07

17.9K 1.8K 23
                                    

Setelah seharian duduk di mobil pick up dan berhenti beberapa kali di peternakan, akhirnya mereka sampai di Verona. Sungguh, duduk di belakang mobil itu membuat mereka kedinginan akibat musim salju yang mendatang itu.

"Jan, udah sampe. Bangun." Ilham memencet hidung Jani dengan gemas. Diperlakukan seperti itu, membuat Jani bangun mendadak lalu langsung melotot ke arah Ilham.

"Bangun, Kebo. Udah sampe, bersihin itu ilernya. Turun, buruan." Ilham berujar seraya turun dari mobil.

"Duh, ganggu aja sih. Gue masih ngantuuuk!" omel Jani sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya mengerjap beberapa kali karena sinar matahari menerpa wajahnya.

"Ilhaaam, gendong gueee!" seru Jani saat Ilham sedang menurunkan koper-koper mereka. Ilham menghiraukan ucapan Jani, membuat gadis itu mencebikkan bibirnya.

Jani berjalan ke ujung mobil, namun hal tak terduga terjadi. Jani tiba-tiba saja sudah berada di punggung Ilham dengan tangan yang sudah mengalungi leher Ilham, kakinya pun melingkar pada pinggang Ilham.

"Anjir! Kalo kita jatoh gimana!? Untung gue masih bisa nyeimbangin diri buat nahan badan gue yang ditimpa sama bayi kuda nil!" cerocos Ilham.

Dengan cepat Jani menjitak kepala Ilham. "Hukuman buat lo, udah buru jalan. Ini dimana lagi... Kita bakal nginep dimana?" tanya Jani sambil menengok ke kiri dan ke kanan.

Ilham mendengus mendengarnya. "Di Verona, 50 meter lagi ada motel pas di belokan sana. Pokoknya, seharian ini gue mau tidur di kasur. Badan gue sakit-sakit tidur di mobil itu, mana sekarang gendong galon." Ilham bersungut-sungut sambil menarik dua koper di kedua tangannya.

"Sssh! Jangan berisik, jalan aja udah buru. O iya, emang sekarang jam berapa?" tanya Jani sambil meletakkan dagunya di atas pundak Ilham.

Ilham tidak menjawab pertanyaan Jani, ia hanya berjalan terus. "Ilham, ih. Jawaaab!!!" seru Jani sambil menjitak kepala Ilham lagi.

Ilham mengaduh kesakitan. "Tadi katanya gak boleh berisik!? Gak jelas!" omel Ilham, yang dibalas dengan kekehan Jani.

"Jam sebelas siang. Gak usah bawel lagi," jawab Ilham pada akhirnya. Sejenak keduanya terdiam.

"Nanti kita makan dulu ya?" pinta Jani tiba-tiba.

"Ck. Iyaaa, bawel!"

"YES! Makin cinta deh!"

"Ada maunya doang kayak gini."

Jani tertawa menanggapi ucapan Ilham. "Gak apa-apa, Ham. Kan, belom ada, tuh, cinta musuh." Jani berujar dengan nada sok serius.

Ilham mendengus. "Mau musuh atau bukan, lo tetep aja bawel. Bikin ngeselin!" ujar Ilham.

Jani yang tidak terima dijelek-jelekkan pun membalas, "Dih, gak tau diri. Lo juga nyebelin, bikin orang kesel aja!"

Dan perjalanan menuju motel pun disertai dengan saling menyalahkan.

Get LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang