Love Letter | Blue Letter : 01

7 1 0
                                    

Ku ingin kau melihatku, ku ingin kau memikirkan ku, mau kah kau terus berada di sisiku?

(Suki Dakara - Yuika feat. Ren)

🐾

Gue berani taruhan kalau mayoritas penghuni sekolah ini entah yang terlihat atau pun yang nggak terlihat pasti akan lebih setuju dengan pendapat untuk ukuran seorang perempuan Kiara Kanya Sasmita itu nggak ada manis-manisnya! Tapi itu kan cuma sebatas opini belaka pasti ada yang pro dan ada yang kontra, kalau gue pribadi gue akan memilih untuk nggak setuju sama opini mereka karena menurut gue Kiara Kanya Sasmita itu cewek termanis yang pernah gue temui

Penampilannya tomboi, pembawaan dirinya maskulin belum lagi ditunjang dengan lebam-lebam di kaki dan tangan karena dia punya bakat serta hobi yang bisa disebut cukup unik juga memacu adrenalin. Apa yang manis dari itu? Gue sarankan kalian melihat dari sudut pandang gue tentang Kika, perempuan yang terlihat manis karena gue menyukainya.

Semisal ada yang tanya kok bisa sih, Sat? Awalnya gimana? Akan dengan senang hati gue ceritakan.

Kika memberi kesan yang cukup membekas di awal perjumpaan kami. Kalau nggak salah ingat, siang itu adalah hari terakhir masa orientasi siswa, seluruh peserta didik baru dikasih tantangan oleh senior yang bertugas buat meminta tanda tangan satu perwakilan OSIS dari masing-masing kelas di tingkat XI dan XII. Katanya sih, biar anak baru bisa pada kenal sama kakak-kakak kelasnya padahal menurut gue itu cuma akal-akalan aja biar senior gampang kalau mau cari gebetan baru dari kalangan adik kelas yang bodohnya tradisi itu dilakukan secara turun-temurun dan dapat persetujuan dari pihak sekolah.

Pada saat itu gue memutuskan untuk bergabung dengan Bintang dan Fely mereka adalah teman akrab gue sejak SMP, kebetulan kami sama-sama meneruskan ke sekolah ini dan mengambil jurusan yang sama. Total ada tiga puluh dua tanda tangan yang harus kami dapatkan gue, Bintang dan Fely sudah mengumpulkan sebanyak tiga puluh satu itu artinya kurang tanda tangan satu orang lagi.

Menurut info yang gue dapat kelas yang akan kami datangi ini cuma punya satu orang yang jadi anggota OSIS, nggak kaya kelas lain yang biasanya punya dua atau lebih anak OSIS di kelasnya. Ketika kami sampai depan pintu gue bisa lihat sekitar meja guru sudah ramai dikerumuni anak baru, di tengah-tengah mereka ada satu cowok yang tingginya menjulang sedang meladeni para junior, dari situ gue yakin dia pasti Jovano Yudhistira orang terakhir yang harus kami dapatkan tanda tangannya

Kami bertiga pun memasuki ruang dimana Jovan berada, kelas yang didominasi cowok ini jadi gaduh waktu lihat teman gue yang bernama Fely bagaimana tidak, badan mungil, paras ayu dan innocent jadi wajar saja kalau para cowok teriak-teriak histeris kaya orang sakit jiwa, kelas ini bukan nggak ada perempuan, ada satu siswi cuma kalau gue perhatikan dengan seksama, tampangnya sangar.

"Cantik, namanya siapa?" 

"Bagi nomor telepon dong!" 

"Udah punya pacar belum, dek?" 

Sapaan semacam itu jadi terdengar biasa di telinga karena sebenarnya dari kelas pertama yang kami masuki tadi Fely sudah mendapat perlakuan demikian tapi Fely sendiri lebih memilih diam dan mengabaikan mereka walau gue sebenarnya tahu kalau dia merasa risih.

Gue, Bintang dan Fely membaur jadi satu dengan kerumunan ikut mengantri, giliran gue dan Bintang minta tanda tangan buku kami langsung ditanda tangani tanpa banyak omong, semua berjalan lancar akan tetapi nggak dengan Fely, pada awalnya Jovan terkesan jual mahal nggak mau menanda tangani buku Fely sampai akhirnya kerumunan mulai berkurang dan hanya tinggal Fely disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang