Alvin merasa risih dengan tatapan yang di layangkan oleh Para murid. Cih, memang nasib orang imut. Dia langsung populer dari pertama kali ia masuk. Al menyugar rambutnya ke belakang.
Para murid hanya heran, dari mana anak ucul ini datang fikir mereka.
Dia melangkah dengan angkuh, hingga langkahnya terhenti oleh 3 orang siswi dengan dandanan menor. Jangan lupakan seragam yang ketat yang membuat Al seketika ingin muntah.
"Jauh-jauh plis, saya alergi orang jelek," ia mengibaskan tangannya dan memberikan gertsu mengusir.
"Apa!' geram Melani. Ketua dari geng mereka. Geng ratu bully yang terkenal di sekolah ini. Tidak ada yang berani macam-macam dengannya, bahkan guru sekalipun. Karena orang tua mereka donatur sekolah ini.
Sekolah terkenal dengan fasilitas yang tidak diragukan lagi. Dirgantara High school nama dari sekolah mewah ini. Para siswanya berasal dari kalangan atas maupun menengah.
20% dari mereka merupakan siswa beasiswa. Banyak dari mereka yang di jadikan sasaran bullyan untuk mereka yang tidak senang dengan kehadiran para siswa dari kalangan orang miskin.
"Apa! Memang benar kan. Kau itu mau sekolah apa mau jadi jalang sih, huh?" Al bertanya dengan nada meremehkan, alisnya ia naikkan turunkan.
"Guys pegang!" titah Melani. Kedua gadis yang berada di samping gadis itu langsung memegang Alvin kanan kiri. Tubuh yang lebih kecil dari mereka membuat Al kesusahan untuk membebaskan diri.
"Hajar Mel!" seru gadis yang memegang tangan kanan Al, bertage name Rumiana.
"Cepat elah!" sahut satunya, bertahan name Cacha.
"Lepasin , mainnya keroyokan." Al mencoba untuk membebaskan dirinya. Melani siap untuk menampar Al.
Al yang notabenenya sangat menyayangi wajah, secara refleksi menggunakan pertahanan di tangan akibat di pegangi ia mengangkat tubuhnya sangat menendang perut Melani hingga gadis itu tersungkur cukup jauh.
Kedua teman Melani menganga tak percaya,dengan cepat mereka melepaskan tautan mereka pada kedua tangan Al dan langsung beranjak untuk menolong temannya.
"Cih, saya dilawan."
"Ada apa ini?" tanya seseorang yang membuat Al dengan cepat menjawab.
"Itu tuh gadis jalang mau nampar saya. Mampus saya bikin nyusruk, cuih!" ujarnya sembari meludah.
"Alvin sejak kapan kamu berbicara Kotor." suara dingin itu membuat Al langsung membalikkan tubuhnya.
Disana terdapat 5 orang remaja yang menatap dirinya tajam. Dih, sok-sok an tampan, imutan saya kali, batin Al.
Sedangkan para siswi yang lain berteriak histeris melihat ada most wanted sekolah mereka. Teriakan yang memekkikan siapapun termasuk Al.
"Woy para lonte, bisa kalian tutup mulut busuk kalian yang bau, kalian membuat telingaku berdegung sialan!" teriak Al, mereka semua menyoraki Alvin.
"Huuuuuu..."
"Alvin!" Eldric geram karena ucapannya di abaikan.
"Apa!" bagus Alvin sekarang kau membentak Eldric yang kini memandangnya dengan wajah memerah.
Alvin sedikit gugup..ingat sedikit!
"W-wah bro kayaknya kau demam deh." Al mendekat ke arah Eldric dan mendekatkan punggung tangan ya ke kening remaja yang lebih tinggi darinya.
Tanpa aba-aba Alvin berlari dengan sekuat tenaga. Beberapa saat kemudian langkahnya melambat karena lelah, ia melihat sekeliling, matanya melotot KENAPA DIA TETAP DI TEMPAT YANG SAMA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Style... ✔
Novela JuvenilTerkejut? tentu saja. tetapi memikirkan terlalu dalam membuat dahi terus bertaut, dan ia tidak suka. Calvin pemuda yang amat cinta dengan wajahnya harus berpindah jiwa ke tubuh Alvin. Pemuda yang tak di inginkan eh keluarganya. tidak pandai buat de...