Furdom Of The Riza's Story Part 1

5 0 0
                                    

[ Di perjalanan ke istana Aditya ]

  Riza merenung di kereta kudanya. Sepanjang perjalanan Riza memandangi buku yang ia bawa bersama nya ke kerajaan Aditya. Buku itu adalah satu-satunya yang memuat informasi soal Crystal itu. Sembari menunggu perjalanan Riza sesekali memandang langit dan memikirkan apa yang harus di lakukan setelah ini. Ini malam yang sangat sunyi dan jauh dari rumah.

[ Sampai di kerajaan Adit ]

  Sampai lah Riza ke istana Aditya. Riza masuk dan mencari kamar tempat Aditya tinggal. Setelah menemukannya dan masuk, di sana ternyata sudah ditunggu oleh Azka juga. Dan mereka mulai membicarakan soal Crystal itu. Setela Riza memberitahu semua masalah dan tujuan nya datang kemari, mereka mulai paham dan menyusun rencana.

"Kurang lebih seperti itu kisahnya." Ucap Riza setelah menyelesaikan topiknya."Sekarang, bagaimana caranya kita kesana?? Ada ide??" Riza.

"Kenapa ga naik naga lu aja. Kan cepet. Emang naga lu kemana???" Tanya Adit.

"Ga bisa. Dia sakit. Dia kemarin kena serangan dari naga lain saat ngirim suratku ke kamu." Ucap Riza.

"Sekarang dia ga mau terbang. Dan lebih memilih tidur di rumahnya." Lanjut Riza.

"Kenapa ga pake naga lu aja???" tanya Riza ke Adit.

"Gak. Itu bukan punyaku. Naga itu properti kerajaan. Gw ga bisa sembarangan pakai. Apalagi ke tempat jauh sendirian" Adit.

"Oh kirain punya mu pribadi. Kalau kamu Azka??? ada ide lain???" Riza.

"Gimana kalau kita naik kapal aja." Azka.

"Kapal??? Maksudmu kapal laut??" Tanya Adit terkejut.

"Iya. Di pesisir ada layanan kapal yang menuju kesana. Biasanya di pakai untuk mengantar siswa/i yang ingin belajar disana. Dan itu gratis. Bagaimana kalau kita menumpang disana???" Ucap Azka.

"Tapi kita bangsawan. Pasti disuruh bayar." Adit.

"Aku punya ide" Kata Riza.

[ Pagi hari tiba ]

   Pagi hari tiba dan mereka mulai berangkat ke pelabuhan. Sampai nya disana, mereka melihat suasanya pantai yang sepi. Hampir tidak ada orang disana. Yang terlihat hanya lautan kosong dan sebuah rumah kecil di pinggir pantai. Mereka pergi ke pantai sambil menggunakan baju layaknya seorang siswa yang ingin belajar. Uwaah ide nya siapa itu.

"Kau yakin ide ini akan berhasil???" tanya Azka ke Riza.

"Yeah aku yakin. Kita coba saja." Riza.

"Sepi amat disini. Ga ada kapal" Adit.

"Kamu yakin tempatnya disini?" Tanya Adit.

"Yeah aku yakn disini. Coba kita tanya warga sekitar" Jawab Azka.

"Dimana??" Tanya Riza.

"Hmmm... aku tau harus kemana" Jawab Adit.

  Mereka semua berjalan mendekati rumah kayu kecil yang gak jauh dari meraka. Ternyata setelah di dekati, itu adalah sebuah warung kelontong yang menjual berbagai keperluan memancing untuk para nelayan disana.

"Wah warung yang keren." Ucap Riza.

"Coba kamu tanya kedalam dit." Azka.

"Ok" Adit.

Adit berjalan masuk dan menemukan si penjual toko itu.

"Perisi mas. Saya mau nanya sesuatu boleh gak??? Tanya Adit ke penjual.

"Eh dek. Boleh. Mau tanya apa???" Ucap si penjual.

"Saya mau pergi ke perpustakaan di seberang sana. Kapal nya yang mana???" Adit.

"Kapal yang terakhir baru berangkat tadi dek. Adek terlambat 5menit." Ucap si penjual.

"Lah terakhir??? Kapal berikutnya kapan???" Tanya Adit.

"Gada. Itu bener-bener kapal terakhir. Kalau kamu ga mau telat, datang kebih awal sekitar jam 5 pagi." jelas si penjual.

"Oh okeh kalau gitu terimakasih ya mas" Adit.

  Lalu Adit berjalan keluar toko di susul dengan masuk nya seorang kakek tua nelayan yang masuk ke toko dan henda membeli beberapa alat penerangan.

"Apa katanya dit??" Tanya Riza.

"Kita telat gan. Datangnya kesiangan. Kapal terkakhir tadi berangkat 5 menit yang lalu." Adit.

"Hmm..." Riza.

  Mereka semua berpikir sejenak apa yang harus dilakukan. Dan tiba-tiba mucul kakek tua tadi di belakang Adit.

"Eh...pada ngapain nih di tengah jalan." Ucap kakek itu,

  Sontak hal itu membuat Adit, Riza dan Azka terkejut. Mereka langsung mengucap salam dan mencium tangan sang kakek tadi (salim).

"Kalian sedang kenapa??? sepertinya kalian sedang bingung." Tanya si Kakek.

"Iya nih pak. Kita emang lagi bingung." Adit.

"Jadi kita mau ke perpustakaan, Tapi kapalnya ga ada." Lanjut Adit.

"Oh gitu... jadi kalian terlambat ya." Kakek nelayan.

"Iya pak." Ucap si Adit.

"Kalau bapak anter gimana??? kebetulan bapak juga mau kesana nih" Kakek nelayan.

Mereka terdiam sejenak untuk berpikir. Hingga akhirnya mereka mau menerimanya.

"Boleh deh pak. Kami mau" Ucap Adit.

"Sip. Sekarang ikut bapak ke kapal ya. Biar kakek antar." Ucap kakek nelayan.

  Dan mereka pun pergi mengikuti si Kakek nelayan tadi. mereka berjalan agak sedikit jauh karena kapal si kakek memang di parkir agak jauh dari pantai. Lalu akhirnya mereka sampai di kapal si kakek.

"Ini dia kapalnya nak. Kita masuk dari belakang ya." Ucap si kakek sambil menunjuk ke arah kapalnya.

"Astaga gede banget. Emang kapal nelayan sebesar ini ya umum nya???" Tanya Adit.

"Aku sendiri juga ga tau." Jawab Azka.

  Setelah berjalan cukup lama, mereka semua naik dengan menggunakan tangga tali gantung yang diikatkan di belakang kapal. Adit, Riza dan Azka cukup kagum sekaligus heran. Kapal ini cukup besar jika dibandingan dengan ukuran kapal nelayan biasa. Setelahnya mereka semua mulai berlayar dan meninggalkan pesisir pantai.

Furdom Of The Riza's Story Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang