Prolog

87 4 2
                                    

(1980)

     "Phi, ayo kesana. Ada es krim, aku mau kesana!" Gun melompat² kecil sambil menunjuk stan es krim di seberang jalan.
"Hati-hati Gun, jalanannya ramai." Off menghampiri Gun dan memegang tangan kekasihnya.
Setelah mereka membeli es krim, Off mengajak Gun duduk di pinggiran danau.
"Apa Sekarang kau senang?" Gun menengok lalu mengangguk antusias.
"Ya, Gun senang, Phi Off mau meluangkan waktu untuk Gun. Phi Off selalu bekerja, berangkat pagi-pagi sekali, dan Phi pulang ke condo saat larut malam." 

     Off memang seorang pekerja keras, rajin dan selalu tepat waktu. Namun Off tidak sadar bahwa ia terlalu keras bekerja sehingga ia lupa meluangkan waktu untuk Gun, kekasihnya.
"Oh iya Phi, tas Gun tertinggal di kursi taman seberang jalan tadi." Ucapan Gun menyadarkan Off dari lamunannya. "Kau ini ceroboh sekali, akan aku ambilkan."  Gun menahan lengan Off dan beranjak dari tempat duduknya.
"Tidak, Gun ambil sendiri. Phi tunggu disini saja." Gun memberikan es krim nya lalu berlari kecil. Tiba-tiba suara klakson mobil berbunyi nyaring disertai suara benda tertabrak memekakkan telinga.
"TIIIIINN.... Brukk!"

     Off yang sedikit terkejut memutar badannya ke sumber suara, terlihat sebuah mobil melaju pergi dan seseorang tergeletak di pinggir jalan. Off tertegun, lalu berlari setelah menyadari bahwa yang tertabrak adalah Gun.
"Gun, Gun bangun! Bertahanlah Gun. Siapapun tolong panggilkan ambulan!"
Gun membuka matanya perlahan, menangkap bayangan orang yang memangku kepalanya.
"Phi... Off..." Gun tersenyum dan sedikit meringis menahan rasa sakit ditubuhnya. Kepala Gun terus mengeluarkan darah, tapi Off tidak peduli akan pakaiannya yang penuh darah.
"Iya Gun, Phi disini. Kau harus bertahan untukku!"
"Terima... Kasih, Phi Off memberikan hari" terbaik... Untuk Gun. Gun harap... Gun bisa pergi... ke Amerika bersama Phi... Off." Mata Gun terpejam perlahan, dan kepalanya terkulai lemas. "Iya Gun, kau bisa ikut denganku. Tapi tolong bertahanlah, buka matamu!" Off berusaha menggoncang badan Gun, berharap pria kecil itu membuka matanya lagi.

     Sampai di Rumah Sakit, Gun tidak dapat diselamatkan karena pendarahan hebat setelah kecelakaan.
Off terus mondar-mandir menunggu dokter yang menangani Gun keluar dari ruangan. "Bagaimana? Apa Gun tidak apa-apa? Apa Gun sudah sadar?" Dokter terlihat lesu dan menggeleng, "Aku sudah berusaha sebisa mungkin,  tapi Gun terus mengalami pendarahan. Kalau Gun sedikit lebih cepat sampai ke Rumah sakit, mungkin ia masih bisa tertolong."
Off mengepalkan tangan, lalu mencengkeram Jas dokter itu. "Apa maksudmu?! Bukankah kau seorang dokter? Harusnya kau bisa melakukan ini! Tidak. Gun tidak selemah itu! Tidak mungkin ia mati."
Dokter terlihat mengambil sebuah amplop dari saku jas nya, "Maafkan aku Off, aku tidak bisa menyelamatkan Gun. Dan ini, Gun sudah lama minta aku merahasiakan hal ini. Maafkan aku."

     Off membuka amplop perlahan, membaca isi kertas itu lalu menangis menyesali dirinya. Tertulis disana, Gun mengidap penyakit yang juga akan merenggut nyawanya. Off menyesal karena terlalu sibuk dengan karir, hingga ia tidak memiliki banyak waktu bersama dengan Gun. "Ternyata ini sebabnya kau terus memintaku untuk menemanimu. Bodohnya aku terlalu mementingkan pekerjaan" kepala Off penuh dengan suara² Gun mengajak nya jalan-jalan.

("Phi, kau bekerja hari ini? Kapan kau mengajakku berkeliling?" Gun memanyunkan bibirnya, menatap marah pada Off yang tengah sibuk mengancingkan kemeja.
"Gun, hari ini aku tidak bisa. Aku harus menyelesaikan banyak laporan. Tunggu aku mendapatkan liburku, oke?" Off mengusap pelan kepala Gun lalu beranjak pergi.)

     Semakin banyak suara² dan kenangan yang berputar di kepalanya. Ia memukulkan kepala ke meja, melampiaskan kekesalan. Off benar-benar menyesal karna tak bisa menghabiskan waktu untuk Gun kekasihnya.

("Kenapa kau terus mengikuti ku? Bantu aku mencari dasi yang biasa ku pakai bekerja." Gun menghela napas  dan melipat kedua tangannya. "Kau sudah sering janji padaku, tapi kau mengingkarinya terus. Apa pekerjaanmu lebih penting? Lagipula kau sering sekali lembur. Apa permintaanku terlalu sulit?!"
"Gun, aku sibuk. Bisakah kau tak bertingkah seperti anak kecil? Tak bisakah kau berjalan sendiri?!"
"Aku hanya ingin bersamamu! Apa itu salah?!"
"Ya, itu salah. Kalau tingkahmu seperti ini terus, hubungan kita bisa berakhir!")

     Off mengusap rambutnya kasar, meraih botol obat diatas nakas, dan memakan semua nya tanpa sisa. Sedetik kemudian, Off tergeletak dilantai kamarnya.

                                    ~~~             

My Lost Heart (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang