->05

973 121 2
                                    

"ini tas mu"

"Dan ini tas kosong mu" kata seorang pemuda yang memberi tas persegi panjang untuk orang itu

"Kerja yang bagus"

"Hmm"

Pemuda itu mengambil tas hitam yang agak berat dan pergi dari sana, pemuda itu menggunakan topeng jadi tidak ada yang tau pasti siapa dia

Di sebuah minimarket terlihat seorang pemuda yang tengah mengambil dua buah kaleng minuman dan membayar keduanya

Di malam yang dingin ya indo berjalan sendiri menuju rumahnya terdengar suara serine polisi di salah satu gedung yang berada di sebrang jalan

Begitu banyak orang, indo yang terlihat acuh tak acuh hanya berjalan santai menyusuri jalan yang lumayan ramai itu

Indo membuka pintu rumahnya dan mulai menyusuri seisi rumah mencari seseorang

Orang yang ia cari sedang mencuci bekas makannya dan melihat ke arah indo dengan mengerutkan kening

"Kenapa kau menatap ku begitu? Malay"

"Bukan apa apa tapi kau pergi dari siang sampai malam hari, apa saja yang kau lakukan di luar sana? Hmm"

Indo memberi sebotol kaleng Milo yang ia beli tadi

"Aku kerja paruh waktu kau pikir aku membiayai kehidupan ku tanpa uang?"

Malay membuka tutup kaleng itu lalu mengangguk kecil

"Ya kau harus berusaha keras, untung saja aku seorang CEO jadi tak perlu repot-repot bekerja sampai larut"

"CEO yang mengandalkan orang lain, ck"

"Indo..."

"Iya iya maaf"

Mereka berdua meminum minuman mereka

"Hah... Indo kau tau ada orang yang mati mengenaskan di dalam apartemen nya"

"Ya lalu apa hubungannya dengan ku?"

"Astaga buang saja sikap dingin mu itu"

"Hmm"

"Kau tak khawatir kau akan menjadi korban selanjutnya?"

"Hanya Karna rumah ku dekat dengan gedung apartemen yang payah itu? Hmm?"

"Bukan begitu aku hanya memberitahu saja siapa yang tau masa depan"

"Aku tak akan mati percayalah"

"Ya aku percaya btw ... Rumah mu ini cukup besar ya bertingkat lagi mana ada kamar kamar yang terkunci aku jadi tak bisa melihat isinya"

"Aku membeli rumah ini dengan harga murah dan tentu saja aku mengunci kamar kamar tak berpenghuni itu agar aku tak terganggu"

"Ada ada saja kau indo"

"Hmm btw kerja bagus Karna sudah membersihkan rumah ini"

"Tak ada ucapan terima kasih untuk ku?" Kata Malay sambil cemberut

"Huh.. makasih" jawab indo dengan malas

Malay memerhatikan indo, indo memegang tas yang tadi ia bawa malay penasaran apa isinya lalu ia menatap mata indo

"Apa isi tas itu?"

"Bola mata"

"Indo lu psikopat?!"

"Ya kali ku aja takut liat darah apa lagi organ tubuh manusia"

"Kau benar benar tak berubah"

"Aku juga ingin berterima kasih pada uncle Malaka Karna sudah mau merawat ku dulu"

"Sudahlah aku yakin ayah pasti senang melihat kau sehat sehat saja di sini walaupun ia sudah tertidur dengan damai di sana"

"Hmm.. kau benar"

"Btw indo ini untuk mu"
Malay memberikan sebuah amplop yang sangat tebal dan tersenyum tipis

"A... Tak perlu aku akan berusaha sendiri"

"Ambil saja"

"B-baiklah.."
Indo menerima amplop itu dan tersenyum tipis

"Aku akan memberikan nya lagi bulan depan"

"Hmm.. dasar sombong Yaudah aku ke kamar dulu mau tidur kau juga jangan begadang ingat besok sekolah"

Indo memasuki kamarnya lalu menguncinya dan melempar tas persegi panjang itu ke tumpukan tas yang sama di merebahkan tubuhnya di sana dan memecamkan matanya

"Menyebalkan... Harus ku apakan semua uang itu?"

Di sisi lain Malay tengah asik menonton tv sambil memakan cemilan

"Indo... Kau semakin tertutup padaku.." gumam nya di sela sela aktivitas nya

----------------------------------------------------------------

TBC

The Story || CH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang