Merelakan

2 0 0
                                    


• • •

Jika keinginan zellin adalah memiliki keluarga yang utuh, maka keinginan yang di inginkan kaalen adalah kebenaran. Sejak kaalen berumur 11 tahun, ia dan kaazel di tinggalkan oleh kedua orang tuanya, dan hanya kaazel yang tahu apa alsan kedua orang tuanya meninggalkan mereka berdua karna saat itu umur kaalen belum cukup dan hanya kaazel yang akan mengerti dengan keadaannya.

Bagaimana mereka hidup bertahun tahun tanpa orang tua mereka? Kaazel bekerja di perusahaan orang tuanya karna memang itu atas suruhan dari papahnya. Meskipun hanya tinggal berdua kaazel dan kaalen tetap akur, meskipun kadang mereka bertengkar hebat mungkin karna kaalen terus menanyakan keberadaan orang tuanya kepada kaazel, karna itu hal yang sesintif bagi kaazel.

Jika kaalen bertanya kemana orang tua nya pergi, maka kaazel akan menjawab "mereka pergi karna lo!" hanya itu, tidak ada lagi kata kata lain yang di lontarkan oleh kaazel kepada kaalen. Kaalen butuh kebenaran, menagapa orang tuanya pergi karna dirinya? Padahal hidup keluarga kaalen bisa di bilang sangat harmonis, mamah kaalen yang sangat menyayangi dirinya, papah kaalen yang selalu memanjakan kaazel teruma kaalen. Tapi tiba tiab di suatu malam kedua orang tuanya meninggalkannya saat ia sedang tertidur nyenyak, dan hanya kaalen yang tidak tahu apa apa.

"kaalen harus rindu sama mamah papah ga?" gumam kaalen yang sedang berada di balkon kamarnya sembari melihat bintang yag bertebaran di atas langit.

"lagi lagi bang azel gamau cerita ke ale, apa yang sebernarnya terjadi sama kalian, bang azel Cuma bilang kalo kalian pergi karna ale.."

"kenapa? Kenapa karna ale? Ale ada salah sama kalian? Ale Cuma butuh kebenran mah.. pah.." lirih kaalen

"kalopun ini kesalahan ale, gapapa kok yang penting ale tau yang sebenernya terjadi itu apa. Dari pada ale harus hidup dengan ribuan pertanyaan yang sama sekali ga pernah di jawab, ale udah gede.. ale bukan anak keccil umur 11 tahun lagi.. ale udah jadi laki laki  remaja umur 18 tahun" yakan 18 tahun itu remaja?

"ale kangen.." tak terasa air mata kaalen mengalir tanpa dosa, padahal kaalen tidak mau menangis mala ini.

Dan tanpa kaalen sadari sedari tadi kaazel sedang berada di kamar kaalen menatap kaalen yang sedang menangis. Kaazel tidak puny aniat untuk menyembunyikan ini semua dari kaalen, hany asaja ia butuh waktu untuk menceritkan semua ini kepada kaalen.

"ini semua emang karna lo, le" gumam kaazel.

>•<

Keesokan harinya. Sekolah sudah ramai setelah zellin datang, ternyata benar apa yang di bicarakan shakila kemarin dia benar benar akan di serbu oleh penggemar kaalen karna hal itu juga zellin butuh waktu 20 menit untuk masuk kedalam kelasnya. Penggemar kaalen itu sudah bagaikan wartawan yang ingin tahu semua hal tentang kehdiupan orang, banyak Tanya.

Setelah zellin masuk kedalam seisi kelas sudah menatapnya "apa lo semua liatin gue? Mau ikut nyerbuin gue juga?" tiba tiba shakila menghampiri zellin dan menenangkan zellin.

"sabar eyy, gue dapet berita gembira nih" kata shakila

"apa?" ketus zellin

"kaalen masuk grupnya dan dia bilang ke mereka buat jangan gangguin zellin karna lo mau bantuin dia" bisik shakila

Zellin langsung menatap shakila "serius lo kil?"

Shakila mengangguk "serius lah!"

"tumben tu cowo berani masuk grupnya, padahal dia ga suka banget sama penghuni grup itu" gumam zellin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang