LATAR TAHUN 1996
Dua calon ibu yang bersaudara beda ibu dan ayah kini sama - sama sedang mengandung.
Ibu Airin dan Ibu Tifani kini sedang bercengkeramah di ruang teras salah satu rumah dari keduanya.
"Mules mulu gue Rin. Mana mas Onge nggak pulang - pulang tugas. Kejelasan kek pulangnya kapan gitu kan enak" Ucap Tifani mendumel.
"Namanya juga lagi hamil beb ya biasa kalo mules mah. Suami gue noh pulang dari luar negeri cuman tuker koper ama parkir burung" Jawab Airin sembari melucu.
Dua calon ibu - ibu ini memang otaknya agak separuh miring, mohon maklum.
"Perkiraan kapan Rin?" Tanya Tifani.
"Seminggu lagi harusnya. Ini sih prediksi lahiran sendiri kalo sampe suami gua ada rapat PBB kaga jelas"
"Gue juga 10 hari lagi. Kalo lo duluan ntar gue temenin lahiran, ok?" Gelak tawa kini terdengar renyah disusul oleh sahutan petir.
"Masuk ah yuk. Lu mau kerumah gue atau gimana?" Tanya Airin.
"Balik aja. Belum ngambilin pakaian kering di jemuran atas. Makasih Rin tehnya, pulang dulu" Tifani bergegas pulang.
Rumah Tifani dan Airin hanya berbatas pagar mini penghubung. Sangat dekat bukan?
Kini Tifani duduk sembari menonton TV di ruang keluarga, tangannya menggendong camilan kue bawang.
Hujan disertai petir di luar rumah sungguh menyeramkan.
Airin lebih memilih membaca buku resep daripada harus menonton acara TV yang semakin hari tidak jelas.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Malam telah datang, jalanan juga masih basah.
"Mbak malam ini nggak usah masak ya. Pengen sate mbak, tolong beliin ya" Kata Airin pada Mbak Joy.
Mbak Joy ini memang membantu pekerjaan rumah sedari dia masih SMA di keluarga Airin. Ibunya lebih dulu ikut bekerja dan sekarang beliau memilih tinggal bersama ibu Airin di luar kota.
"Baik. Mbak Tiff dibelikan juga?" Tawar si Joy.
"Coba tanyain. Ketuk rumahnya barangkali ada yang dititip. Dia kan nggak ada yang bantuin di rumah" Tutur Airin.
Mbak Joy menerima uang dari Airin dan melangkah keluar menuju rumah Tifani.
TokTokTok
"Iya tunggu" Tifani menyahut dan berjalan ke arah pintu.
CEKLEK
"Eh Mbak Joy, ada apa mbak?" Tanya Tifani.
"Mbak aku mau beliin sate Mbak Airin. Kamu mau nggak? Atau ada barang yang dititip?" Tanya si Joy.
"Aku mau Ketoprak aja deh. Bawa kerumah Airin aja ya. Aku makan disana aja. Uangnya ada?"
"Ada mbak. Aku berangkat dulu ya" Joy kembali menutup pagar dan menjalankan sepeda ontelnya.
Malam ini udaranya sedikit dingin bekas hujan tadi siang.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Kini Joy, Airin dan Tifani pun sudah selesai makan. Mereka kekenyangan.
"Ini Ketoprak porsi kuli apa ya?" Omel Tifani.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU 🔞
Fanfiction🔞🔞🔞🔞 MASIH BAYI DILARANG MASUK "Aku tahu ini dosa tapi ini tidak mudah kulepaskan" Batin Jenandra. Baginya Dayana adalah sebuah candu. Baginya Dayana adalah obat. Dayana adalah kesalahan ternikmat.