001- Awal Terjadinya Jugun Ianfu

602 27 2
                                    

Pada masa itu, Indonesia dalam kondisi yang sangat miskin, hingga masyarakat sulit makan. Awal penjajahan Jepang di Indonesia, kehidupan para jugun ianfu sebenarnya sudah terjamin, mulai dari makanan bergizi, obat-obatan, dan lain-lain.

Pada 1943, persediaan makanan menurun dan menyebabkan pemerintah Jepang melakukan penjatahan yang cukup ketat untuk jugun ianfu Indonesia. hal ini mengakibatkan penyiksaan terhadap para jugun ianfu, baik secara fisik maupun psikologis.

Diperkirakan ada lebih dari 40 rumah hiburan yang didirikan oleh Jepang di Indonesia, dan perempuan jugun ianfu Indonesia ini dikumpulkan dengan penjagaan militer yang cukup ketat.

Para jugun ianfu harus menunggu tamu dan dipaksa menjadi budak seks. meski melayani hampir setiap hari, para jugun ianfu tidak pernah dibayar. banyak tamu yang memperlakukan jugun ianfu dengan kasar dan tidak manusiawi.

Banyak jugun ianfu yang akhirnya sakit baik secara fisik maupun mental. mereka harus melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit dan menjalani pengobatan. jika ada jugun ianfu yang hamil, maka mereka harus menggugurkan kandungannya.

Pada 1945, seusai Jepang angkat kaki dari Indonesia, mereka melepaskan para jugun ianfu. ada beberapa yang dikembalikan ke wilayah asalnya masing-masing, namun tidak sedikit pula yang berada jauh dari tempat asal mereka.

Jugun ianfu ditelantarkan dalam keadaan menyedihkan. terdapat beberapa catatan, yang merangkum banyaknya masalah yang dirasakan oleh para jugun ianfu, yang dikemukakan oleh Eka Hindra dan Koichi Kimura:

1. Jugun ianfu, memiliki kesehatan yang benar-benar buruk. Hal itu terjadi karena adanya kekerasan fisik, psikologis, dan seksual yang mereka alami. Sebagian jugun ianfu juga meninggal karena tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai.

2. Trauma berat akibat perbudakan seks yang dilakukan oleh Jepang, yang harus mereka jalani pada usia yang masih benar-benar muda.

3. Adanya tekanan sosial karena masyarakat menganggap mereka bekas pelacur.

4. Tertekan secara psikis.

5. Sebagian besar perempuan jugun ianfu hidup dalam kondisi miskin, karena ditolak bekerja dengan alasan bekas pelacur.

 Sebagian besar perempuan jugun ianfu hidup dalam kondisi miskin, karena ditolak bekerja dengan alasan bekas pelacur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------------------

Gedung Papak📍



Gedung Papak menjadi salah satu bukti adanya praktik perbudakan seks yang dilakukan kolonialisme Jepang. Jejak " jugun ianfu" pada masa pendudukan Jepang, istilah "jugun ianfu" sangat terkenal di telinga beberapa kalangan, terutama para gadis-gadis asli Indonesia waktu itu.

Siapa sangka, Gedung Papak dahulunya adalah rumah bordil yang dihuni para tawanan yaitu gadis-gadis belia yang merupakan warga asli Kabupaten Grobogan. para bunga desa yang malang itu dipaksa untuk memuaskan hasrat seksual tentara Jepang kala itu.

"Kebanyakan wanita yang menjadi korban kekerasan seksual tentara Jepang malu dan menghilang. ada seorang nenek saksi bisu yang menjadi korban budak seksual tentara Jepang. setahun sekali ia datang diantar keluarganya ke Gedung Papak. namanya Elisabeth Sri Sukanti," tutur Sokiran, penjaga Gedung Papak.

Menurut Sokiran, nenek itu kerap menangis dan marah ketika datang ke Gedung Papak. Dengan diantar keluarganya, nenek yang memendam kepedihan itu kemudian menceritakan sejarah kelam gedung tersebut. "Di kamar di Gedung Papak, ia dan gadis lain yang diculik digilir paksa jadi tawanan budak seks tentara Jepang," kata Sokiran.

Gedung Papak dibangun tahun 1919 sebagai markas besar tentara Belanda. gedung tersebut juga difungsikan sebagai tempat penyiksaan pribumi yang dianggap membangkang aturan pasukan Belanda kala itu. hingga akhirnya Gedung Papak dikuasai oleh tentara Jepang. pada masa itulah Gedung Papak dijadikan rumah bordir yang diisi jugun ianfu atau gadis-gadis pribumi yang dijadikan tawanan budak seks tentara jepang. Mereka digilir saat usia masih belia.perkembangannya, setelah tentara Jepang hengkang dari Indonesia pada 1953, gedung Papak diambil alih Perum Perhutani sebagai rumah dinas Administratur KPH Gundih. sejak itu, Gedung Papak belum pernah dipugar.

Saat itu juga ada kejadian tragis, satu keluarga Administratur KPH Gundih meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. setelah itu, Gedung Papak tidak difungsikan lagi dan hanya dilestarikan.

Konon, Gedung Papak memiliki penjara bawah tanah peninggalan tentara Belanda yang dijadikan sebagai tempat penyiksaan pribumi.
Sri Sukanti meninggal dunia
Elisabeth Sri Sukanti adalah saksi bisu kekejaman tentara Jepang di Gedung Papak. Sri Sukanti dipaksa menjadi jugun ianfu atau korban perbudakan seks tentara Jepang saat itu. Sri Sukanti adalah jugun ianfu termuda. Saat itu dia baru berusia 9 tahun dan dipaksa menjadi jugun ianfu sekitar tahun 1942-1945. Sri Sukanti disebut-sebut sebagai jugun ianfu termuda se-Asia Tenggara.
Sri Sukanti meninggal dunia di Kota Salatiga pada Rabu (20/12/2017) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Jenazah Sri Sukanti dimakamkan di Pemakaman Umum, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jateng.

 Jenazah Sri Sukanti dimakamkan di Pemakaman Umum, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jateng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar Gedung Papak Saksi Bisu Jugun Ianfu

Gambar Gedung Papak Saksi Bisu Jugun Ianfu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potret Jugun Ianfu & Dai Nippon masa itu.

Jugun Ianfu "budak sex" Indonesian version (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang