•Kisah Sempurna• (1)

56 12 18
                                    

💌: Mengandung kekerasan dan kata-kata kasar. Warning 17+

Tenggelam, jiwaku dalam anganTersesat, hilang, dan tak tahu arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenggelam, jiwaku dalam angan
Tersesat, hilang, dan tak tahu arah

***

Hidup memang tak seindah cerita-cerita dalam novel, itulah yang dirasakan Lyolara Zatalia. Tubuhnya terseok karena berjalan kaki sedaritadi, air mata jatuh membanjiri wajahnya yang cantik,  beberapa jam yang lalu ia baru saja di timpa musibah dan sekarang ia hanya bisa berjalan kaki untuk sampai ke rumah pukul lima pagi ini.

Sesampainya di rumah Lyo berniat untuk membersihkan dirinya yang sudah kotor ini, tapi sebelum ia dapat masuk ke dalam rumah rupanya di depan pintu, Zaki Papanya sudah berkacak pinggang dengan sorot mata tajam.

Plak

"Dasar anak gatau diri!"

"Kamu darimana aja Lyo sampai ga pulang semalaman?!"

Lyolara terisak dalam diam, saat pipinya terasa kebas karena tamparan itu. Mendadak kaki pegalnya jadi tak berasa lagi.

"Pa... Ly—"

"Dia abis ngelacur kali Pa. Masa subuh gini baru pulang ke rumah. Tuh lihat aja bajunya sobek-sobek gitu kayak gembel." dari dalam keluar Vinar dengan gaya bersedekap dada.

Mendengar ucapan anak tirinya Vinar, Zaki jadi makin terpancing hingga menjambak rambut hitam panjang milik Lyolara.

"BENER KAMU KAYAK GITU?"

"Ngg—" hendak menjawab suara Vinar memotong lagi.

"Gausah ditanya lagi Pa, yang ada nanti Lyo bohong."

"BIKIN MALU KAMU, LYO! AYO IKUT!!" Zaki dengan tidak sabaran menarik anak perempuannya itu ke kamar mandi tamu.

"Kamu harus dapat hukuman biar ga jadi anak yang selalu menyusahkan Papa!"

Byur

"Semalaman semua di rumah nyariin kamu, dan kamu dengan santainya pulang pagi begini!"

Byur

Dua guyuran itu berhasil membasahi Lyolara, hendak melakukan guyuran nya kembali. Lyolara mulai bersuara.

"Pa... Lyo bisa jelasin."

Byur

"Mau jadi apa kamu hah?! Berani kabur dari rumah sampai ga pulang gitu Lyo?"

Byur

"Pa... Ampun Pa. Lyo minta maaf." Suara itu terdengar pilu, namun Zaki tidak merasa kasian pada putri kandungnya itu. Ia malah hendak melakukan lagi guyuran tapi Putri datang menahannya.

"Mas... Udah Mas! Kasihan Lyo kedinginan." Putri berusaha mengambil gayung yang ada di tangan suaminya.

"Diam, Putri! dia memang pantas dikasih pelajaran karena berani untuk ga pulang ke rumah semalaman."

KALOPSIA [LYOCA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang