Sekolah telah usai, jam menunjukkan pukul di mana para siswa sudah boleh pulang. Hari ini, Altaf dan kedua sahabatnya—— Ervin dan Aksa, sudah memiliki janji untuk pergi berenang bersama di suatu tempat yang tak jauh dari sekolahnya.
Mereka akan pergi ke sana dengan mengendarai motornya masing-masing. Altaf keluar kelas bersamaan dengan kelima sahabatnya menuju parkiran sekolah. Namun, sebelum ke tujuan aslinya, Altaf berbelok dahulu ke kelas saudara kembarnya.
Saat di sana, banyak siswi yang sudah menatapnya kagum, suka, dan lain sebagainya. Ada juga beberapa dari siswi di kelas Latif yang menyapa Altaf bak sudah kenal, Altaf tak masalah dengan itu, ia tetap membalas sapaan para gadis tersebut.
"Tif!" Panggil Altaf dari pintu depan ruang kelas sebelas ipa tiga. Yang dipanggil hanya merespon dengan gerakan tangan; Seakan disuruh menunggu sebentar.
"Kenapa?" Tanya Latif tatkala baru saja menghampiri Altaf dan teman-temannya.
"Gue mau renang, lo ikut gak?" Latif mengangkat satu alisnya bingung; Tiba-tiba sekali, pikirnya.
"Siapa aja?" Tanyanya sembari menatap teman-temannya.
"Gue, Aksa, sama Ervin aja sih."
"Yang lain gak ikut?" Altaf menggelengkan kepalanya.
"Mau pada ke Bang Yudha, katanya."
"Yaudah, gue gak ikut deh. Mau ke Bang Yudha aja ntar." Jawab Latif yang langsung diiyakan oleh Altaf.
Setelah selesai berbincang dengan saudara kembarnya, ia langsung berangsur menuju parkiran. Berpisah dengan teman-temannya yang tak ikut berenang dengannya, dan mulai mengendarai motornya meninggalkan pekarangan sekolahnya.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan, perjalanannya hanya butuh waktu sepuluh menit, kini mereka sudah tiba di sana. Mereka berjalan ke arah loket setelah memarkirkan motornya.
"Untung sepi, anjir." Seru Aksa saat sudah masuk ke dalam tempat yang mereka tuju.
"Kan, gue bilang juga apa. Gitu lo mau ngajak hari sabtu, anjrit." Ujar Ervin sembari menepuk kepala Aksa. Yang ditepuk hanya mengusap-usap kepalanya.
"Yaudah, ayo ganti dulu deh." Altaf bersuara untuk mengajak kedua temannya itu ganti baju, agar dapat segera masuk ke dalam kolam. Aksa dan Ervin menyetujui ucapan Altaf, mereka mengikuti arah jalan Altaf menuju ruang ganti.
Tiga puluh menit mereka berenang dengan amat serius, sesekali mereka juga tertawa akan lelucon-lelucon yang ada. Belum lagi menertawakan tragedi yang tak mereka sangka-sangka akan terjadi—— Tragedi di mana celana pendek yang tengah Aksa pakai akan lepas dari tubuhnya, entah kenapa bisa seperti itu, untungnya hal itu tak sampai terjadi. Bayangkan saja, bagaimana jika hal itu terjadi? Mungkin, celana pendek Aksa akan menjadi objek lempar-lemparan oleh kedua sahabat laknatnya.
"Hahaha, tolol, anjir. Lo ngiketnya gak kencang apa gimana, sih?" Ujar Ervin yang masih tak bisa berhenti menertawakan tragedi tersebut. Altaf pun sama, ia masih ingin tertawa jika mengingat hal konyol tersebut.
"Udah, anjing. Masih aja dibahas." Ujar Aksa sembari memukul pelan kepala Ervin yang masih terus tertawa.
"Gak bisa, ini harus terus dibahas sampai kapan pun." Ervin tertawa hingga terasa kram pada bagian perutnya, ia memegangi perutnya terus-menerus, namun masih saja ketawa akan hal tersebut.
"Udah-udah, kasian nanti nangis." Ucap Altaf meledek Aksa. Yang diledek tak terima, ia memukul kepala Altaf seperti yang ia lakukan sebelumnya pada Ervin.
"Emang teman anjing!" Ujar Aksa kesal.
"Hahaha, oke-oke, sorry. Kita bahas yang lain aja deh, gimana?" Altaf dan Aksa mengangguk secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERVERSE
FanfictionSatu tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mendambakan seseorang yang bahkan tak pernah melihat perjuanganmu. Namun, Lentera sanggup melakukan itu hingga sang Tuan akhirnya menyadari, bahwa rasa yang Lentera bawa bukan hanya rasa yang hinggap seme...