"Yoona, jangan mengacuhkanku seperti ini" keluh Henry kemudian
"Kak, bisakah kamu meninggalkan pekerjaanmu sekarang? Jika kamu bisa melakukannya, aku akan tetap tinggal" sahut Han Yoona sembari menatap Henry, dia ingin melihat reaksi apa yang akan di tunjukan kakaknya jika dia meminta itu. Tapi reaksi kakaknya seperti yang dia duga.
Mereka baru saja mengenal sebagai saudara, dalam hati Han Yoona akan terlalu egois jika dia merenggut cita-cita kakaknya
"Kakak, fokuslah dengan pekerjaanmu. Jika kakak tidak sukses, jangan mengakuiku sebagai adikmu di masa depan" lanjut Han Yoona mengancam sembari tersenyum lalu menarik keluar kopernya
"Yoona..." panggil Han Jisung terlihat sangat bersalah
"Jaga Ibu untukku" Ucap Han Yoona lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kedua saudara laki-lakinya itu yang terlihat mengecil dari kaca spion mobil.
"Sejak kapan anda mengawasiku di sini?" Tanya Han Yoona acuh
"Sejak Nona pertama kali datang kesini"
"Jadi anda mengetahui siapa mereka?"
"Saudara tiri dan saudara kembar Anda"
"Lalu kenapa hanya aku yang harus kembali?"
"Karena tidak ada yang mengetahui jika Nona memiliki saudara kembar"
"Kenapa?" Tanya Han Yoona
"Karena jika keluarga mengetahuinya, sudah di pastikan Ibu anda tidak akan bisa melihatnya lagi" terangnya lugas
Pada akhirnya Han Yoona mengetahui alasan kenapa Ayahnya memilih dirinya. Han Yoona tidak lupa menghubungi Ibunya, menjelaskan kepergiannya. Ibunya yang pada awalnya tidak mau menerima itu akhirnya paham dan tidak menuntut lagi setelah Han Yoona berjanji akan tetap menjaga komunikasi dengan Ibunya.
Han yoona kembali ke Negara A tinggal bersama Ayahnya dan melanjutkan Home Schooling disana karena dia tidak siap untuk kembali beradaptasi di lingkungan sekolah.
***
Beberapa tahun kemudian,
Tidak ada bedanya hari ini dan hari-hari sebelumnya, suasana kampus baru Yohanna tetaplah sama kacaunya.
Salah satu Universitas internasional yang muridnya berasal dari beberapa Negara, tapi tetap saja sikap rasis beberapa murid local masih ada.
"Aku dengar ayahnya seorang Bangsawan, tapi dilihat dari segi manapun mereka tidak mirip sama sekali" bisik salah satu murid perempuan yang kini duduk selisih beberapa bangku di depan Yohanna.
"Aku pikir mungkin dia hanya sekedar anaknya, kamu tau kan maksudku?" timpal seorang yang lain sembari tersenyum nakal
"Sugar Baby" kata mereka kompak lalu tertawa lantang
Bukan hal yang baru bagi Yohanna mendengar ejekan teman-temannya sejak dia pindah ke Universitas ini. Status ayahnya memang sulit untuknya bersosialisasi dengan kehidupan pribadi ayahnya.
"Sudah pulang?" sapa James Ayah Yohanna baru saja masuk kedalam rumah
"Ya" responnya malas melangkah masuk kedalam kamarnya tanpa menunggu respon Ayahnya, Yohanna melempar tasnya dengan santai di sebelah tempat tidur lalu merebahkan diri lelah.
Tak lama kemudian terdengar ketukan pada pintu kamar diikuti suara Ayahnya
"Bisakah kita bicara sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PERFECT
Short Story"Lakukan semua yang kamu inginkan, aku yang akan membereskan semua kekacauan yang kamu buat" respon suaminya pelan setelah melihat tempat itu kacau balau akibat perbuatan istri kesayangannya Mendengar ucapan suaminya itu, dia bergidik ngeri. Bahkan...