Bab I

33 8 1
                                    

Pada tahun 2065, para Exceed, sebutan untuk manusia dengan kekuatan supranatural atau sihir, diumumkan keberadaannya. Semakin lama, populasi Exceed semakin bertambah banyak. Sepuluh tahun kemudian, dibuatlah hukum untuk para Exceed, Exceed's Law. Namun, hukum itu lama-kelamaan menelan hukun manusia. Sejak saat itulah, keadaan mulai berubah. Manusia biasa digeser dari kursi pemerintahan. Para Exceed lah yang mengambil alih semuanya. Para Exceed membuat level untuk masyarakat. Level S hingga level D. Semakin tinggi level mereka, maka semakin baik kehidupan mereka. Level iti ditentukan dari seberapa besar kekuatan mereka. Dan untuk manusia biasa, mereka akan dipanggil dengan 'No Level'.

~~~

Tahun 2175

Seorang pemuda dengan rambut putih dan mata cokelat keemasan, berjalan dengan cepat menyusuri koridor. Seorang wanita, berambut cokelat pendek dan mata cokelat madu, mengikutinya dengan terburu-buru.

"Akise-sama, Akise-sama," panggil wanita itu, "Saya mohon berhenti."

"Tidak ada waktu, Naomi-san. Aku tidak peduli siapa dia. Dia tidak bisa bersikap seenaknya begitu."

Mereka berbelok ke kanan di ujung koridor dan tiba di sebuah pintu. Akise membuka pintu itu dengan kasar. Seorang wanita, yang duduk di dalam ruangan tersebut, langsung berdiri, terkejut.

"Akise-sama. Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku mau bertemu dengan kepala Ichinose. Apakah dia ada di ruangannya?"

"Maafkan saya, Akise-sama. Tohka-sama sedang tidak berada di tempat."

Akise terlihat sangat kesal.

"Kalau begitu, kapan dia akan kembali?"

Wanita tersebut memeriksa layar yang membatasinya dengan Akise

"Tohka-sama sedang berada di distrik 1 untuk waktu yang tidak ditentukan."

Akise terlihat berpikir sejenak.

"Distrik 1 ya? Jika sampai kepala Ichinose ada di distrik 1, akan ada masalah ya? Kurasa masalahku dapat menunggu. Suguha-san, terima kasih."

Akise pun keluar dari ruangan tersebut. Wanita tadi yang mengikuti, Naomi, menunduk pamit pada Suguha. Sebelum Naomi keluar dari ruangan, Suguha memanggilnya.

"Ishida-san, ada apa dengan Akise-sama?"

Naomi tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri bingung melihat tingkah laku Akise.

"Sesunggubhnya, saya juga tidak tahu, Kanbara-san. Sejak pulang dari inspeksinya di sektor 5, Akise-sama terus saja terlihat marah."

"Yah... apabila begitu, kami harus segera menenangkannya, Ishida-san."

"Iya. Baiklah, saya permisi dulu."

~~~

Seorang gadis menaiki tangga sambil bersenandung, menuju apartemennya. Dia membuka pintu dan masuk ke dalam apartemennya.

"Oba-chan, saya pulang."

Namun orang yang dipanggilnya tidak menyahut. Gadis itu memasuki ruang tengah dan mendapati secarik kertas di atas meja.

'Oba-chan pergi ke rumah Atsushi. Istrinya akan melahirkan. Kamu tidak perlu datang Hikari. Oba-chan bisa mengurusnya sendiri.'

Setelah membaca pesan itu, Hikari langsung keluar dan pergi menuju rumah Atsushi sambil bergumam, "Apa-apaan sih, Oba-chan? Saya 'kan bisa membantu?"

~~~

Di depan rumah Atsushi, kerumunan orang telah berkumpul. Mereka merupakan warga dari sektor 5. Sektor 5 merupakan bagian dari distrik 2 yang di mana mayoritas adalah No Level. Hikari berusaha menyelinap di antara orang-orang yang berkerumun untuk sampai di depan pintu rumah. Tidak heran jika banyak orang yang berkumpul di depab rumahnya. Atsushi adalah salah satu orang terpandang di sektor 5. Dia adalah salah satu No Level yang berhasil memasuki pemerintah distrik 2.

Seorang wanita tua dengan cepat menarik Hikari saat melihatnya.

"Hikari-chan, tolonglah. Sango membutuhkan bantuannmu."

Saat dia menarik Hikari, dia justru terjatuh. Hikari segera menolongnya.

"Tae Oba-chan!"

Hikari langsung mendorong kerumunan orang tadi untuk menyingkir. Kerumunan orang yang didorong terlihat kesal dan akan membentaknya. Namun, saat melihat bahwa Hikari lah yang mendorongnya, mereka semua langsung menyingkir dan menunduk hormat.

"Tae Oba-chan ? Apakah kamu baik-baik saja?"

Saat Hikari menanyakannya, air mata mengalir dari mata Tae. Hikari langsung panik.

"Yang mana yang sakit, Tae Oba-chan?"

Tae menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Tapi, putriku, Sango... Dia kesakitan. Hikari-chan, tolonglah dia."

~~~

Di dalam ruang tidur, di rumah Atsushi, Saya, nenek Hikari sedang membantu persalinan Sango. Sango terlihat sangat kesakitan dan Saya terlihat kesulitan serta kelelahan.

Tae masuk dengan cepat ke dalam ruangan. Dia langsung menghampiri putrinya, berlutut di samping.

"Sango, tenanglah. Saya sudah membawa Hikari-chan kemari."

Hikari pun masuk ke dalam ruangan. Saat Hikari masuk, setiap orang dalam ruangan menampilkan ekspresi yang berbeda. Atsushi merasa lega dan Sango berusaha untuk tersenyum. Hanya Saya yang terlihat sedih. Hikari berjalan menghampiri ranjang Sango. Dia berdiri di sebelaah kiri ranjang menghadap Saya. Dia menatap Saya sejenak dan tersenyum. Lalu Hikari mengenggam tangan kiri Sango.

"Tenanglah, Sango-san. Kamu akan baik-baik saja."

Cahaya-cahaya kecil seperti kunang-kunang melayang-layang di sekitar tubuh Sango. Wajah Sango yang terlihat kesakitan, mulai terlihat tenang. Dan setelah beberapa waktu, bayi Sango pun lahir dengan selamat. Sango juga selamat. Semua orang senang mendengar kabar itu. Namun, tidak ada yang menyadari tingkah dua orang yang berbeda saat kejadian itu. Saya yang terlihat sangat sedih serta Hikari yang terlihat sangat kesakitan.

~~~

The Last LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang