4. Akhir Kisah

22 18 5
                                    

Aku harus melupakan Ka Erko, Move On. Ketika sampai di Kampus. Aku terkejut, karena mendapat info bahwa Kak Erko, akan menjadi penasehat webinar permanen.

Seketika aku membeku. "Bagaimana bisa moveon, kalau ka erko terus ada disini, webinar kan setiap 3 hari sekali" gumamku dalam hati.

Setiap webinar, aku selalu berusaha mengingatkan Ka Erko tentang diriku. Walaupun sebelumnya aku memutuskan untuk moveon, tapi rasanya aku tak bisa.

"Saya gaingat kamu, Evely Amelya" kalimat itulah yang selalu kudengar saat aku berbicara kepada Kak Erko. Rasanya aku ingin menyerah, karena percuma saja, aku memberi cinta padanya.

Setelah beberapa lama, kini aku mulai menjalani hariku seperti biasa, walaupun aku masih sangat cinta kepada Ka Erko.

Akhirnya,, hari wisuda ku tiba. Aku bangga atas diriku, karena berhasil meraih cita-citaku menjadi seorang dokter. Sudah beberapa tahun berlalu, aku masih belum bisa moveon dari Kak Erko.

Hari ini setelah wisuda, aku pergi ke ruang informasi, walaupun aku sudah wisuda tapi tetap aku masih ingin mengetahui informasi.

Aku mendapat informasi, bahwa Ka Erko sedang sakit. Walaupun ia tak mengingatku, aku tetap harus berbuat baik padanya.

Aku hendak mengunjungi rumah Ka Erko, tetapi dilapangan sangat ramai. Jadi aku tertarik untuk pergi kelapangan, karena kupikir ada acara yang menarik.

Saat aku baru sampai dilapangan, ada seorang laki-laki yang tak kukenal menarikku ke tengah lapangan. Aku menjadi pusat perhatian, saat aku ingin bergegas pergi,, ada yang menarik tanganku.

Saat aku menoleh kebelakang " Ka Erko?? Bukannya kakak sakit???" ucapku. Ka Erko tersenyum dan menjawab " Gua gak sakit Evel, gua juga masih ingat lo, gua tau lo suka sama gua, gua juga suka sama lo dari dulu, gua pura pura lupa, supaya lo fokus sama kuliah lo, So Will You Marry Me?".

Aku meneteskan air mata, bukan karena sedih, melainkan air mata bahagia, ternyata Ka Erko tidak benar benar melupakanku. Aku menerima lamaran Ka Erko dan kami pun menikah.

Setelah menikah, aku bertanya pada Erko, yang kini menjadi suamiku "Kok, kamu bisa jadi penasehat webinar di kampusku sih?". Jawabnya "Dulu aku suka liat buku tulis kamu, ada nama kampus impian kamu, dan cita-cita kamu".

Beberapa tahun kemudian, kami berdua sama sama menjadi penasehat webinar di kampus tempatku kuliah.

     
.....

SENIORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang