Us

4 0 0
                                    

Suara deburan ombak terdengar, hembusan angin yang kencang terasa menyentuh kulit mulus kecoklatan seorang lee haechan.
Haechan menutup matanya, merentangkan tangannya, membiarkan semilir angin membelai wajah mulusnya, Ia membiarkan deburan obak kecil menggelitiku kakinya.

Sudah lama sekali rasanya tak merasakan sensasi ini, dan ia rindu, rindu akan ketenangan yang ia dapatkan di tempat ini.
Haechan mulai membuka matanya saat merasakan ada hal yang mengusiknya, ia merasakan sebuah tangan memeluk perutnya.
"Hyung" panggil haechan. Walaupun tak menoleh tapi ia tau siapa yang melakukannya. Ini adalah mark, hyung kesayangannya.
Haechan membalikan badannya dan langsung melihat mark yang tersenyum kepadanya. Hatinya terasa menghangat.

"Sudah lama sekali rasanya tidak merasakan ketenangan seperti ini kan?" Tanya mark yang masih memasang senyumnya.

Haechan mengangguk dan kembali membalikkan badannya menghadap laut, kembali membiarkan semilir angin menerpa wajahnya, tapi dengan sensasi yang berbeda kali ini.
Ya terasa berbeda karena pelukan dari orang yang ada dibelakangnya ini.

"Ayo kembali, yang lain sudah menunggu" kata mark sambil melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah samping haechan, ikut berdiri memandang ribuan liter air asin didepannya.

"Duluan saja hyung, aku masih ingin disini"

"Ayo bantu mempersiapkan makanan, chan. Yang lain sudah kelaparan, kau tak kelaparan? Biasanya perutmu yang paling banyak menampung" canda mark.

Haechan memcibir dan memukul pelang lengan mark.
"Aku ingin lebih lama disini, hyung." Kata haechan dengan serius. Ia berjalan menuju pantai dan mendudukkan dirinya diatas pasir pantai hitam yang diikuti oleh mark.
Mereka berdua terdiam memandang langit yang kini berwarna jingga.

Haechan merenung, memikirkan kehidupannya sekarang. Menjadi seorang idol ternyata memang berat, dan melelahkan. apalagi haechan menjalaninya mulai dari usia yang terbilang sangat muda. Rasanya banyak sekali hal hal yang terenggut darinya. Tapi tak apa, ia tak akan menyesal dengan pilihannya sekarang, karena ini adalah mimpinya. Diluar sana banyak sekali orang yang ingin berada diposisinya sekarang dan mungkin masih berjuang dan ada pula yang gagal. Walaupun ini semua melelahkan tapi haechan menikmatinya dan menyukainya. Haechan sangat sangat bersyukur dengan kehidupannya sekarang, ia dipertemukan dengam orang orang yang baik, seperti hyung2nya dan adik2nya. Haechan bersyukur karena merekalah orangnya, karena ia menyayangi dan disayangi oleh member2 nct.
Haechan memandang orang yang duduk di sampingnya. Mark hyungnya, miliknya. Memikirkan hal itu membuat haechan tersenyum dan merebahkan kepalanya ke bahu mark, tangannya menyusup untuk merangkul tangan mark dan menggenggam jemari mark. Ini sangat nyaman, ia menyukai posisi ini.

Sementara mark hanya pasrah membiarkan haechan melakukan hal itu dan tersenyum, tangannya yang bebas terangkat dan mengelus rambut halus haechan, merasa gemas dengan tingkah haechan. Apapun yang hachan lakukan itu akan membuat mark gemas. Catat itu.

"Tak lapar, heum?" Tanya mark lembut

"Lapar hyung, tapi aku lebih ingin menikmati pemandangan ini bersamamu lebih lama sebelum bergabung dengan member lainnya. Nanti biar kita membersikan sisanya saja." Jawab hachan sambil tertawa geli membayangkan hyung hyungnya mengumpatkan namanya dan nama mark di dalam villa.

"Tapi kau tak suka mencuci piring, dan aku juga." Jawab mark sedikit ragu.

"Yasudah nanti kita suit saja siapa yang kalah dia yang akan mencuci piring, tanpa menerima penolakan dari yang kalah." Jawab haechan dengan santainya yang membuat mark mengerutkan sebelah alisnya, nampak berpikir. haechan melepaskan pelukannya dan menatap mark dengan serius.

Mark tau persis haechan orang yang seperti apa, kalau haechan merengek rengek nanti saat kalah kan gawat, mana kuat mark menolak rengekan dan aegyo haechan kalau dia kalah nanti. "Wahhh.. seharusnya aku merekam perkataanmu tadi, chan." Perkataan mark sukses membuat haechan tertawa dengan sangat lepas dan puas, yang membuat mark ikut tersenyum melihat tawa haechan. Tawanya menular.
Sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah bagi mark. Pemandangan matahari terbenam dan haechan yang tertawa adalah dua perpaduan yang mematikan. Tolong mark, mark tak akan kuat. Astaga mark gemas sekali.

"Sudah puas ketawanya?" Kata mark saat haechan berhenti tertawa. Rasanya tak ada yang lucu dari perkataan mark, tapi haechan tertawa dengan bersungguh sungguh sampai memegang perutnya yang sakit karena tertawa.

Haechan mencoba untuk meredakan tawanya, melihat ke arah mark yang sedang menatapnya dengan tidak biasa. Haechan selalu mati kutu karena tatapan itu. Haechan sendiri tidak bisa menjelaskan tatapan seperti apa yang diberikan oleh mark kepadanya, tapi ia merasa tatapan mark kepadanya itu berbeda dengan tatapan mark ke orang lain. Entahlah mungkin itu tatapan penuh cinta, haechan juga tidak tau.

Hechan berdehem dan menarik nafasnya untuk menetralkan tawanya, lalu tersenyum penuh kejahilan pada hyungnya.
"Arraseo arraseo. Aku serius hyung"

"Ani, aku tak akan percaya."
Astaga haechan mau frustasi rasanya. Mark tidak mempercayainya. Walaupum haechan tau persis apa yang membuat mark tak akan percaya pada perkataanya. Ia tau diri akan sifatnya😂 tapi kali ini haechan sungguh serius dengan perkataannya. Ia tak mengada2.

Dengan segera mark bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangannya kepada haechan. "Ayo pulang, sudah mau malam, sebelum hyungdeul sadar kalau kita berdua kabur dari villa."

Haechan menatap tangan mark sebentar dan meraihnya untuk bangkit berdiri. Rasanya ia tak rela meninggalkan pemandangan ini, tapi perkataan mark hyung ada benarnya. Tadi haechan pergi begitu saja keluar villa tanpa memberi tahu hyung yang lain, dan haechan juga meninggalkan ponselnya yang sedang di charge. Entah haechan kerasukan setan apa sehingga membuatnya pergi tanpa ponsel, itu sungguh tidak biasa.

Memikirkan hak itu membuat haechan tersadar akan satu hal, tadi ia pergi sendirian tanpa memberi tahu siapa pun, lalu bagaimama hyungnya ini bisa menemukannya disini?
"Bagaimana kau tau aku ada disini hyung?"

Bukannya menjawab mark malah melangkahkan kakinya menuju villa, membuat haechan yang tangannya masih digenggam oleh mark mau tak mau mengikuti langkah mark.

"Hyuuungggg" lanjut haechan dengan nada imutnya sambil menggoyang goyangkan tangannya yang ada di genggaman mark. Ia sedikit kesal karna mark tak menjawab pertanyaannya.

"Tadi aku melihatmu keluar, chan, dan langsung mengikutimu" jawab mark dengan santai.

Haechan terdiam. Ia diikuti oleh seseorang dari tadi dan bagaimana bisa dia tidak menyadari hal itu? Bukankah itu gawat? Bagaimana kalau nanti yang mengikutinya bukanlah mark dan ia tak juga menyadarinya? Apa yang akan terjadi?

"Kau terlalu ceroboh, chan" kata mark seakan membaca pikirannya dan menemukan istilah yang tepat untuk apa yang haechan pikirkan tadi.
"Lain kali jangan ulangi. Setidaknya kalau mau pergi kau harus bilang dulu dengan 1 orang, agar nanti yang lain tak akan bingung mencarimu."

"Tapi tadi hyung bilang langsung mengikutiku, jadi hyung juga-"

"Makanya ayo kita pulang, sebelum yang lain bingung kita pergi kemana. Lagipula kita sudah pergi terlalu lama" kata mark dan kembali berjalan.

Haechan mengikutinya dengan langkah yang ringan. Hatinya terasa menghangat, apalagi melihat tangannya yang di genggam erat oleh mark. Haechan sungguh menyukai moment2 seperti ini, moment dimana mark lah yang bergerak lebih dulu, sungguh hal ini jarang terjadi. Biasanya haechan lah selalu menempel padan mark dan haechan lah yang lebih sering menciptakan moment seperti ini, mark terlalu cuek dan gengsi untuk melakukan hal seperti ini.
Tapi hari ini adalah pengecualian. Harus diabadikan.

"Hyung, pinjam ponselmu" mark langsung mengeluarkan ponselnya dan diterima haechan dengan tangannya yang bebas. Haechan mengarahkan ponsel mark ke arah wajahnya untuk membuka lockscreen -ya ponsel mark menggunakan wajah haechan sebagai passlocknya- lalu membuka room chat mereka berdua, dan mempotret tangan mereka yang saling mengenggam.
Haechan tersenyum sangat lebar. Ia bahagia.
Tolong biarkan haechan menikmati moment ini untuk sekarang.

Sampai jumpa dicerita haechan dan mark berikutnya.

Our StoryWhere stories live. Discover now