𝐈𝐈𝐈- we're friends now

1K 84 3
                                    

Author's POV

Ashlyn dan teman barunya sedang berdiri berhadapan. Ia tidak mengira jika lelaki itu tadi berbalik dan menawarkan dua tiket MRT padanya.

"Jadi, kau bukan orang kota?" tanya Ashlyn.

"Bukan, aku hanya satu bulan sekali kemari," ujar lelaki itu.

Ashlyn mengangguk ringan. Ia sangat menyayangkan hal itu. Padahal ia berencana mengajak teman barunya ke circus festival yang diadakan dua hari lagi. Ia bahkan sudah memikirkan jalan mana yang bisa ia lalui untuk pergi tanpa diketahui Tris maupun anak buah Loddy lainnya.

"Sayang sekali,"

"Memangnya kenapa?"

"Padahal aku ingin mengajakmu ke acara festifal." Ashlyn menunjukkan wajah sedihnya.

"Circus festival?"

"Ya! kau tahu itu?" seru Ashlyn.

"Tentu, maksudku mereka memasang poster acara itu di setiap sudut kota, jadi," lelaki itu mengendikkan kedua bahunya.

"Kau benar. Apa kau mau ke sana?"

"Kurasa tidak, aku benci keramaian."

"Bagaimana kalau kita taruhan?"

"Aku lebih benci itu."

"Oh, ayolah," paksa Ashlyn.

Mereka berhenti di stasiun pemberhentian terakhir. Lelaki itu mengajak Ashlyn makan siang di tempat biasa ia makan. Tepatnya ada di sudut kota yang jarang orang lain temui karena memang ia tidak terlalu suka tempat ramai. Butuh waktu beberapa menit untuk sampai di sana. Mereka harus menyeberangi dua perempatan besar sebelum berbelok ke kiri dan akhirnya sampai.

"Wow, itu tadi lumayan jauh," ujar Ashlyn sembari mengusap keringatnya.

"Dua mie ramen!" pesan lelaki itu pada robot pelayan.

Ashlyn mengitari tempat makan itu dengan kedua matanya. Menurutnya tempat ini sangat unik. Bernuansa Jepang dan sangat otentik dengan ornamen-ornamen yang menggantung, walaupun tempatnya tidak terlalu luas.

"Kau tidak akan menemukan tempat seperti ini di tengah kota."

"Ya, kau benar," balas Ashlyn dengan senyum mengembang.

"Mereka(orang tengah kota) lebih sering menggunakan drone untuk membeli makanan, ketimbang meluangkan sedikit waktu untuk berjalan kaki," ujar lelaki itu.

Ashlyn sangat setuju dengannya. Tapi sebetulnya ia tidak perlu berjalan kaki atau menggunakan drone ketika ingin membeli makanan. Ia hanya meminta juru masak di istana untuk memasakkannya sesuatu.

"Sepertinya kau tahu banyak tentang kehidupan di kota,"—Ashlyn membenarkan letak duduknya, "Bahkan kau tahu tempat yang jarang dikunjungi."

Lelaki itu tersenyum simpul, "Dulu aku pernah tinggal di kota."

"Benarkah? lalu apa yang membuatmu meninggalkan ini semua?" tanya Ashlyn.

The Battle Land: GlorymoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang