22. INSIDEN

2K 76 1
                                    

Hola guyss aku kembali lagii hihi.

°happy reading°

"OEMJII, WHAT THE FU--" gadis yang tengah berjalan santai-santai nya di koridor sekolahan, harus di kejutkan dengan tabrakan seseorang dari arah yang berlawanan, mengakibatkan ia harus terjatuh saat itu juga dengan posisi yang eum kurang mengenakan.

"M-maaf maaf banget a-aku enggak sengaja" orang yang menabrak itu kini berbicara dengan terbata-bata, terlihat sekarang ia sangat sekali ketakutan.

Chera yap! gadis yang mengumpat saat ditabrak ialah dia. Chera bangkit dari jatuh nya, kini hidung nya kembang kempis, ia mengusap bokong nya karena lumayan sakit, baru saja pagi udah ada aja problem nya.

Chera menatap gadis di hadapan nya yang sedang menunduk ketakutan, "Heh lo!, jalan liat-liat dong, punya mata kan?!" sewot nya.

Sebal? tentu saja Chera sangat kesalll. Kalian pasti akan sama kesal jika berada di posisi nya. Apalagi Chera sedang datang bulan pertama, membuatnya menjadi tambah tidak mood, mana masi pagi, hell! sialan sekali.

"Maaf t-tadi anu itu a--"

"Ngomong yang bener!" sentak Chera membuat gadis itu terpekik kaget dan menelan saliva nya, oh god menakutkan!

"Natap ke bawah mulu, gua ada di depan lo, bukan ada di lantai, cih!" dengan cepat-cepat gadis berambut sebahu itu langsung menegakan tubuh nya dan menatap Chera dengan mata yang berkaca-kaca.

Semua murid yang tengah berlalu lalang kini memilih menyaksikan aksi kemarahan Chera, semua pusat mata saat ini tertuju pada Chera dan seorang gadis itu.

Chera bersedekap dada, mata sinis nya itu tengah mengamati gadis yang ada di hadapan nya, lalu mata nya tertuju pada name tag di sebelah dada kanan gadis itu.

"Dania Stefani" gumam Chera membaca nametag itu.

Gadis yang bernama Dania itu menelan ludah kasar, ia dengan sekuat tenaga berusaha untuk tidak meneteskan air mata nya, oh airmata yang sialan kenapa tidak bisa terhenti, teriak Dania dalam hati nya.

"Kelas mana lo? Gua gak pernah liat lo deh"

"A-aku kelas 11" Chera menaikkan sebelah alis nya merasa heran. Sama kok sepantaran sama dirinya, atau jangan-jangan dia anak baru, pikir Chera.

"Anak baru lo?" Dania mengangguk an kepala nya kaku.

"Anak baru udah aja bikin ulah, kali ini gua kasih ampun lo. Tapi lain kali kalo lo berbuat kesalahan lagi, gua tandain lo!"

Bukan hanya Dania yang menelan saliva ketakutan, tapi semua orang yang disana juga merasakan atmosfer yang menegangkan sama takut nya.

Oh ayolah gimana ga takut? mengingat Chera saudara nya Regal mereka jadi paham. Pantesan aja keluarga Gentarez memang sama-sama mengerikan, darah Gentarez mungkin juga menurun ke Chera.

"Repot kan jadi nya, masih pagi juga"

"Ada apaan ini ngumpul-ngumpul" terdengar suara berat seseorang mengalihkan pandangan siswa dan tertuju pada arah sumber suara itu.

Ternyata itu geng komplotan biasa kalo bukan Ragasa. Suara tadi itu suara nya Dikta, pantes rada gak asing di telinga mereka kan bener dugaan udah pasti itu pentolan sekolah Wismaraja.

Tatapan kelima orang itu kini tertuju pada titik pertengahan yaitu dimana keberadaan Chera dengan Dania yang sedang berhadap-hadapan, yang satu sangat terlihat sengit yang satu lagi ketakutan.

REGALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang