00

530 88 103
                                    

Pencet ⭐dulu yak teman habis itu baru baca, biar Mbull semangat ngarang ceritanya :)



Happy reading🙂





🥀

"Abang... Abang.... Liat ini... Ujel dapat capung."

Bocah laki laki berusia empat tahun berlari kearah abangnya dengan riang, karna senang mendapatkan seekor capung.

"Luzel jangan lari-lari nanti jatuh!" Sahut seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang sedang memilih botol bekas untuk dijual.

Kedua bocah bersaudara itu adalah anak Yatim-piatu mereka berdua hidup bersama dengan nenek mereka yang sedang sakit, ibu mereka meninggal setelah melahirkan Luzel sedang ayah mereka meninggal karna penyakit jantung lima bulan yang lalu. Neo dipaksa oleh keadaan untuk menjadi dewasa sebelum waktunya.

"Bang... Abang... Ayo kita pulang, Ujel mau kasih liat capung ke nenek."

"Mending capungnya dilepas aja ya dek, kasian capungnya kesakitan, sayapnya Luzel pegang terus."

"Nggg... Tapi... Tapi Ujel mau kasih liat capungnya ke nenek." Ujarnya dengan raut wajah sedih.

Neo tersenyum hangat menatap adiknya yang sedih karna dirinya malah menyuruh adiknya untuk melepaskan capung yang di dapat.

"Luzel gak mau kan capungnya mati?" Tanya Neo dengan lembut.

Luzel menggeleng pelan sambil menunduk sedih "Ujel gak mau capungnya mati."

Neo mengelus pucuk kepala adiknya itu dengan lembut "Luzel masih ingat gak kalo Abang pernah bilang semua makhluk hidup itu juga punya keluarga?"

Bocah empat tahun itu mengangguk "Iya Ujel ingat, jadi capungnya juga punya ayah sama ibu ya bang?" Tanyanya polos.

"Iya, sama kayak Luzel dan Abang yang masih punya nenek yang jadi keluarga."

Luzel tersenyum mendengar perkataan abangnya, bocah itu akhirnya melepas capung yang dia dapat.

"Dadahhh... Capung... Hati-hati di jalan ya..." teriak Luzel yang melambaikan tangan melihat capung yang dia lepas terbang menjauh.

"Nah sekarang kita jual botol botol ini trus pulang."

Luzel mengangguk senang, dia dan abangnya lalu pergi ke tempat penjual botol bekas.

"NEO!!" teriak seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Neo.

Anak itu bernama Arya Wiguna yang juga seorang yatim-piatu dia hanya tinggal sebatang kara, nenek Neo seringkali menawarkan Arya untuk tinggal bersama mereka tapi Arya menolak karna tak ingin merepotkan neneknya Neo. Orang tua Arya meninggal karna kecelakaan.

Neo dan Luzel menoleh ke arah anak yang berteriak memanggil nama Neo.

Neo menghela napas pelan "ada apa?" Tanya Neo.

"Mau kemana?" Tanya anak itu.

"Jual botol bekas, habis itu pulang." jawab Neo.

"Bareng yuk aku juga mau jual botol bekas."

Neo mengangguk lalu ketiga anak yatim-piatu itu pergi bersama menjual botol bekas.





Neo mengangguk lalu ketiga anak yatim-piatu itu pergi bersama menjual botol bekas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~Bersambung~~~

Jika kalian suka dengan karangan saya silahkan vote, komen, share and follow akun WP saya :), jangan lupa juga untuk vote WP saya yang lainnya ya :)

Salam hangat
Wulandari pratama🌹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang