10 Tahun lalu
Angin kian berhembus melalui celah jendela sebelah kiri rumah tersebut. Dengan mata yang terpejam sembari bersandar gadis itu menautkan tangannya. Terus menerus merapalkan doa. Gadis kecil itu meraung dalam hati mengapa sesak sekali rasanya. Ada apa dengan detak jantungnya? Mengapa degupannya cepat sekali. Pertanda apa ini?
Hembusan napas seseorang kian mendekati gadis kecil tersebut sembari memberikan tepukan di pundaknya menyadarkan gadis kecil itu dari pejaman matanya. Gadis itu pun menoleh kearah hembusan napas tersebut.
"Ada apa bibi?" 3 kata yang keluar dari bibir mungil gadis kecil itu sembari memandang raut wajah panik bibinya.
Gadis kecil itu segera berlari kedepan pintu setelah mendengar ucapan bibinya.
Tidak....tidak mungkin.
***
"Kamu pembawa sial, anak tidak tahu diri."
"Kamu terlalu cengeng, beban hidup kamu tidak lebih besar dibandingkan beban hidup kami."
"Gadis udik, mana pantas berada ditempat ini."
"Dasar gadis rendahan. Sok kecantikan."
Hari demi hari, cacian pedas selalu aku dapatkan. Selalu berdenging hingga membuat otakku bekerja secara spontan melarikan rasa sesak menuju lubuk hatiku terdalam.
Ada apa dengan mereka semua. Apa salahku? Apa?
Halo guys! Ini cerita pertamaku, terkesan amatir memang hehe, sebenernya udah dari lama banget pengen nulis tapi ga tau mau mulai dari mana. Karena memang udah kepengen banget jadi aku salurkan kesini. Tolong koreksi ya kalau didalam penulisan nanti akan banyak typo yang bertebaran. Aku harap kalian suka dengan ceritaku. Jangan lupa klik bintang ya. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Teen Fiction10 Tahun lalu Angin kian berhembus melalui celah jendela sebelah kiri rumah tersebut. Dengan mata yang terpejam sembari bersandar gadis itu menautkan tangannya. Terus menerus merapalkan doa. Gadis kecil itu meraung dalam hati mengapa sesak sekali ra...