Siang itu setelah kegiatan inti festival tahunan selesai dilanjut acara pentas seni oleh para siswa yang mau menunjukan kebolehannya. Ada banyak seni yang ditampilkan.
Di luar gedung akademi, dari kejauhan seorang gadis berambut pendek bak dora dalam kartun anak anak , berlari , tujuan nya adalah salah satu meja di salah satu stand yang berjejeran di luar gedung.
Sesampainya gadis tersebut mengatur nafasnya sebelum akhirnya memutuskan untuk duduk, didepannya seorang gadis dengan kacamata bulat diwajahnya sedang membaca dengan serius, ditemani seorang laki-laki yang tengah bermain ponsel.
"atlit lari nih ceritanya?" sindiran halus dari satu-satunya laki laki di meja tersebut.
Yang di sindir hanya berdecih, beralih ke gadis didepannya yang tetap serius membaca
" tadi Mr.Arthur mem......"
Ucapannya belum selesai namun sudah terlebih dahulu dipotong dengan uluran tangan dari gadis di depannya.
"bahkan aku belum selesai memberi tahu" ucapnya
Gadis rambut pendek membagikan kertas yang dibawanya
"whatttt, tiket tukar pelajar ????" ucap si laki-laki terkejut
Gadis berkacamata hanya membaca sekilas tiketnya kemudian meletakannya ke meja, ia meminum orange jus miliknya. Ia menatap gadis didepannya kemudian berpaling kearah gedung akademi .
"katakan pada paman dan bibi, aku pasti bisa mendapatkan kesempatan itu." Ia berbalik menatap gadis didepannya " sudah saatnya kamu pulang, sampaikan salam ku pada mereka"
Gadis berambut pendek tidak terkejut mendapati sikap dan perkataan dari gadis didepannya, karena mereka sudah bersama sejak kecil.
"baiklah boy, jaga sepupu tercantikku disini, jangan sampai kamu melukainya oke" pesannya kepada laki-laki di sampingnya disertai pukulan ringan dikepala.
"Aya tenang aja, bakalan aku jagain kok. Hati hati ya aya cantik" balasnya
Gadis berambut pendek berjalan meninggalkan mereka berdua menuju rombonganya untuk pulang. "btw nama aku Eilisya ngertii!!!!" teriaknya
Si laki-laki yang diteriaki hanya cengengesan, ia beralih menatap gadis berkacamata. " kamu gak rindu dia kah?"
Si gadis hanya menggeleng
"baiklah mataempat, aku mau main basket dulu. Jangan lupa nanti malam ikutan puncak festivalnya, dateng ya , nanti sama Rey okeee"
Setelah mengatakannya, laki laki tersebut berlari kearah akademi. Si gadis menggeleng-gelengkan kepala
" dasar Egi norak"
Setelahnya ia memasang kembali headset yang dibawanya, meskipun begitu suara disekitar masih terdengar bahkan dari dalam gedung akademi.
Seseoarang berjalan kearahnya dari belakang, ia tau niat dari orang tersebut hendak menepuk bahunya, dengan cepat ia menghindar.
"yah, ga kena lagi"
Dia Rey.
Laki-laki tampan bak dewa yunani. Namun sayang cinta nya selalu ditolak oleh gadis berkacamata ini.
"cukup buat atur strategi supaya aku mau sama kamu, percuma " skak.
Rey menghela nafas pajang , "oh ayolah naa, kita coba jalani dulu" pintanya yg kesekian kali.
gadis itu memutar bola mata bosan, " kembalilah dengan wanita bedak tebal mu itu" ujarnya
Rey menarik bangku yang tadi di tempati oleh Egi. ia terus memandang gadis berkacamata didepannya yang dengan serius membaca buku yang dipegang nya.
ponsel Rey berdering , itu Egi yang mengajaknya bermain basket. sebelum pergi Rey sempat mencuri foto gadis berkacamata lalu ia post di akun medsos miliknya. ia tidak akan khawatir karena gadis tersebut tidak memiliki akun medsos apapun.
"main basket dulu ya Naa, jangan lupa nanti malam. oke" pamitnya
sebelum pergi ia meletakan sebuah minuman kaleng kesukaan gadis tersebut. yang pada akhirnya akan diminumnnya.
Mendapati itu gadis tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ia mengerti dan tau benar perasaan pria tersebut padanya begitu tulus. Namun apa boleh buat, keinginan menemukan kebenaran tentang kedua orang tuanya lebih penting, seolah hidupnya hanya terpaku pada hal tersebut.
Jika ditanya bagaimana perasaanya terhadap pria tersebut , tentu jawabannya seperti kebanyakan wanita yang lain yang terang-terangan mengejar pria tersebut.
To be continue