Gelisah tak kunjung usai, walaupun guncangannya semakin jelas terasa. Bak tersesat di atas rumput penuh ranjau yang tak terbaca letaknya. Penentuan hanya oleh kekuatan takdir yang bahkan tak pernah berbicara se-patah kata -pun. Berharap tiba dengan keadaan yang diharapkan, tak secuil pun menginginkan lompatan kaki yang salah. Akankah tiba? atau kemungkinan kedua. Pertanyaan yang selalu dipertanyakan di benakku sekarang ini. Oh, mungkin tidak hanya aku, tetapi manusia di bumi yang gelisah akan masa depannya. Saat dunia berbelok ke arah yang berlainan, tak segan manusia menyalahkan langit yang berputar terlalu jauh untuk mengambil alih keadaan. Lucunya ia kadang terlalu keras kepala untuk menerimanya walaupun terkadang ada cahaya lain yang mungkin terlihat redup. Namun, siapa sangka saat berjalan nanti kita temukan cahaya di dalam yang lebih terang dibandingkan apapun itu bahkan melebihi apa yang kita bayangkan.
Aku berbicara pada hatiku, terima saja apa yang harus kamu terima. Jalani saja apa yang menjadi keputusanmu. Tak disangka gelombang lain menghujat benakku tadi. Akankah bisa menjalani apa yang tak seharusnya menjadi bagian hidupmu yang tadinya engkau tuju? Bukankah sama saja kamu memaksakan dirimu?
Perasaan aneh yang selalu muncul saat seharusnya aku tak hanya berpacu pada itu. Tuhan bermain dalam perjalanan hidupku. Bagaimana aku bisa menyalahkan Tuhan yang ikut campur tangan. Bagaimana aku bisa memaki Tuhan saat dunia bahkan dipegang oleh -Nya. Bagaimana aku tak bisa menerimanya saat Tuhan lah yang menjadi penyunting hidupku. Harusnya dari awal sudah tersadar bahwa ada hal dibalik hal indah. Bulan bersinar indah karena adanya sinar panas matahari yang tak dapat terlihat saat gelap datang. Percayalah bahwa keputusanmu mungkin tak sebaik orang pikir, tetapi terbaik yang dipilih Tuhan untukmu. Menjalani, menerima dan berdamai memang seharusnya dilakukan. Berani berlari dan menemukan sinar indah adalah hal hebat yang menjadi balas dendam terhadap redupnya sinar awal yang didapat. Tak perlu kecewa. Tak perlu khawatir. Ingat, Tuhan. Hal besar berperan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah, bolehkah?
РазноеBertemu dengan simpangan yang tak kunjung usai. Mungkinkah, resah hilang?