Dengan perlahan, Naomi memasuki ruangan atasannya, Shiroyama Akise. Pemuda berusia 18 tahun yang telah mencapai level S. Naomi merupakan exceed dengan level A. Ditambah lagi keluarga Naomi yang telah melayani keluarga Akise sejak lama maka tanpa ragu Akise memilihnya sebagai asistennya.
"Akise-sama, akan ada rapat dengan kepala keluarga lain siang ini. Jam 1 siang."
"Ehm... sekarang baru jam 11."ucap Akise sambil melirik jam sakunya yang terletak di meja. "Baiklah. Istirahatlah dulu, Naomi-san. Kembali 1 jam sebelum rapat dimulai."perintah Akise tanpa melirik Naomi.
Naomi hanya diam di tempat setelah mendengar perintah itu. Akise yang sedang sibuk dengan arsip-arsip yang bertumpuk di atas mejanya, berhenti.
"Ada apa, Naomi-san?"
Naomi terlihat ragu-ragu.
"Bagaimana dengan anda, Akise-sama?"
Akise tersenyum mendengar pertanyaan itu.
"Aku akan baik-baik saja, Naomi-san. Sekarang, istirahatlah. Setelah ini, kita masih harus menghadapi kepala keluarga lain yang tentunya kau tahu maksudku."
Mendengar perkataan Akise itu, Naomi tertawa kecil. Melihat reaksi Naomi, Akise pun ikut tersenyum. Namun, tawa Naomi terhenti tiba-tiba. Wajahnya bersemu merah.
'Apa yang telah kulakukan? Sebagai asisten kepala keluarga Shiroyama tidak seharusnya saya menertawakan kepala keluarga lain.'ucap Naomi dalam hatinya.
Mengerti kerisauan Naomi, Akise hanya tersenyum.
"Nah, tenang saja, Naomi-san. Tidak akan yang tahu tentang hal ini. Tentu saja kecuali Grey. Tapi dia pun tidak akan memberikan informasi kepada sembarang orang dan gratis. Sekarang pergilah istirahat. Aku yakin Keiko-san juga sudah menunggumu."
"Baiklah, Akise-sama."
Naomi membungkukkan badannya dan berjalan pergi.
---
Seorang wanita berlari menghampiri Naomi yang sedang duduk di cafe. Wajah dan penampilanya sangat mirip dengan Naomi. Perbedaan mereka hanyalah warna pada seragam mereka. Warna seragam yang mereka kenakan menunjukan status mereka, level mereka. Naomi, seorang exceed dengan level A , menggenakan seragam hitamnya sedangkan wanita itu menggenakan seragam berwarna merah.
"Nee-san, gomen. Saya telat. Sibuk sekali dengan persiapan untuk rapat mendadak nanti."ujar wanita itu dengan napas tersengal-sengal.
"Tidak apa-apa kok, Keiko-chan. Duduklah. Pesanlah apapun yang kamu inginkan."
Keiko menatap kakak kembarnya dengan wajah berseri-seri.
"Sungguh?"
Naomi menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Keiko langsung memanggil pelayan dan memesan. Setelah pelayan itu pergi membawa pesanannya, perhatian Keiko kembali tertuju kepada Naomi.
"Jadi, bagaimana keadaanmu dan Akise-sama?"
Mendengar pertanyaan itu membuat Naomi menghela napas. Dahi Keiko langsung berkerut.
"Apakah seburuk itu?"
"Keadaanku baik-baik saja tapi tidak dengan Akise-sama." Ucapannya terhenti saat pelayan tadi datang membawa pesanan Keiko.
"Silahkan menikmati."
"Terima kasih. Lanjutkan, nee-san."
"Sudah lima tahun Akise-sama menduduki posisi ini sejak keadaan Harumi-sama yang memburuk. Akan tetapi sikap kepala keluarga lain terhadap Akise-sama masih saja buruk."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Light
Teen FictionApakah cahaya ini akan menjadi yang terakhir bersinar? #AuthorXReaderIndo