SEDIKIT KELADI
Sebagaimana hari Senin, setiap sekolah pasti melaksanakan rutinitas yang di pungkas dengan kata upacara. Tak lain yang memang tujuannya tuk menumbuhkan para siswa siswi terhadap rasa nasionalisme. Selain itu juga memang dengan adanya upacara ini tuk mengenang para pejuang yang telah gugur di medan perang, dimana mereka hanya menghadiahkan kita selaku penerus bangsa. Jika bukan upacara, dengan apa kita memberikan atau rasa bangga terhadap negara tercinta ini sedangkan mereka (pejuang) telah tak ada lagi, masak kita yang sudah nyaman hidup seperti sekarang ini, dengan nikmat tanpa memiliki sedikit rasa empati. Ya setidaknya dengan upacaralah.
Kembali ke Ehsan. Seperti pagi yang cerah ini. Sekolah Ehsan menjalankan pelaksanaan upacara Senin. Semua penghuni sekolah ikut andil di dalamnya. Baik guru, siswa, siswi, satpam, dan bahkan para ibu-ibu penjaga kantin ikut berpartisipasi. Tetapi mereka para ibu-ibu tidaklah langsung bergabung di halaman sekolah. Mereka mengikutinya dengan tetap bergenang di tempat. Ya meskipun hal demikian hanya ikut menyanyikan lagu Indonesia raya.
Para siswa berbaris rapi sesuai tingkat kelasnya. Kelas Ehsan 12 IPA 2 berada paling ujung barat lapangan setelah barisan anak 12 A 1. Ehsan berdiri di depan memimpin menjadi penderu dari kelasnya. Ia bukan ketua kelas melainkan wakil ketua kelas. Ia terpaksa memimpin karena saat itu ketua kelasnya lagi halangan tidak masuk sekolah.
Ketika Ehsan usai menyiapkan barisannya, tiba-tiba bola matanya sesekali melirik barisan sebelah kirinya. Sosok Siska sang adek kelas juga berdiri di posisi paling depan. Siska pun juga melirik. Tatapan keduanya bertemu dan sebuah senyuman kecil mereka saling lontarkan. Tak lama momen itu terjadi, keduanya kembali lagi fokus menikmati suasana upacara hingga sampai akhir.
###
"Eh San gimana nanti malam?" ucap sosok laki-laki yang berada di sebalah Ehsan.
Keduanya berjalan beriringan menyusuri koridor-koridor kelas.
"Hm... Insyaallah tak kan absen Dus.." balas Ehsan kepadanya dengan panggilan Dus. Yang mana nama lengkapnya Abdus Kenzo. Ia teman akrab Ehsan sejak ia pertama masuk di sekolah ini. Ehsan mengenalnya dikala ia sempat kebingungan tuk mencari kelas barunya. Mungkin karena Abdus yang selalu memerhatikan sejak awal dan ia tahu kalau Ehsan kebingungan. Abdus menghampirinya saat itu kemudian bersama-sama tuk mencari kelas yang tempati. Tapi seperti yang di ketahui, Ehsan adalah Ehsan yang sebelum kenal sama Dewi Siska. Ia justru sangat dingin terhadap sekitar.. Begitu pun kepada Abdus pertama kenal, Ehsan sangat dingin jika Abdus menyapanya palingan Di jawab dengan anggukan, gelengan dan kadang hanya senyuman belaka. Bisa dikatakan anak wibu buku. Tidak cuek sih, tapi Ehsan selalu simple apa yang ada di sekitarnya. Tapi hal demikian, karakternya mulai luluh kala kenal sama Dewi Siska.
"Sip dah..!" balas Abdus sambil menepuk-nepuk bahu Ehsan.
Lalu lalang siswa siswi terus berhamburan. Ehsan dan Abdus berjalan terus dengan ala setel mereka masing-masing. Ehsan dengan santai dan Rilek. Sedangkan Abdus berjalan dengan gaya caper (cari perhatian).
Oh iya Abdus itu mempunyai karakter emosi yang kadang urgen dilakukannya. Tak jarang ia marah besar jika orang tuanya, gurunya, atau temannya. Bila di bawa-bawa dalam sebuah permasalahan apalagi di injak secara langsung. Ia justru refleks akan melakukan tindakan.
Sudah tentang Abdusnya. Bisa-bisanya ia baca cerita ini langsung terbang deh.
Mereka berdua terus berjalan. Tiba-tiba ketika hendak memasuki koridor kelas 11 A2 bola mata Ehsan menangkap keberadaan Adek kelasnya, Siska bersama satu teman ceweknya.
Tampaknya ia letih. Aku samperi aja deh. Ucap hati Ehsan.. Kemudian ia mengajak Abdus Tuk ikut juga. Tangan kanan Ehsan dari tadi memang sudah memegang sebotol air dingin. Ia sengaja membelinya tuk membaginya ke Siska. Karena ia tahu akan lewat di depan kelasnya dan pasti akan bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOPI (KONSPIRASI CINTA ABADI)
RomanceAnantara sebuah perbaduan sepasang insan. Entah kala itu tiba-tiba saja merasuki sosok lelaki yang dibuatnya berkenala dengan sosok wanita. Hingga muncullah kopi (konspirasi pecinta abadi) dari keduanya