Naya sedang berada dikantin sambil memakan makanan dihadapkanya tanpa nafsu, matanya memandang lurus ke arah depan dengan kosong. Pikirannya berkecamuk.
Transmigrasi?
Masa iya, ia bertransmigrasi. Tapi kenyataannya, itulah yang terjadi padanya saat ini. Bangun-bangun ia mendapati dirinya sendiri berada dikantin sekolah, S-E-K-O-L-A-H.
Padahal seingatnya, ia sedang disibukkan oleh deadline kantor, namun kenapa tiba-tiba Naya berada ditubuh mungil seorang gadis SMA yang tertidur dikantin sekolah.Bukankah Transmigrasi dinovel-novel seseorang harus mati dahulu, atau minimal kecelakaan lah. Tapi Naya? Ia tidak mengalami kejadian itu, Naya sedang disibukkan tumpukan berkas yang menggunung. Memejamkan matanya sebentar karna perih lalu membukanya, bukannya layar komputer yang ia dapati, malah sepiring nasi goreng dengan wangi enak dihadapkan wajahnya.
Karna kepalang tanggung, Naya makan saja nasi gorengnya. Lagian ia yakin, nasi goreng itu adalah milik tubuh yang sedang ia tempati. Seperti di novel kebanyakan, Naya juga mendapatkan ingatan dari tubuh ini. Banyak sekali hingga kepala Naya mau pecah rasanya.
Menggeleng pelan, Naya kembali menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. Tubuh ini memiliki nama Savira N D'archery, nama yang bagus pikir Naya seraya mengangguk-anguk. Harusnya ia memanggil dirinya dengan Savira mulai sekarang?
Setelah berkurat dengan pikirannya sambil memakan nasi goreng, tak terasa nasi dihadapan nya tundas tak tersisa. Naya mengambil jus jeruk dihadapanya dan meminumnya, matanya bergerak ke sekeliling. Melihat banyak murid yang memasuki kantin dengan semangat, pandangan nya menajam melihat sekelompok murid yang dijuluki Most Wanted itu. Setelah menemukan seseorang yang ia cari, Naya berdecak.
"Ga ganteng amat, si Vira napa bisa kesemsem sih?," Julid Naya dalam hati, kemudian matanya menangkap seorang gadis yang berjalan kearah sekumpulan orang narsis [ kata Naya ] dan bergelayut manja dilengan lelaki yang ia ketahui sebagai pacar dari tubuh ini. Savira.
"Cantikan juga Savira kali, nih si Geon buta apa gimana," Decak Naya kembali tentunya dalam hati, bisik-bisik dari anak kantin pun mulai terdengar.
'Pasti sebentar lagi Savira bakalan labrak Dea'
'Kelakuannya serampangan sih, mana mau Geon sama dia'
'Kalo gue jadi Savira wajar sih ngelabrak Dea, kan Geon pacarnya.'
'Biar ajalah, masalah mereka juga'
'Bentar lagi perang euyy'
Dan masih banyak lagi, Naya mengorek kuping nya dengan pelan. Gila, ni murid lambe turah semua apa gimana?.
Naya mengelus dadanya dengan pelan. "Oke, jangan ganggu siapapun. Hidup tenang, gue bahagia." Ucap Naya pelan.
Naya bahkan melupakan tidak masuk akalnya ia yang tersesat diraga Savira. Kembali menjadi gadis SMA tidaklah buruk, dikehidupan sebelum nya juga ia hanyalah yatim-piatu. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kecuali jiwa dari raga yang ia tempati sekarang. Savira asli, kemana gadis itu? Apakah jiwa mereka tertukar?.
Brukk.
Mengerjapkan matanya pelan, ia memandang kearah gadis ah- Dea yang tersungkur dihadapanya nya, jauh 3 meter dihadapanya. Tak lama teriakan dan suara langkah kaki menuju kearah gadis itu, Geon. Ia membantu Dea berdiri, terlihat siku nya mengeluarkan darah walau sedikit.
Sementara Naya diam mematung menatap kejadian itu, bukan. Bukan cemburu yang ia rasakan melihat Geon membantu Dea, tapi ia sedang bengong karna mengantuk.
Tiba-tiba, seseorang mencengkram tangannya kuat. Geon, lelaki itu menatap Naya tajam. Sedangkan Naya, ia menatap bingung kearah lelaki itu.
"Paan?," Tanya Naya, sontak pertanyaan itu membuat Geon mengeraskan rahangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya's soul transfer [ ON GOING ]
Ficción GeneralBaca aja, belum kepikiran desc 😼