Pernahkan kalian tersenyum, lalu untuk siapa senyum itu kamu berikan? Begitulah judul lagu dari band HIVI. Semua kisah pasti diawali dari perihal rasa yang berkecamuk menjadi saling cinta, perkenalkan aku Bintang, seorang murid di salah satu SMA Negeri terkenal di Jakarta. Aku lahir di tanah Jawa, Jogjakarta yang membawaku ke dalam alam semesta ini. Aku lahir di keluarga yang terbilang cukup, tidak kesusahan maupun berlebihan. Hari pertama sekolah di masa SMA ini terkesan bosan dan begitu-gitu saja, tidak ada yang menarik dengan sebelumnya. Pada saat masa perkenalan sekolah, aku menemukana banyak orang baru dengan sikap yang berbeda-beda tentunya. Dulu pernah memang berkecimpung di dunia asmara namun sayang, kisah itu kandas dan hilang sepuhnya di akhir perpisahan SMP. Ayu namanya, ia sekarang sudah diterima di Bekasi dan kita memang sudah tidak lagi berkomunikasi.
Terakhir aku berkomunikasi, ialah saat aku menanyakan bagaimana kelanjutan kisah kami berdua? Bagaimana rasa yang sudah aku lukis selama ini? bagaimana perasaaanmu?. Semua ini sudah ada alur dan jalan ceritanya sendiri memang namun manusialah yang membuat jalan itu terasa sangat begitu sulit dan susah untuk beradaptasi. Aku bukan orang yang terlalu bijak pada saat itu untuk merangkai sebuah kata demi kata dihadapanya, dengan muka merah, kaki yang tidak bisa diajak kerja sama sehinngga ia tak berhenti hentinya untuk bergerak. Ah aku hanya mengingat ingat masa lalu, tidak baik rasanya jika mengungkit-ungkit kejadian yang sudah terjadi, bukanya malah bergerak maju malah tersendat hanya karna peristiwa itu. Orang pengamen akan terus menyanyikan lagunya, supir angkot akan tetap mengenderai mobil birunya, dan hujan akan tetap turun walau matahari menampakan dirinya. Semua itu akan terus berlalu, baik itu pendidikan, kehidupan akan terus berjalan seperti biasanya, jadi jangan pernah terpaku dengan kejadian yang sudah berlalu.
Hari senin, kami sekelas pergi untuk menyelusuri lorong sekolah satu per satu untuk mengetahui ruangan-ruangan apa saja yang terdapat di sekolah ini. Aku berjalan dengan Alvin, ya dia salah satu teman sebangku ku di kelas X hingga XII. Dia termasuk orang yang pendiam dan sangat tertutup di bangku kelas X, dia pula pernah bercerita tentang masa asmara nya dahulu kala, Alvin merupakan orang yang setia dan pengertian menurutku, terlihat dari cara ia memandang, cara ia menulis sepola kalimat, dan juga perihal perilaku yang ia jaga untuk perempuan itu. Sekolah kami memang berada di samping rel kereta api, tetapi keberadaan itu tidak menyurutkan semangat belajar untuk menggapai universitas yang kami idamkan. Terkadang suara getaran rel itu sering terdengar ketika kami sedang belajar, awal memang sangat terganggu, tetapi seiring berjalanya waktu getaran itu terasa biasa saja malah hampir tak terasa akan kehadiranya itu.
Semester ini aku lewati dengan penuh semangat dan itu semua terbayar tuntas dengan posisi ranking ku di kelas. Aku berada di posisi dua tepat dibawah wanita unik, cantik, berkacamata. Kirana Dyah Dayani namanya, ia sering dipaggil Kirana. Kirana adalah siswi terpintar di kelas ku kalau boleh jujur, ia berasal dari kota Depok, bayangkan saja bagaimana ia menjalani hari dengan semua rasa lelah itu?. Aku dan Kirana berteman baik sejak awal SMA, terkadang aku menjailinya, terkadang aku menggangu belajarnya, dan semua itu masih teringat jelas pertama kali aku jatuh hati kepada Kirana. Bagaimana tidak coba?, wanita secantik dan sepintar itu bisa bisanya ia tidak dimiliki oleh pria keren dan berkharismatik ini bukan. Di kelas X, aku belum menunjukan keseriusanku namun aku memilih untuk tetap fokus ke pelajaran dan pendidikan. Aku berambisi untuk lolos di jalur SNMPTN nanti untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
" Memangnya kamu berambisi untuk masuk mana sih Kirana?" ucapku lembut.
"Masih bingung aku Bin." lalu dia bertanya balik kepadaku.
"Kamu sendiri mau kemana nanti?" , sebenarnya aku masih bingung harus ku jawab apa pertanyaan Kirana barusan.
"Teknik Industri Kir, doain ya kita semua bisa masuk ke univ yang kita tuju"
Setelahnya kami melanjutkan pelajaran kimia di lab. Ternyata di tengah sesi praktikum, Kirana merupakan anggota kelompok 2 yang dimana terdapat aku di dalamnya pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana
ContoTidak ada keterangan yang pasti untuk awal dan akhir cerita ini, tetapi Bintang bisa memastikan jika ia dan Kirana dipertemukan bukan hanya untuk sesaat. Terkadang walaupun orang lain berkata bukan salah kita, pasti akan ada selalu kekecewaan yang...