Hijikata dom! Gintoki sub!
Tags: Shonen-ai, harshword, fluff, angst, prostitutions, gay, suicide.
Hijikata tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi dalam hidupnya. Menyukai sesama jenis tidak pernah ada di dalam daftar list miliknya, tapi hal tabu itu kini ia rasakan.
Gila.
Ia mencoba menyangkal fakta tersebut berkali-kali namun hatinya tidak bisa berbohong. Hatinya mendambakan pria itu. Ia mendambakan Gintoki, ia jatuh hati, ia cinta mati, ia ingin memiliki Gintoki.
Sial, apa pemicu ini semua? Kapan ia jatuh hati terhadapnya? Apa dalangnya? Yang mana penyebabnya? Sial, sial, sial, sial, sial.
.
.
.
.Di sebuah tempat prostitusi, terdapat salah satu pekerja (pelacur) pria yang terkenal dikalangan penikmat dunia malam.
Sakata Gintoki.
Merupakan pemuda cantik, yang memiliki rambut perak yang tampak indah dibawah sinar rembulan, seolah-olah ia memang ditakdirkan dengan kegelapan duniawi yang identik dengan rembulan.
"Gin-san, apa yang sedang kau lakukan di sana?" Tanya salah satu rekan kerjanya saat itu.
Gintoki melirik kearahnya lalu kembali mengalihkan penglihatannya ke objek yang sejak awal ia perhatikan.
"Hanya melihat cahaya yang indah dari bulan purnama. Dan kau juga sedang apa di sini? Bukannya kau ada pelanggan?" Ucap Gintoki.
Rekan nya tertawa kecil mendengar nada dingin tersebut, "Ah aku kira mengapa malam ini sangat dingin, ternyata ini penyebabnya." Gurau nya.
"Ck menyebalkan, cepat jawab saja apa yang ku tanya tadi."
"Haha iya-iya, tentu saja karena pelanggan tersebut sudah puas bodoh, memang nya apa lagi? Kita kan memang digunakan seperti ini, dipakai lalu dibuang lalu dipakai lagi dibuang lagi terus seperti itu, sampai mereka puas." Jelasnya.
"Tch, setidaknya kita bisa makan karena uang orang-orang boros tersebut." Jawab Gintoki lalu menawarkan teh kepada rekannya.
"Gin-san, kau tahu? Aku sangat ingin pergi dari tempat ini."
"Maka pergilah, selagi kau bukan pemeran utamanya."
"Hahahha, kau benar. Kita saja sudah uring-uringan seperti ini, apalagi oiran yah."
"Dia hebat tidak melemparkan gelas ke pelanggan yang terakhir kali ia layani...."
"Dia bukan engkau Gin-san." Cibir rekannya.
Gintoki mendecih mendengarnya.
"Jadi apa yang sedang kau lakukan di sini hah? Hanya ingin berkeluh kesah tentang pekerjaan mu? Maaf saja pekerjaan kita sama dan aku bukan seorang psikiater." Tanya Gintoki dengan songong.
"AW"
Rekannya menjentikkan jarinya ke jidat Gintoki.
"ITU SAKIT BODOH!!"
"HAHAHA"
"INI TIDAK LUCU, KAU TIDAK PERLU TERTAWA."
"HAHA MAAF MAAF, kau sangatlah lucu pantas saja kau laris manis, reaksi mu tidak pernah membosankan walau terkadang menyebalkan." Ucap rekannya dengan tawa yang masih menggema.
"Apa-apaan itu sialan, tiba-tiba melakukan hal tersebut lalu memuji ku seperti barang dagangan, cari mati hah?" Sinis Gintoki yang kini sudah siap dengan kepalan tangannya yang diangkat.
"Ah maaf, aku hanya ingin menghibur diri."
"Aku bukan objek untuk menghibur mu."
"Tapi kau bekerja sebagai penghibur."