F R I E N D (2)

118 17 0
                                    

Jeno melangkah masuk ke dalam rumah seperti biasa cuek kala mama tirinya menyambut dengan tatapan sinisnya.

"Darimana kamu?"

Jeno menatap sekilas lalu pergi.

"Jenal!!!" Teriak pak Kohar.

Jeno menghentikan langkahnya.

Pak Kohar menghampiri putra satu satunya itu "ibu tanya kenapa kamu gak jawab?!"

Jeno menghela nafas "kalau Jeno mati juga dia bakalan seneng kok" ucap Jeno kemudian berjalan menuju kamarnya.

Pak Kohar memijit pelipisnya frustasi entah harus gimana menghadapi Jeno.

"Udahlah mas biarin aja" kata bu Retno istri pak Kohar alias ibu tiri Jeno.

Pak Kohar yang emang penurut cukup iyain aja ucapan istrinya.

Sementara itu Jeno tengah menatap kosong ke arah jendela yang tertutup "kangen ibu" lirihnya tanpa sadar air matanya jatuh.

"Jeno kangen bu" ucapnya sekali lagi dengan tangisnya yang makin deras.

Pak Kohar tak tahu jika putranya menangisi sosok ibu yang telah di surga sana setiap malam.











"Betapa hati rindu pada dirimu duhai kekaaaaasihkuuuuu"

"Aduh suara gue emang menggemparkan" sosok bocah berwajah anak paud ini tengah berdiri depan cermin sambil bernyanyi. Ya Shotaro namanya dia seorang pecinta dangdut klasik bahkan dirinya bercita cita ingin menjadi penyanyi dangdut dan ingin fhoto bareng bang haji Rhoma.

"Sooooot!!!!"

Shotaro mendecak sebal kemudian keluar dari kamar "apa sih mamih!!!! Sot sot sot emang aku merosot!!!" Kesalnya setelah membuka pintu kamar.

"Mamih mau arisan kalau mau pergi kunci pintunya! Jangan lupa simpen kuncinya di bawah keset"

"Iya iya" sahutnya.

"Jangan ngaca mulu kasian tuh kaca bosen lihat muka kamu!"

Shotaro mau jawab tapi inget lagu bang haji yang keramat dialah manusia satu satunya yang menyayangimu tanpa ada batasnya okelah Shotaro cukup senyumin aja.

Setelah selesai berinteraksi dengan cermin Shotaro bergegas berangkat ke sekolah tak lupa nasihat mami untuk menyimpan kunci di bawah keset.

Seperti biasa sambil menikmati udara pagi Shotaro bernyanyi maklumlah ya pengen banget jadi penyanyi.

Heeeeyyyy lari pagi hhiihhaaaaa

Suara alunannya bernyanyi yang lumayan enak di dengar.

"Taro!!!"

Shotaro menghentikan langkahnya dan menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggil namanya.

Sosok berwajah tampan namun bagi Shotaro terlihat kek orang bego.

"Paan Yang?!"

"Dih sayang sayang segala jijaylah Tar!"

Shotaro mau marah tapi masih pagi "nama lo siapa ya?"

"Yangyang"

"Jadi gue panggil lo apaan?"

"Yang"

Shotaro menghela nafas "jadi yang manggil lo sayang siapa? Gak usah geer masa iya gue sayang sama lo"

"Ah elah lo mah baperan kaya anak perawan" kata Yangyang dengan cengiran bodohnya.

Yangyang dan Shotaro emang tetanggaan tapi ya gitulah kalau mau sekolah Shotaro ogah ngajak bareng soalnya pernah suatu hari Yangyang minta di tungguin alhasil mereka kesiangan. Gimana gak kesiangan Yangyang bilang kalau dia lagi makan padahal baru bangun tidur itupun di tabokin emaknya karena tidurnya kek orang lagi latihan jadi jenazah.

Oke kembali ke cerita...

"Kemarin lo kesiangan lagi?"

"Enggak sih tapi males aja soalnya bu Yoona kagak masuk" sahut Yangyang.

"Emangnya kenapa?"

"Lo tahu kan semoknya bu Yoona?! Gue kagak semangat lah kalau belum lihat bokong demplonnya"

Yangyang itu selain otaknya setengah gebleg, dia agak porno bahkan sempet beberapa kali ketahuan guru lagi nonton bokep di toilet itulah yang bikin Shotaro pengen ganti tetangga.






Renjun udah siap depan gerbang periksa anak anak yang baru datang.

"Eh tumben lo berangkat pagi?!" Kata Renjun pada Yangyang membuat Shotaro langsung nyelonong masuk mumpung Yangyang di hadang Renjun.

"Hari ini bu Yoona masuk kan? Kangen gue sama dia"

Renjun pengen ngegas tapi sabar dulu ini masih pagi "lo gak tahu ya bu Yoona kan besok kawinan jadi udah ambil cuti"

"APAH!!!!!" Yangyang histeris sambil menepuk nepuk dadanya penuh drama.

"Udah sana masuk cepet nanti gue kenalin sama yang lebih bohay" kata Renjun.

"Cius kamuh Njun?!" Muka alay Yangyang mulai terlihat.

Renjun ngangguk.

Yangyang senyum senang lalu masuk.

"Bisa bisanya sekolah seelit ini menerima murid bentukannya kaya Yangyang" monolog Renjun.

Setelah selesai tugasnya di depan gerbang, Renjun segera ke kelas karena bentar lagi bel. Di koridor banyak banget cewek cewek membuat Renjun panik karena merekalah yang ngejar ngejar dia kemaren.

"Aaaaaa itu Renjun!!!" Teriak salah satu cewek.

Renjun langsung lari kemudian masuk kelas dan duduk di bangkunya dengan nafas tersenggal senggal.

"Nape Jun?" Tanya sosok Jaemin yang lagi nyabutin bulu hidung.

Renjun masih ngatur nafas.

"Di kejar pens alay pasti" celetuk Yangyang entah kenapa ada di kelas Renjun padahal beda kelas loh aslinya.

"Kok lo disini kuyang?! Kelas lo kan bukan disini" kata Renjun.

"Yang penting kan gue isi daftar hadir Jun" sahutnya.

Renjun kuat Renjun bisa maklum.

"Oh ya kenalin dia Ja...

"Jaemin kan? Tenang Jun gue udah kenalan kok. Kayanya dia cocok masuk squad kita" kata Yangyang.

Renjun ogah ngomong langsung aja buka buku. Baca dong Njun kan rajin.

Sementara itu Jaemin dan Yangyang sibuk bercakap.

"Nanti gue kenalin sama dua temen gue namanya Haechan dan shotaro"

"Oke dah bro nanti istirahat gue tagih janji lo"

"Kalem sama gue mah"

"Lo tahu gak kalau sekolah ini tuh angker tadinya bekas kuburan sama kamar mayat terus katanya...

"Kuyang!!! Stop ya lo nakut nakutin murid baru!" Bentak Renjun.

"Maafkan hamba yang mulia" kata Yangyang terkekeh kemudian lanjut cerita ke Jaemin.

Renjun pengen banget lempar Yangyang ke kolam buaya tapi jauh dari sekolahan gak mungkin lempar sekarang gak tahu nanti.







































Maafkan jika karakter tak sesuai keinginan readers 🙏

Emak hanya berimajinasi menempatkan karakter pada tiap pemeran ☺

F R I E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang