Calvin merasa emosinya tercampur oleh emosi milik Alvin. Dia menangis tersedu akibat tamparan yang di terimanya, dia menangis di pangkuan Veela, orang asing yang baru satu hari di kenalnya.
Ingatan asing yang masuk ke dalam otaknya, ingatan bagaimana kasarnya keluarga Narendra memperlakukan Alvin. Calvin merasa jika hidupnya lebih baik dari pada Alvin.
"Baby katakan pada mommy, sebenarnya apa yang terjadi padamu hm?" ini sudah sekian kalian ya Veela bertanya pada Alvin.
Veela bisa saja untuk tidak peduli pada bocah di pangkuannya ini. Tetapi entah mengapa hati dan fikirannya mengatakan jika dia harus menjaga anak ini, entah bagaimana pun caranya. Seakan menyuruhnya untuk memiliki dan mengurung Alvin untuk keluarganya.
Beel yang menangkap tangkapan istrinya itu menyunggingkan senyum seringainya. "Baby, jika kamu tidak mau bercerita tak apa. Tapi kamu harus pulang kerumahmu, bagaimana jika keluargamu nanti mencari nak," ujar Beel sendu.
"A-aku tidak mau pulang daddy."
"Kenapa?"
Alvin bungkam, "Aku tidak mau."
"Kau harus pulang nak, kami takut keluargamu cemas."
"Aku tidak! Apa mommy dan daddy mengusirku!" Alvin menatap pasangan itu nanar. Air mata mengalir deras. Lihat,emosinya benar benar sedang labil, moodnya hancur.
"Sayang bukan seperti itu..."
"Lalu apa!? Aku tidak mau pulang, aku tidak mau di tampar lagi oleh ayah. Aku lelah, aku tidak mau mendengarkan ocehan, cemoohan, serta hinaan mereka daddy. Aku tidak mau, rasanya sesak. Apa mommy tau!" Alvin luruh, dia memegang dadanya yang sakit. Dia tidak suka, sensasi ini membuat paru-parunya serasa terhimpit.
Ini bukan emosinya, tetapi mengapa ia menangis. Apa selama ini Alvin menahan dan bersikap sok kuat padanya. Kenapa jika sesakit ini Alvin malah menyuruhnya untuk menjaga dan membahagiakan kelurganya.
Kenapa? Ia butuh jawaban.
Veela dan Beel saling bertatapan dan tersenyum misterius. "Apa kau mau disini saja sayang?" Alvin tidak menjawab.
"Diam mu daddy artikan iya."
Alvin tetap tidak merespon. Dia hanya bingung, memilih apa saja......
Barang yang akan dia beli untuk kesenangannya. Keluarga Zoldick kaya, lebih dari Narendra. Dia butuh pelampiasan atas sakitnya ini,dan juga dia harus merawat wajahnya yang lebam.
Mungkin dia setuju untuk bersama Zoldick saja, dia tidak ingin bertemu dengan orang yang sudah menyakitinya. Dia benci apalagi Orang yang melukai tubuhnya.
Beel keluar meninggalkan Veela dengan Alvin yang bermata sayu. Beel pergi dan berhenti melangkah di lorong, mansion saat ini tidaklah sepi, namun karena interiornya yang di dominasi hitam, jadinya gelap.
"Hervin."
Muncul seseorang di balik kegelapan lorong. "Hubungi Hermes untuk melakukan misinya."
"Ya tuan."
Hervis menghilang. Beel tertawa bak setan di kegelapan. Tak sia-sia ia selalu menempatkan pengawal di setiap perusahaan atas atau keluarga terpandang.. Dan mereka pasti berada di posisi dekat dengan sang CEO.
Mereka yang ia kirim, memiliki sikap manipulatif, dan jago dalam memata-matai.
Dah segini aja dulu,aku mau spill karakter keluarga Zoldick.
Yuhuuu~~~
Beel ⬇
Veela ⬇
Azazil dan Slavina, rambut mereka di cat perak ⬇
D
irga ⬇
By : pint
Sekian~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Style... ✔
Teen FictionTerkejut? tentu saja. tetapi memikirkan terlalu dalam membuat dahi terus bertaut, dan ia tidak suka. Calvin pemuda yang amat cinta dengan wajahnya harus berpindah jiwa ke tubuh Alvin. Pemuda yang tak di inginkan eh keluarganya. tidak pandai buat de...