Chapter 5

1.6K 173 1
                                    

Chapter 5 : Sick?
-
"MARTEEEEEENNN!!!" teriakan cempreng berjenis perempuan itu menggema disebuah mansion besar bernuansa putih gading.

Lebih tepatnya dilantai teratas mansion, seorang gadis berkacamata berkacak pinggang menatap pemuda didepan sana.

Martinus atau kerab disapa Martin, pemuda itu sedang berkumpul bersama teman-temannya di rooftop, namun bukan itu yang menjadi masalahnya. Rooftop yang senantiasa bersih dan rapi kini sudah berubah menjadi berantakan dalam sekejap. Siapa yang tidak marah jika seperti itu.

Rooftop merupakan ruangan terbuka yang diisi oleh sebuah karpet ukuran jumbo untuk bersantai-santai sambil memandangi langit, disana juga didirikan dua buah ayunan, meja kecil, serta rak-rak untuk menyimpan berbagai buku dan barang-barang seperlunya.

Casey, nama gadis berkacamata itu. "Ck, nanti gue beresin kok Cay! Jangan ribet deh." Martin mendengus, gadis itu sungguh mengganggu waktu bersantainya.

"Awas lo kalau gak rapi lagi, gue cincang jadiin soup!" ancamnya dengan mata memicing, setelah itu Casey pun pergi menuruni rooftop dan kembali ke kamarnya.

"Psst.. itu saudaranya Marten? Galak bener, ngeri gue." salah satu teman Martin berbisik dengan pemuda disebelahnya. Reylan namanya.

Sedangkan pemuda yang dibisiki mengangguk setuju, dirinya juga merasa ngeri tadi, meskipun Casey tidak membentak mereka tetap saja aura gadis itu sedikit ... berbeda?

"Gak usah bisik-bisik, gue denger." setelah mengatakan itu Martin langsung mendapatkan tatapan horor dari kedua pemuda tadi. Setajam apa telinga Martin ini, pikir mereka.

"Oh iya, by the way kita jadi pindah ke SMA Biantara?" Rafael bertanya. Martin mengalihkan tatapannya saat mendengar kalimat Rafael. Pemuda itu sedikit berfikir sebelum membuka suara.

"Emm.. maybe, nanti gue tanya sama Cay." katanya setelah beberapa sekon.

Kening Reylan berkerut, "kenapa harus tanya sama dia?"

"Cay juga bakal pindah kesana, jadi gak ada salahnya kan kalau barengan aja?" mendengar itu kedua pemuda itu hanya mengangguk paham. 

Keesokan harinya keempat remaja itu--termasuk Casey, turun dari masing-masing kendaraannya. Mereka berjalan memasuki lobby sekolah dengan dihiasi oleh suara bisikan netizen.

Murid baru ya?

Yang tengah ganteng bangettt!!!

Mereka yang katanya The Angel's itu ya?

Oh my god! Demi apa The Angel's sekolah disini??

The Angel's?

Eh tapi, yang cewek itu siapa?

Setahu gue The Angel's gak ada anggota cewek deh.

Disisi lain, keenam pemuda yang dikenal sebagai Binter Death sedang berkumpul di rooftop. Mereka berkumpul dalam bentuk melingkar, ekspresi mereka tampak sangat serius.

"The Angel's datang ke SMA kita pasti ada sesuatu. Entah itu baik atau sebaliknya. Sebisa mungkin kalian gak berurusan dengan mereka, gue tahu kalau kita disegani, tapi kalau udah disandingkan sama The Angel's kita masih jauh dibawah mereka."

Argez diam, menyimak. The Angel's sangat menarik perhatiannya. "Gue jadi salah satu dari mereka gimana ya?" diam-diam pemuda itu menyeringai.

Saat semuanya masih serius mendengarkan Andrew, Argez malah santai memperhatikan sekitar. Rooftop ini luas, memang cukup berantakan karena banyak balok kayu yang berasal dari bangku rusak yang berserakan.

A R G E ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang