Hujan dalam Kesendirian

44 2 0
                                    

Zee terbangun dari mimpinya, mimpi yang selalu berulang tentang pertemuannya dengan seseorang yang menyelamatkannya saat hujan, yang hampir saja mengambil nyawanya saat itu karena dia terpeleset terjatuh duduk saat hendak menyebrang jalan raya dan berpapasan dengan mobil sedan berwarna merah yang tak sengaja hendak menabraknya.

"Apakah ini akhir hidupku, Tuhan? Memang benar seringkali merasakan lelah yang tak tertahan, tapi apa hari ini aku akan mati?"

Dan di saat fikiran aneh mulai menguasai otak nya, bersama dengan ketakutan akan cara berpulang yang tidak terlihat akan baik-baik saja, Zee hanya bisa menutup mata, agar tak melihat cara kematiannya sendiri yang akan berakhir tragis.

Namun, terdengar suara-suara seperti kendaraan yang saling bertabrakan, seketika itu Zee membuka mata, dan terlihat sedan merah yang tadinya tepat berada di hadapan nya menabrak truk yang berada di sebelah kanannya, kecelakaan parahpun terlihat di antara pemilik sedan dan supir truk itu.

Lalu, ada tangan yang mencoba menggapai tangan Zee, membantunya bangkit dan berdiri kembali. Karena masih hujan deras saat itu, samar-samar terlihat sesosok wajah seorang pria yang membantunya bangkit dari keadaan yang mengerikan tadi.

"Kamu baik-baik saja?" tanyanya

"I..i..ya." Jawab Zee sambil memperhatikan wajahnya yang bercahaya hingga menyilaukan kedua mata.

" Lain kali hati-hati. " Lanjutnya seraya memapah Zee menuju kursi tunggu bus yang berada tak jauh dari jalan itu.

" Terimakasih Mas. "

Pria itu tersenyum mendengar menyebutnya dengan panggilan Mas.

" Ini gunakan lap tangan ini untuk membersihkan wajahmu. " Pria itu memberikan lap tangan berwarna silver yang di pinggirnya berinisial GAB.

" Tapi... "

" Simpan saja, jika bertemu kembali baru boleh di kembalikan. " lanjutnya.

Lalu pria tersebut pergi tanpa pamit dan tanpa menyebutkan namanya, berjalan ke arah kiri jalan yang sangat gelap, dan menghilang tanpa jejak.

Dan entah mengapa ingatan itu masih berlanjut meski sudah dua mingguan lebih, dan Zee selalu memimpikan kejadian itu berulang kali dalam setiap tidur di malam harinya.

5 Desember 2020

" Happy Birthday. "

Teriak semua rekan-rekan kantor merayakan hari ulang tahun Zee.

" Happy 33 ya. " ucap Devi terdengar seperti meledek sambil tak lupa memberi kado.

" Bahagia dan di berkati selalu ya Zee. " ucap Tika sambil memeluk Zee & memberikan kado.

" Di tunggu traktirannya ya. Happy birthday sayang. " celetuk Jean sambil memeluk dan memberikan kado.

" Makasih ya semua. " balas Zee dan tersenyum.

" Zee dapat kado apa dari Bin? " tanya Devi.

Sekilas Zee teringat akan malam dimana dirinya terpeleset dan terjatuh saat hujan sedang deras-derasnya di jalan raya dekat tempatnya janji bertemu dengan pria yang di sebut calon suami masa depannya di sebuah restaurant Ok Love favorite mereka.

Di saat sedang menikmati makan malamnya bersama Bin, lalu tiba-tiba ibunya Bin datang dan menampar pipi kanan Zee dengan kerasnya hingga membuat pipinya seperti terbakar.

" Mama! " teriak Bin ke arah ibunya sambil menahannya agar tak melakukan hal yang lebih buruk kepada Zee.

" Binsyam, sudah berapa kali mama bilang jauhi dia. Harus berapa kali mama pinta akhiri hubungan kalian ini. " teriaknya ke arah Bin sambil melirik dengan tatapan penuh kemarahan kepada Zee.

Matcha, Love an AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang