46. Udah ya

115 22 5
                                    

"Ayang?"

"Apa?"

Semuanya tegang mendengar Raka dan Yola berbicara.

"Tumben banyak omong?"

"Eh gila ya lo! Dipikir gue nggak bisa banyak omong apa?!" sentak Yola membuat semua yang tadinya tegang bertambah tegang karena cara berbicara Yola yang tidak biasa. Bahkan teman-temannya yang sudah tahu pun terkejut.

"Sstt, Yol!" Abella menyenggol kaki Yola di bawah meja.

Yola menatap Abella sekilas lalu menutup mulutnya dan menatap ke Raka yang juga menatapnya dengan tatapan aneh.

"Ekhem, guys!" ucap Abella.

"Bentar, Bel." Raka menghentikan Abella yang hendak mengatakan sesuatu.

"Sayang?" panggil Raka pada Yola yang tengah bermain dengan sendoknya, mengaduk bakso tanpa memakannya.

"Iya?" sahut Yola yang takut jika Raka akan marah.

"Kamu kok ngomongnya gitu? Diajarin siapa? Bella? at-"

"Enak aja lo nuduh gue!" potong Abella yang tidak terima.

"Tuh kan! Pasti diajarin sama lo, lo kan orangnya ngegas."

"Ya kan bukan berarti gue ngajarin si Yola ngegas!"

"Kamu kenapa sayang?"

Yolanda menghela nafas sebentar lalu menatap semuanya satu-persatu dan berakhir pada Raka. "Oke, gue bakal jujur sama kalian semua."

"Yol," panggil Tamara, Yola hanya tersenyum menanggapinya.

"Yola yang selama ini kalian kenal, bukan Yola yang asli," ujar Yola tersenyum kikuk.

"Maksud lo?" tanya Elang penasaran.

"Jadi Yola itu orangnya nggak sepolos yang kalian kira, nggak selugu dan secupu yang kalian pikirin, dia cewek yang gagah dan berani." Tamara menjelaskan dan diangguki oleh Yola.

"Buat apa, sayang? Ngapain harus gitu?" tanya Raka menatap Yola.

"Jadi, dulu itu-"

"Lo diem, Abel!" potong Raka yang langsung mendapat pukulan sendok dari Elang.

"Iya jadi gini, nggak usah berantem kalian!" sela Yola. "Aku di SMP kena bully dari kelas 1, katanya cupu gitu, makanya di kelas 2 aku ikut muaithai kata papa biar kalau ada yang ganggu aku bisa ngelawan, aku sebenarnya nggak cupu, nggak selugu dan sepolos yang kalian kira, temenku di luar sekolah kayak kalian ini, aku juga sering keluar malem."

"Tapi gue suka Yola yang polos, yang nggak suka ngegas kayak tadi, bisa?" Raka menggenggam tangan Yola lembut.

"Bisa, sayang."

"Sayang? Serius nih manggil sayang?" Raka terkejut.

"Iya, nggak mau?"

"Ya mau dong sayang!" Raka yang tadinya duduk berjarak dengan Yola kini mendekat dan mendekapnya.

Yola yang mendapat perlakuan itu pun langsung mendorong Raka pelan, "Tapi bukan berarti lo seenaknya megang gue!" semburnya.

"Kasihan, nggak boleh peluk!" ejek Elang.

"BODOAMAT!!" balas Raka.

***

"Bel!" panggil Elang saat mereka berada di rooftop sekolah.

"Hm."

"Lo masih suka warna pink?" tanya Elang secara tiba-tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang