Kenyataan dimana saat ini kami bertiga berada.
Kenyataan dimana kami harus menghadapi dunia yang sudah hancur ini.
Dunia normal dengan kehidupan normalnya kini berubah menjadi neraka hanya dalam hitungan detik.
'Aku ingin hidup. Aku harus bertahan hidup.'
Padahal kalau mati, diriku jadi tidak perlu menghadapi neraka dunia ini.
'Aku juga kangen kakak.'
'Kakak.. apa kita masih bisa bertemu lagi di dunia yang hancur ini? Aku ingin memastikan kakak baik-baik saja.'
Aku merasakan tangan seseorang berada di bahuku. Meryl menatapku lekat lalu mulai membuka mulutnya.
"Araya.. ayo besok kita pindah ke skenario selanjutnya. Jadi please jangan masang wajah kayak gitu.''
"Kita ada disini, jangan mengkhawatirkan hal lain.''
Shera mendekat lalu memegang tanganku erat.
"Umm.. makasih ya, Shera... Meryl...''
Aku beruntung memiliki mereka berdua di sampingku.
'Besok kita harus pergi untuk lanjut ke skenario selanjutnya. Mungkin di sana aku bisa bertemu dengan kakak.'
Aku melepas genggaman Shera lalu menepuk kedua pipiku. Meryl dan Shera yang melihatku hanya bisa menggelengkan kepala mereka.
'Oke Araya jangan jadi cengeng. Jangan jadi lemah. Jangan mudah putus asa seperti mola-mola itu. Demi kakak! Jika kita bertemu lagi, aku akan memeluk kakak sampai pinggang kakak patah!'
Tapi...
"LHO!? Ini dimana?? Perasaan kita cuman mau pindah ke skenario selanjutnya.''
"WAAAAAA!! Hantu itu bicara!''
"Bukan hantu dasar gila! Mereka jelas manusia!''
"A-ada orang yang tiba-tiba muncul di lobby stasiun!''
"Cepat panggil Inho-ssi!''
"Eh?''
"Araya!! Ini kita dimana!? Kok tiba-tiba banyak orang? Bukannya tadi sepi ya?''
"Kan kita tadi jalan diatas rel? Kok mendadak ada di tengah-tengah kerumunan begini!?''
'Eh? Lho? Iya juga ya kok kita tiba-tiba muncul di depan banyak orang? Ini dimana anjir!? Star Stream lagi gak ngeprank kita kan?'
Seseorang mendekat lalu mengarahkan senjatanya ke arah kami.
''K-kalian bertiga.. Siapa kalian? Bagaimana mungkin kalian bisa muncul tiba-tiba ditempat ini?''
Aku mendongakkan kepala untuk melihat makhluk mana yang berani mengarahkan senjata mereka ke arah kami bertiga.
'Tapi.. sebentar, mereka ngomong pakai bahasa apa tadi?'
"What?''
"Kalian siapa!? Jawab kami!''
'Lha kok marah sih anjir.'
'Eh- tapi kenapa orang ini bicara pakai bahasa Korea? Yang lain juga bicara begitu..'
Beberapa orang mulai mendekat dan mengelilingi kami sambil membawa senjata mereka.
''H-hey tunggu sebentar, apa yang kalian lakukan!? Kok kalian ngomong pakai bahasa Korea? Ini masih di Indonesia kan?''
"Araya... ini bukan di Indonesia.''
"Kayaknya kita ke 'teleport' ke luar negeri deh..''
"Oh shit-''
KAMU SEDANG MEMBACA
Guide You to The End
Acak▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ "Capek banget.. ini kapan selesainya sih.. pengen skip ke skenario terakhir.. bayar pakai koin bisa gak ya..?'' "Mer, temen lu kumat lagi tuh.'' "Temen lu kali Sher, gue gak kenal tuh anak.'' "Kalian jahat banget sih jadi temen...