sampingan katanya, karena sekarang Raihan sudah jadi PNS, WOW!!. Umur kami beda tiga tahun, di usia Raihan yang masih muda itu dia sudah sesukses ini. Aku tidak tau dari mana ayah kenal keluarga Raihan, kelihatannya mereka benar-benar akrab, padahal rasanya ini baru pertama kali aku bertemu mereka.
"aku memang lebih tua yah, tapi Raihan lebih muda setahun daripada aku, ya kali nikah sama berondong. Ogah, lagian pacarku gimana kalau aku yang dijodohin.."
"sejak kapan kakak punya pacar?" Aku menyela. "kok gak pernah bilang sih?"
"ngapain bilang sama kamu?" pertanyaan dijawab dengan pertanyaan, kakak ku ini memang menyebalkan.
"aku ini adik mu!!"
"You know, hal seperti itu adalah privasi, aku bukan orang yang kayak kamu yah, tiba-tiba seneng kayak orang gila karena habis jadian sama cowok ganteng trus besok-besok galau kayak bocah karena putus. Buat apa memaksakan diri untuk jatuh cinta tapi ujung-ujungnya kamu jatuh di hati orang yang salah. Kurang kerjaan tau gak sih, mending menunggu sambil memilih orang yang tepat."
Aku memalingkan wajah ke jendela kamar, butuh waktu sampai dua menit untuk mencerna kata-kata kak Dina. Kalau dipikir-pikir lagi aku memang sangat mudah jatuh cinta dan hal yang tidak pernah aku pikirkan adalah apakah selama ini aku benar-benar jatuh cinta? Atau semuanya cuma perasaan yang semu?.
"kak.."
"hmmm.."
"emang jatuh cinta yang benar-benar jatuh cinta itu kayak gimana rasanya?" tanya ku.
"astagah.. pertanyaan goblok macam apa ini?". " oke yah sebelum aku jawab aku tanya dulu sama kamu, mantan mu ada berapa?"
"ehmmm.. gak sampai sepuluh kayaknya." Jawab ku
"ihhhh... kamu punya mantan sebanyak itu dan masih bertanya jatuh cinta yang benar-benar jatuh cinta itu seperti apa?. Aku gak nyangka kalau kamu itu pikirannya masih kayak bocah. Gini aja dehh mending kamu cari jawabannya di google atau tanya aja sama Bayu atu Ayu, bye pekerjaan ku masih banyak." Ya Tuhan, kak Dina tidak memberi jawaban dan pergi dari kamarku tanpa menutup pintu. Menyebalkan.
Aku kembali memandangi jendela kamar, biasanya kalau lagi galau seperti ini Bayu adalah makhluk yang tepat untuk menjadi sandaran. Aku mencoba menghubunginya tapi ponselnya tidak aktif dan kubuka tirai jendela ternyata lampu kamarnya sudah padam, mungkin Bayu sudah tidur, dia salah satu pria langka di zaman sekarang. Bayu tidak pernah begadang. Aku pun butuh tidur untuk hari yang melelahkan ini, untuk hari yang penuh kejutan ini. Aku butuh tidur.
Entah kejutan apa lagi yang akan ku terima hari ini. Ponsel Bayu masih tidak aktif, pintu rumahnya terkunci dan aku terlambat ke kampus, pagi yang luar bisa. Belum lagi ibuku menyarankan untuk minta diantar saja sama Raihan, WHAT??!!. Ibu memberi saran yang benar-benar tidak masuk akal, baru saja kemarin bertemu masa ia aku sudah minta diantar kesana-kemari. Raihan pasti mau kalau aku yang minta tolong, kata ibu. Dia pasti mau, karena dia suka sama aku kan?. Bukannya terlalu percaya diri, tapi untuk apa dia datang ke rumah dengan tujuan melamar kalau dia tidak suka sama aku. Ku katakan pada ibu bahwa jika ada laki-laki yang tertarik pada perempuan, perempuan itu harus punya gengsi agar si laki-laki itu tambah penasaran dan teus mengejar, jangan pernah membiarkan laki-laki berfikir bahwa dia dapat dengan mudah mendapatkan perempuan yang dia inginkan. Ibu hanya tertawa ringan mendengar penjelasan ku. "oke, pendapat kamu bagus tapi sekarang cepat siap-siap terus pesan ojol aja kalau tidak kamu bakalan telat!!!" kata ibu. Dan ibu benar, aku telat tiga puluh menit di kelas pertama dan dosen killer itu tidak membiarkan ku masuk, sungguh cobaan berat dipagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionCerita sederhana dari Fitri yang berusaha membuat celah pada benteng yang dibangun oleh Bayu.