Let's get started......
.
Hani terus mengumpat dalam hati, menunggu antrian panjang di cafe depan kampus. Seandainya ia tidak kalah saat permainan kertas gunting batu mungkin sekarang ia sedang duduk anteng di kelas.
Namun kesialan menimpanya, ia kalah sebab mengeluarkan kertas. Akhirnya hukuman jatuh padanya ia harus membelikan minuman untuk para pemenang yang tak lain adalah ketiga sahabat nya yang tak punya akhlak.
Lagi Hani berdecak kesal, pasalnya cafe depan kampus kalau siang rame banget bahkan antrian nya bisa sampai memenuhi jalan. Padahal ini hanya cafe biasa namun siapa sangka peminat nya cukup banyak, mungkin karna rasa dan ciri khas cafe ini yang berbeda dari cafe lain membuat siapa saja tak sungkan untuk mengantri panjang.
Akhirnya Hani sampai di depan kasir, ia mulai memesan coffee keinginan sahabatnya, membayar dengan uang nya, lalu duduk disalah satu kursi untuk menunggu pesanan nya jadi.
Selagi menunggu ia membuka room chat antara dirinya dan juga ketiga sahabat nya, berdecak kesal lantaran ketiganya sudah mengomel tak jelas tentang dirinya yang tak kunjung kembali ke kampus padahal sebentar lagi kelas nya masukan.
"Mereka yang nyuruh beli disini mereka juga yang marah-marah." Dumalnya kesal sendiri."Haniaa Jehandra."
Panggilan dari sang kasir membuat Hani berlari cepat untuk mengambil pesanan nya, entah sadar atau tidak ia tak memperhatikan jalan sehingga ia langsung tersegal pembatas dilantai.
Ia memejamkan matanya saat sadar tubuhnya akan menghantam lantai, lima menit berlalu bukan rasa sakit yang ia terima namun sebuah pelukan hangat dengan wangi maskulin memenuhi indra penciuman nya.
"Ekhemmm...."
Suara deheman itu membuat Hani tersadar dengan cepat ia melepaskan diri dari rengkuhan sang penolong.
"So-sorry gue gak sengaja." Ucapnya terbata dengan menunduk, terlalu malu untuk menatap lelaki dihadapan nya.
"Makanya kalau jalan lihat-lihat, jangan asal lari." Lelaki itu berucap datar dengan suara rendah, membuat Hani merinding.
"Ya maaf, gue salah." Hani semakin menunduk dalam.
Lelaki itu berdecak "Kalau ngomong itu ditatap lawan bicara nya bukan nunduk." Mau tak mau Hani langsung menenggakkan kepalanya.
Saat itu pula matanya bersitatap dengan mata sehitam jelaga milik lelaki yang menolong nya.
Tak...!!
"Awhh...." Hani menatap kesal lelaki dihadapan nya yang seenak menyentil kening nya.
"Sakit bego!!" Umpat nya tanpa sadar, mungkin sebab para sahabat nya yang suka mengumpat tanpa filter membuat Hani ketularan.
Ia dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Hanii begoo, malah ngumpat!! Batin nya kesal dan kembali menunduk.
"Mulut nya licin banget." Cibir lelaki itu "belum pernah disumpal bibir yah?."
Hani kembali menenggakkan kepalanya dengan cepat, menatap aneh lelaki dihadapan nya.
"maksud Lo?"
Lelaki itu tak menjawab, hanya tersenyum kecil dimana itu malah terlihat seperti seringai licik dimata Hani.
"Maksud ucapan lo apa barusan?" Desak Hani
Namun lelaki itu malah berlalu pergi tanpa sepatah kata, membuat Hani kian kesal. "Dasar cwok aneh."
Ia menghentakkan kakinya menuju kasir untuk mengambil pesanan nya dengan perasaan dongkol.
"Gue harap gak akan pernah ketemu cwok itu lagi. Dasar nyebelin!!"
.......
Jeno tersenyum kecut saat ingatan itu kembali terputar. Padahal niatnya ingin menetralkan dahaganya yang kering namun siapa sangka masa-masa kuliah nya dulu membuat ia kian merasa bersalah.
"Sampai sekarang aku masih berharap kamu ada disini, nemenin aku ngelawan semesta."
Lirihnya pelan menatap sendu layar ponsel nya, dimana terdapat dua anak Adam dan hawa yang tengah berpelukan dengan tersenyum hangat menatap kamera.
"Aku kangen kamu." Ia menunduk dalam, tanpa sadar air matanya kembali menetes untuk kesekian kali.
"Maaf udah ngecewain kamu." Ucap nya pelan dengan tubuh yang kian bergetar.
Beruntung saat ini masih jam kerja jadi hanya ada beberapa orang di cafe itu, setidaknya tak akan ada yang tau seberapa rapuh nya dia saat ini.
"Mau sampai kapan dia kayak gitu?"
"Apa peduliku, dia memang pantas seperti itu."
"Sayang, jangan mulai."
"Kenapa? Dia bajingan dia udah buat sahabat gue pergi!!"
"Syang...
"Terus aja bela dia!! dia gak pernah tau gimana Hani berjuang keras buat bertahan demi dia... Hikss. Gue benci dia!!!"
To be continued.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind the story |Lee Jeno
Подростковая литература"Apa semua yang telah terjadi bisa diperbaiki?" ©Haehyun_