New Things

4 0 0
                                    

Upacara bendera yang pertama kalinya di semester pertama dan tahun pertama bagi anak-anak kelas sepuluh dilaksanakan lima menit lagi. OSIS yang turut menjadi pemeran utama dalam drama MPLS itu, sibuk mengatur barisan anak-anak kelas sepuluh.

Seragam-seragam SMP yang rata-rata sudah kusam memenuhi lapangan. Satu-dua kakak kelas yang melewatinya menatap sinis, ada juga yang tebar pesona. Lumayan cuci mata, ujar mereka.

Sedangkan gadis dengan rambut diikat satu itu sedari tadi celingak-celinguk. Tubuhnya yang tinggi terlihat mencolok di barisan perempuan, meskipun jauh dibandingkan siswa laki-laki.

Nala sibuk mencari teman-teman satu SMP-nya. Beberapa dari mereka ada yang masuk di SMA yang sama, namun memang teman-teman dekatnya tidak.

"Itu yang di belakang! Maju sini!"

Nala menoleh ke arah gadis di sebelahnya, tepatnya gadis yang baru ditunjuk oleh salah satu kakak OSIS. Namun, entah tidak mendengar atau apa, gadis itu malah mengabaikan perintah kakak OSIS tersebut. Nala menyenggol bahunya pelan. "Disuruh maju."

"Iya, denger. Kagak mau gue." ujarnya sambil melangkah mundur, membuatnya berada di belakang Nala yang lumayang tinggi.

Nala menatapnya aneh. Namun, kembali tersentak mendengar seruan kakak OSIS di depan barisan sana.

"Kok malah ngumpet! Buruan! Udah mau mulai upacaranya!"

"Heh, maju aja. Nanti lo dimarahin." suruh Nala lagi. Ia menggeser tubuhnya agar gadis itu terlihat oleh kakak OSIS itu.

"Nah itu! Ayo maju sini. Apa mau diseret?"

Nala menelan ludahnya. Serem.

Gadis itu berdecak. "Iya kak." jawabnya.

Namun, bukannya langsung maju ke depan, ia malah berdiri sejajar dengan Nala, membuat Nala kembali menoleh ke arahnya.

Tatapan Nala mengisyaratkan, apa?

"Tangkep gue, ya."

Hanya hitungan detik, tubuh gadis itu ambruk, tepat di depan Nala yang langsung sigap meraih pundaknya. "HEH KENAPA LO?!"

"Kenapa itu?!" seru kakak OSIS tadi yang langsung menghampiri mereka berdua. "Kenapa dia? Pingsan?"

"Ya iya lah, kak. Aduh, tolong ini tangan saya kejepit."

Kakak OSIS itu langsung berseru memanggil anggota PMR yang juga sudah hendak berlari menghampiri. Gadis tadi dibopong menggunakan tandu dan dibawa, mungkin ke UKS.

Nala terdiam. Ia masih shock dengan yang terjadi barusan.

Itu dia, nggak beneran pingsan kan?

"Udah ayo semuanya baris lagi! Jangan ribut, bentar lagi upacara mulai!"

Siswa-siswi yang tadi riuh sejenak langsung kembali terdiam. Upacara bendera akhirnya dapat dilaksanakan setelah keributan tadi.

Sekitar tiga puluh menit upacara berlangsung, barisan dibubarkan. Nala baru saja melepas topinya dan hendak berjalan menuju kelas, namun pundaknya ditepuk oleh seseorang.

"Kamu tadi temennya yang pingsan ya?" seorang kakak kelas dengan rompi PMR bertanya.

Nala bingung mau jawab apa. Dibilang temen tapi belum kenalan, dibilang bukan tapi sekelas.

"Jemput temen kamu di UKS. Udah tahu UKS-nya dimana kan?"

Nala menggeleng.

Kakak berompi PMR itu akhirnya jalan duluan, berniat mengantarkan Nala sampai ke UKS. "Masuk aja, cuma temen kamu doang yang tumbang."

Menari Di MaldivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang