I

1K 111 9
                                    

suara derap langkah kaki beserta ketukan sepatu terdengar di koridor sekolah. diiringi suara suara samar dari para pelajar yang entah membiacarakan apa. namun tidak mengganggu pemuda tinggi yang sedang berjalan ke kelas nya. disumpal dengan aerphone dan kacamata hitam bulat, yang membuat nya berkesan anak biasa yang sama sekali tidak mempengaruhi atensi pelajar, terutama murid perempuan—yang berarti dirinya tidak sama sekali menarik.

beda lagi dengan omega yang sekarang sekarang sedang dikagumi satu sekolah. pemuda manis sejuta kemanisan yang hinggap di wajah mungil nya. tidak luput dari atensi para alpha, beta maupun omega. para alpha yang ingin sekali si manis menjadi miliknya seorang. para beta yang ingin menjadi teman atau bahkan sahabat yang memanfaatkan popularitas si manis. atau para omega yang ingin tau cara tips menjadi cantik, seperti si manis.

tidak banyak pula yang menaruh ke iri an pada si manis. terutama omega perempuan. sebagai perempuan mereka merasa seperti terinjak akan harga diri mereka. lelaki lebih cantik dari perempuan. sangat tidak masuk akal bagi mereka.

tidak sedikit pula mereka juga berniat berusaha menjatuhkan si manis dengan seribu satu cara untuk menghapus nama si manis dari otak pengikut nya.

tak sedikit pula para pelajar yang tidak memperdulikan si manis. terutama pemuda tinggi yang bernama tag choi soobin. alpha biasa yang sangat tidak menonjol di muka sekolah. namun pemuda itu seolah tidak memperdulikan sekitar, pemuda itu acuh. asal tidak mencampuri urusan kehidupan pemuda itu.

dengan langkah lebar nya pemuda itu masuk kelas dan menuju kursi belakang, dekat jendela. menghadap jelas ke arah lapangan. hingga soobin bisa melihat beberapa anak ataupun adik kelas nya sedang melakukan olahraga rutin.

tak luput pula soobin melihat murid sebaya nya yang akhir-akhir ini disebut —si manis.

surai rambut berwarna pink soft, bibir tebal namun mungil—bagi soobin— membuatnya terlihat menggunggah hasrat para alpha, tentunya termasuk dirinya. terlihat menggemaskan jika si manis berada di tengah tengah kerumunan para murid. terlihat kecil sekali.

kadang soobin berfikir, jika saja ia bisa berdoa memohon kepada moon goddess untuk menjodohkan dirinya dengan si manis, maka ia sangat berterimakasih dan akan berjanji selalu taat kepadanya. namun saran yang tumbul dari otak nya, segera ia enyah. dirinya tau, dewi bulan sudah menyiapkan jodoh terbaik untuk nya. dan itu entah kapan akan datang. sebagai anak yang baik, soobin berusaha bersabar kedatangan sang belahan jiwa.

tanda dipundak nya juga sudah terlihat semakin jelas dari bulan ke bulan, yang berarti sang mate semakin dekat dengan dirinya. tapi soobin tetap diam diri. bukan berarti dirinya tidak peduli dengan sang mate, hanya saja sikap dirinya yang membuat terbatas untuk mencari sang mate.

soobin memilih bersabar dan berdoa kepada moon goddess daripada mencari yang dapat menimbul kecurigaan teman kelas nya. tak jauh dari khawatir ketika dirinya merasakan panas pada pundak nya. tolong bersabarlah. sekuat hati soobin tidak bertindak yang menimbul kecurigaan.

suara bell tanda masuk tidak membuat soobin kaget, karna dirinya sibuk mendengarkan alunan musik klise dengan aerphone. ketika guru masuk, baru soobin segera mengambil aerphone di telinganya dan manaruh nya di kolong meja. pelajaran dimulai.

.
.

"yeonjun-ah aku bagian print saja ya" kalimat yang sangat yeonjun hapal. tak pernah absen mendengar kalimat itu ketika ada tugas perkelompok membuat makalah dan sebagainya. dan membuat yeonjun berkali-kali mengangguk malas.

"cepatlah sedikit, tenggatnya hari lusa. kau jika terlambat namamu tidak akan aku tulis di daftar kelompok" ancaman sangat sederhana bagi lawan bicara.

"tenang saja, serahkan semuanya pada ku" pemuda kulit putih itu tersenyum manis untuk membuat surai pink mengendurkan rasa kesal nya yang hinggal di lubuk hati.

"hmn" yeonjun membalas malas. malas karna lelah membuat rangkaian kalimat juga usulan tugas dari lawan bicara nya.

bell pulang sudah terdengar sedari tadi. 15 menit yang lalu. namun pemuda manis itu tidak kunjung pulang, karna apalagi jika bukan tugas?. yeonjun buru buru menggendong tas nya di pundak dan berjalan tergesa gesa di koridor sekolah tanpa memperdulikan beberapa anak murid—yang belum pulang—mengangumi wajah cantik nya. lagi lagi yeonjun mendesah lelah di dalam hati.

mereka hanya mengagumi wajah nya, bukan dirinya. beberapa teman bahkan sudah yeonjun ketahui mereka hanya memanfaatkan popularitas dirinya untuk menunjukan,

'hai, aku temannya yeonjun'
'aku dekat dengan nya'
'yeonjun sangat baik, bahkan tak jarang pula dia membelanjakan kami beberapa barang'
'yeonjun adalah temanku, dan akan selalu begitu'
'yeonjun bahkan memberi kami tips bagaimana menjadi cantik seperti dia'

bullshit.

bayang-bayang kalimat tidak berhenti berputar di kepala yeonjun. jika ini dunia ini di magical mungkin yeonjun bisa melihat kalimat yang berputar-putar cantik mengelilingi kepalanya.

tanpa sadar yeonjun menabrak seseorang. atau mungkin barang? karna rasanya yang ia tabrak sangat keras. namun lagi-lagi ia termenung dengan kehadiran sesosok pemuda di hadapan nya. pemuda tinggi berkacamata. terdapat yeonjun lihat, rahang tegas, alis yang menukik tajam di masing-masing ujung, dan mata itu sangat tajam. 'seorang alpha? tapi kenapa aku jarang melihatnya?'

jika tidak di tatap intens dengan mata telanjang, pemuda di hadapannya terkesan sangat monoton. penampilan khas anak cupu. namun entah mengapa yeonjun merasakan hal beda dengan yang lain. yeonjun seperti merasa dirinya sangat di dominasi oleh sosok di depannya. seolah-olah 'tunduk, atau kau akan kuhancurkan' oh tolong, enyahkan pikiran kotor ini.

dan yeonjun tersadar, dirinya menabrak dada bidang pemuda itu. jangan salahkan dirinya ketika tangan lentik yeonjun tidak sengaja menyentuh di bawah dada itu. sixpack? atau lebih ya..? yeonjun bergumam seorang diri.

"eh, kau baik baik saja?" suara berat menyahut mengembalikan kesadaran yeonjun dan memusatkan atensi nya pada lawan bicara. yeonjun juga mendapat tangan besar melebihi tangan mungil nya di hadapannya.

"ku bantu?" sadar yeonjun tidak menjawab, pemuda itu kembali menyadarkannya.

"a-ah iiya" segera tangan kecil nya menggapai dan menggenggam tangan besar berurat itu.

yeonjun dapat merasakan tanganya sangat hangat ketika di genggam. seolah-olah dirinya mendapatkan rumah yang bergitu asri dan indah. sangat cocok dan pas. dan yeonjun tidak ingin melewati kesempatan ini. merekam rasa hangat di tangannya di kepala untuk di jadian alarm ketika masa itu datang.

"kau tak apa? maaf aku tidak memperhatikan jalan, apalagi membuatmu jatuh gara-garaku" melepas tautan tangan dan dengan ramah pemuda tinggi itu membungkuk sedikit dengan menunduk sedikit. hingga sejajar dengan kepala yeonjun.

tersadar akan jarak ketika pemuda itu membungkuk, yeonjun mundur selangkah, "aku baik-baik saja. terimakasih sudah membantuku" memberi kesan baik, yeonjun memamerkan senyum indahnya,

membuat pemuda di hadapan nya terpana sampai-sampai lupa caranya bernafas, "ah ha ha iya, tidak masalah. sudah keharusanku menolong mu, karna itu juga kesalahan ku" pemuda itu senyum canggung dan tertawa hambar—sedikit salah tingkah—yang kentara bagi yeonjun.

"baiklah, maaf aku terburu buru, karna hari sudah semakin petang, jadi aku harus pulang" pemuda tinggi melihat ke arah langit menunjukan kepada lawan bicara,

yeonjun mengikuti pandangan pemuda itu, "ah ya silahkan. maafkan aku juga karna tidak sempat melihat mu berjalan dan tadi aku berjalan terkesan terburu-buru juga, sekali lagi maafkan aku" tak kalah ramah juga yeonjun membungkuk membuat pemuda tinggi itu tersenyun menawan.

dan kali ini yeonjun lupa akan cara bernafas dengan normal.

"baiklah, aku duluan. sampai jumpa dilain waktu" pemuda tinggi itu tersenyum menampilkan lubang cacat di pipinya. dan tidak sadar pula pemuda itu mengacak surai yeonjun lalu pergi berlalu tanpa merasa bersalah.

dan lagi lagi yeonjun terdiam melihat kilasan tindakan pemuda itu. bukan rambut nya yang teracak, namun hati nya.

















tbc.

jangan lupa membari support dengan cara votment, trims.

Lie Behind | SoojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang