Furdom Of The Riza's Story Part 2

3 1 0
                                    

[ Di kerajaan Suryautara ]


  Suasana nya di kerajaan Suryauatara semakin tegang. Beberapa penjaga terlihat sedang berpatroli di seluruh area kerajaan. Terlihat tidak ada satupun aktifivitas masyarakat disana. Hanya beberapa warung saja yang buka. Itupun pembelinya gak banyak.

  Didalam istana juga demikian ketatnya. Hingga ada salah satu prajurit yang berlari dengan terburu-buru dan mencari sang Ratu. Prajurit itu pergi ke ruang aula tengah dan disana ia menemukan sang Ratu.

"Kamu kenapa?? Kok buru-buru begitu??" Kata sang Ratu.

"Yang mulia Ratu. Ada surat untuk anda." Kata si prajurit.

  Lalu sang Ratu membaca surat itu. Isi surat itu berisi "hai bu. Keadaaan disana bagaimana??? Baik-baik aja kan??? Disini Bapak baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Sepertinya bapak tidak akan pulang dalam waktu dekat. Sebaiknya ibu jangan kemana-mana selama Crystalnya belum di temukan." Sepertinya itu berasal dari sang Raja (Ayah nya Riza). Setelah Ratu mendengar hal itu, sang Ratu langsung mengambilahli kepemimpinan dan secara resmi mengantikan sang Raja sampai sang Raja pulang.

  Setelahnya, sang Ratu menetapkan status darurat siaga 2. Yang berarti, semua pendatang dilarang masuk ke wilayah Suryautara tanpa izin langsung dari sang Ratu. Semua aktivitas logistik dilakukan secara hati-hati, dan menempatkan beberapa pasukan di perbatasan.

"Teng...Teng...Teng...Teng...Teng...Teng...".

Bell di bunyikan. Kini status tersebut resmi berlaku.

[ Perjalaan Riza di kapal ]

  Hari sudah semakin siang nih. Riza lagi gabut ngeliat laut di bagian depan kapal. Sejauh mata memandang, Hanya ada laut. Bosan. Riza berjalan keliling kapal. Melihat beberapa tong berisi ikan yang besar dan banyak. Sepertinya baru di tangkap. Terlihat masih banyak air dan beberapa bahkan terlihat masih bergerak. Riza berhenti di sisi kapal dan kembali melihat laut. Hingga dari belakang ada yang menghampiri.

"Dek...kamu laper ndak??? Kalau iya, kamu pergi aja ke bawah. Disana ada makanan." Ucap kakek nelayan.

"Iya kek. Nanti saya kesana." Jawab Riza. Lalu kakek tadi lanjut masuk ke bawah duluan.

"Wah. kakeknya baik banget ya. Padahal kakek itu tau kalau aku Adit dan Azka adalah makhluk yang berbeda dengan mereka" Ucap Riza dalam hati.

  Riza turun ke bawah melalui tangga di belakang. Disana Riza sudah langsung melihat beberapa makanan di atas meja. Di sebelahnya juga si Kakek dan seorang temannya sedang duduk sambil membaca koran. Tidak jauh dari sana, lebih tepatnya berada di ruangan sebelah, ada si Adit dan Azka sedang tidur di bawah pakai tikar.

"Buset udah pada rebahan aja. Gw di tinggal tidur" Kata Riza.

Lalu Riza kembali masuk ke ruang makan dan duduk di bersama dengan kedua nelayan disana.

"Hai nak. Sini duduk bareng." Kata kakek nelayan.

"Kamu namanya siapa kalau boleh tau??" Tanya Nelayan.

"Aku Riza. Bisa dipanggil Riza" Jawab Riza.

"Oh... Riza. Dilihat dari bulumu, sepertinya kamu berasal dari tempat yang dingin. Jauh sekali kamu bisa sampai ke pesisir" Kakek nelayan.

"Hehehe iya pak. Riza cuma di ajak sama temen buat ikut ke perpustakaan." Riza.

  Awal-awal, Riza cukup canggung duduk bersama para manusia-manusia ini. Tapi akhirnya mereka mengobrol sepanjang siang. Mereka bercanda, dan saling berbagi cerita. Hingga Riza sadar bahwa ternyata orang-orang ini sangat lah baik kepada Riza dan teman-temannya. Padahal mereka dan kita sangat-sangat berlainan. Itu membuat Riza bertanya-tanya. Apakah manusia-manusia di luar sana juga demikian baiknya???

  Setelah mengobrol cukup lama, mereka sampai di dataran luas dengan sebuah perpustakaan di tengahnya. Perahu mereka berlabuh di dermaga dan Riza, kawan-kawan serta para nelayan turun dari kapal. Riza agak heran dengan kondisi bangunannya yang besar tapi sudah sepi pengunjung. Beberapa orang di pelabuhan sedang membereskan barang mereka. Sepertinya mereka adalah pedagang di pulau itu. Riza jadi ragu apakah ayahnya masih ada di pulau ini atau tidak. Riza dan kawan-kawannya segera masuk ke perpustakaan dan menjelajahinya. 

[Di perpustakaan]


  Riza, Adit dan Azka masuk ke perpustakaan. Disana suasana nya cukup sepi. Terlihat beberapa buku sudah di tata rapih kembali ke tempatnya. Lantai yang bersih seperti habis di pel. Memang benar, sepertinya perpustakaannya sudah tutup. Mereka terlambat.

"Hmmm...Sepi sekali disini. Aku tidak yakin masih ada orang lain disini." ucap Riza.

"Kita keliling dulu aja. Sekalian liat-liat bukunya." Azka.

Baru melangkah sebentar. Tiba-tiba dari lantai dua sebelah kiri ada yang memanggil mereka.

"Woi lu pada ngapain disini. Udah tutup juga" Rizky.

"Lah Rizky. Lu kok bisa disini???" Tanya Riza dengan kaget.

"Ya iya lah. Gw kan kerja disini. Lu pada ngapain kesini pas udah tutup??" Tanya balik Rizky.

"Rizky, Lu tau bapak gw dimana???" Riza.

"Oh Raja. 15 menit lalu udah berangkat pergi lagi." Jawab Rizky.

"Sudah kuduga kita terlambat." Jawab Riza sambil memberitahu Adit dan Azka.

"Lu tau siapa ahli sejarah di perpustakaan ini???" Tanya Riza ke Rizky.

"Yeah tau. Sini ikut gw ke ruangannya. Mumpung orangnya belum pulang." Jawab Rizky.

Dan mereka pergi ke ruangan tempat si ahli sejarah berada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Furdom Of The Riza's Story Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang