Chapter 1 : Sekolah baru

99 3 0
                                    

KRIIIIIINNNGGG suara jam beker yang berada tepat di sebelah kanan tempat tidurku berbunyi kencang, seperti biasa aku terbangun untuk mematikan jam beker itu kemudian tanpa sadar kembali tidur. Dalam tidurku aku bermimpi. Aku berada di sebuah sekolah kemudian aku bertemu sesosok wanita cantik aku tidak tahu persis siapa wanita itu tapi saat aku melihatnya aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku. Jantungku berdegup kencang hingga kemudian BYUURRR "REENDDII AYO BANGUN KAMU UDAH TELAAT" sebuah teriakan kencang membuatku terbangun. "Huwaahh.. dingiin buu" teriakku. Ya memang aku bukan anak yang rajin sehingga sering telat masuk sekolah. Aku kemudian mencari kacamataku dan melihat ke jam beker, "Lhailah udah jam 7 kurang 15 menit" aku kemudian bergegas mandi dan bersiap berangkat sekolah tapi sebelum itu aku mencari kaca terdekat. "Hmm.. udah ganteng" kataku sambil tersenyum, rambutku pendek dan klimis, kacamata menghiasi wajahku, baju rapi dengan dasi, celana naik seperut, kaos kaki tinggi dan sepatu hitam. Setelah selesai aku pun mengambil sepeda dan bergegas ke sekolah. Oh iya aku adalah anak pindahan dari desa, sekolahku yang berada di desa merekomendasikan aku untuk masuk ke sekolah baru karena kemampuanku yang cukup baik. Dalam perjalanan aku melihat sekitar sambil mengingat jalan pulang, di situ aku melihat seorang wanita naik ke mobilnya dengan terburu-buru sehingga dompetnya terjatuh. Akupun menghampiri dompet itu dan mengambilnya. Namun, mobil itu sudah berjalan kencang, saat aku melihat dengan teliti ternyata dia berseragam sama dengan diriku. Akupun segera bergegas mengikuti mobil itu.

Sesampainya di sekolah aku memarkir sepedaku kemudian melihat sekolah baruku "waaaaaaaa... besar sekali" kataku dalam hati, sekolahnya bersih, semua tertata rapi dan terlihat luas. Di tengah lamunanku aku kemudian sadar dan berlari menuju parkiran mobil untuk mengembalikan dompet milik wanita tadi. "Duh dimana ya mobilnya" kataku bingung mencari. "Hmm.. itu dia!" Teriakku. "Heyy kaakk.." aku memanggilnya. Dia kemudian menghampiriku dengan wajah bingung "umm.. tadi memanggilku?" Tanyanya lembut. "Iya kak ini dompet kakak tadi jatuh kebetulan saya lewat" kataku dengan logat desa. Dia pun tersenyum "ah terima kasih.. oh iya kamu murid baru kan? Kita sekelas loh jadi gak usah panggil kakak ya" dia kemudian menjabat tangan ku "ummm.. nama aku viona.. kita satu kelas di kelas 11 mipa 1". Tiba-tiba aku merasakan hal yang aneh, dadaku berdegup kencang, tanganku bergetar "umm.. ummm... n-na-nama s-ss-sa-ya Rendi". Baru pertama kali ini ada seorang wanita cantik berjabat tangan dan berbicara ramah padaku. Aku merasakan diriku terbang melewati indahnya cakrawala namun lamunanku terhenti karena viona menarik tanganku. "Ee-eehh..... aduh mbak saya mau di bawa kemana?" Kataku. "Kita udah telat ayuk ntar dimarahin guru loh" kata viona sambil berlari menarik tanganku.

Setelah sampai di kelas viona masuk dan duduk di tempat duduknya sementara aku berdiri di depan untuk memperkenalkan diri. "Nah anak anak ini ada murid baru di sekolah kita.. dia pindahan dari desa tapi dia pintar sekali" kata seorang guru yang sedang mengajar saat itu. Akupun masuk dan berdiri di depan kemudian memperkenalkan diriku "anu.. selamat pagi teman-teman, nama saya Rendi, saya tinggal di jalan setiabudi nomer 69, salam kenal teman-tema-". Namun, ada seorang lelaki yang memotong pembicaraanku "dasar anak kampung udah buruan duduk capek mata gue liat muka lu disitu" kata lelaki itu. Dengan tegas guru pun menegurnya "heh.. Aldi tolong dijaga cara bicara kamu itu". Aku pun tertunduk malu dan berjalan menuju tempat dudukku.

Saat jam istirahat ada 2 laki-laki menghampiriku. "Hey.. bro.. gue boy ini temen gue aldo, tadi gue liat lu jalan sama viona ya ke kelas?. Gila bro lu beruntung banget" katanya semangat. "Loh kok beruntung kenapa mas boy?" Tanyaku bingung. "Jangan panggil mas.. boy aja.. lu panggil gue kaya gitu jadi risih gue hehe...". "Pffttt mas boy.. hey mas boy ajakin eike jalan dong.. godain eikeeeee" ejek si aldo sambil tertawa. "Apa sih lu do... jadi gini ren.. si viona itu bapaknya adalah yang punya sekolah ini.. terus si viona itu cewe yang sering di kejar-kejar di sekolah ini karena udah cantik, baik, pinter, beehh idaman deh bro. Tapi bro.. si viona itu pacar si Aldi.. ga tau juga gue bro kenapa si viona bisa pacaran sama orang kaya gitu" kata boy melanjutkan. "Oh gitu toh boy.. ya udah deh saya ga akan deket deket viona lagi" kataku sambil tertunduk. Saat itu aku baru sadar. Perempuan bernama viona mirip sekali dengan wanuta yang ada di mimpiku. Tapi apa daya status sosial kita berbeda tidak mungkin aku bisa dekat dengannya. Di sela-sela lamunanku aku dikejutkan dengan suara viona "eh rendi.. makasih ya udah temuin dompet aku" katanya sambil memberikan beberapa uang kepadaku. "Eh ndak usah mbak saya ikhlas kok mbak hehe" kataku gugup.

Sekolah telah usai. Aku pun keluar dari sekolah sambil menuntun sepeda tua ku dan kembali pulang. Karena lelah dan panas aku memutuskan untuk istirahat sejenak, sebuah mobil lewat di depanku dan berhenti. "Kok kaya mobil viona" gumamku. Ternyata dugaanku benar viona turun dari mobil itu dan menyapaku "eh rendi kok duduk di situ?". "eh iya mbak viona saya lagi istirahat bentar.. capek dorong sepeda mbak hehe" kataku sambil mengusap keringatku. "Hmm gini aja deh mulai besok kamu mending barengan sama aku rumah kita kan deket.. gimana mau?? Terus kita kan sekelas.. panggil aja viona" Akupun kemudian terjebak dalam lamunan lagi. Waahh bidadari cantik mau mengajaku pulang pergi bersama. "Eh tapi mbak eh viona apa boleh?" Tanyaku ragu. "Iya boleh papa aku justru suruh aku kemarin. Katanya suruh ajak bareng anak baru yang mau masuk sekolah gitu" katanya meyakinkan. "Tapi viona kalo ketauan sama mas Aldi gimana?" Keraguanku kembali muncul. "Hmmm" viona kemudan berjalan ke arahku dan duduk di sampingku "sebenernya aku ga suka sama Aldi tapi orang tua aku sama orang tua Aldi setuju buat jodohin kita berdua" katanya sedih. "Loh viona ndak bisa gitu dong kan viona sendiri ndak nyaman kalau dipaksain nanti kasian vionanya" kataku tanpa sada sambil mengelus bahu viona. Tiba-tiba viona melihatku. "Eh maaf.." kataku sambil dengan cepat menundukan kepalaku karena malu. "Haha gapapa kok ren.. ya udah aku mau pulang dulu yaa sampai jumpa besok ya ren" katanya sambil kembali masuk ke mobilnya. "Iya viona" aku melambaikan tanganku dan kembali ke rumah.

Keesokan harinya aku bangun lebih cepat dari biasanya sampai-sampai ibu kaget "lho ren tumben bangun pagi". "Iya bu lha saya mau dijemput mbak viona" kataku sambil meringis. "Hmmm anak ibu udah tau cinta-cintaan nih" ledek ibuku. "Apa to ibu ini ga mungkin saya kok pacaran sama viona. Beda jauh bu.. mbak viona itu dari keluarga orang kaya bu lah saya kan dari keluarga sederhana" kataku putus asa. "Hmm gini lho ren" ibuku mendekatiku sambil mengelus-elus punggungku "kalau memang sudah jodoh pasti bisa ren.. inget cinta itu tidak kenal materi, cinta itu butuh hati yang ikhlas dan sederhana.. ibu yakin kamu ini anak yang baik, ibu yakin pasti bisa kok ren" kata ibuku menyemangati. "Iya deh bu eh itu mbak vionanya dateng rendi berangkat dulu ya bu" kataku sambil mencium tangan ibu dan pergi sekolah.

Last Night Good NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang