Happy Reading! Semoga suka dengan versi terbaru dari book Us yang udah aku rombak ini <3
———————————————————————
US: THE FIRST CASE
—————————————————————
"Kak, kita jadi pindah ke Bandung ya"
Perkataan seorang pria paruh baya itu mengejutkan anak perempuannya yang sedang memainkan gadget di kasur putih yang empuk dan lumayan luas.
Perempuan berambut panjang sedikit bergelombang itu mengalihkan pandangan mata coklatnya menuju sosok ayah yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.
Setelah mencerna perkataan barusan, dia menatap sosok itu dengan sorot mata yang menunjukkan kesedihan.
"Harus banget pindah ya, Pi?" ujarnya sambil beranjak duduk dari posisi tidurnya.
"Iya, Githa. Dinas Papi di Surabaya 'kan sudah selesai. Lagipula, di Bandung kita bakal tinggal satu komplek sama Marka, sepupu mu."
Githa tetap saja merasa sedih. Pasalnya, dia tidak siap meninggalkan teman teman nya yang sudah menemani Githa selama masa SMA.
Menurutnya, tanggung jika dirinya dan sang ayah harus pindah sekarang. Githa hanya tinggal menyelesaikan 1 tahun pendidikan menengah atas tanpa harus mengurus berkas kepindahan sekolah, apalagi di akhir bulan Juni seperti ini. Namun sepertinya takdir berkata lain untuk Githa.
"Yaudah deh, Pi. Ayo sini Kakak bantuin rapihin barangnya" Dengan berat hati, Githa pun setuju bahwa ia akan pergi ke Bandung bersama Papi nya.
🌕
Setelah melewati 3 hari yang sibuk—sibuk berurusan dengan debu dan kardus maksudnya—akhirnya, Githa dan sang ayahanda bersiap untuk meninggalkan kota Surabaya yang penuh dengan kenangan itu.
Setelah memakai sabuk pengaman, Githa memandangi rumah berlantai dua dengan cat krem itu untuk terakhir kalinya dari dalam mobil. Menyadari hal itu, Papi Githa menepuk pelan pundak anak tunggalnya.
"Sesuai permintaan kamu, rumahnya gak Papi jual, kok. Siapa tau nanti kamu mau nostalgia disini, 'kan?" katanya dengan lembut.
Githa mengangguk. Dia tidak ingin rumah itu dijual atau dirubuhkan karena disitulah semua kenangan terakhir bersama sosok ibu disimpan. Mami Githa sudah tiada. Beliau meninggal dunia satu tahun yang lalu karena sebuah penyakit. Bukan sebuah penyakit yang mematikan, namun sepertinya Tuhan sangat menyayangi Mami Githa. Mami Githa pun berpulang 5 bulan sebelum ulang tahun Githa di bulan Oktober lalu.
Setelah Githa menutup kaca mobil, Papi Githa pun menginjakkan kakinya di pedal gas. Membuat kendaraan beroda empat itu perlahan meninggalkan salah satu komplek elite di Surabaya. Diikuti oleh sebuah truk, yang tentunya digunakan untuk mengangkut barang barang penting ke rumah baru mereka.
🌖
"Marka!!"
Anak laki-laki yang sedang tertidur itu perlahan terbangun setelah mendengarkan suara dari lantai bawah yang cukup familiar di telinganya.
Dia pun mengambil posisi duduk setelah terbangun dari tidur nyenyaknya. Sembari mengumpulkan nyawa, tangannya mengambil handphone yang ia letakkan di meja kecil di samping tempat tidurnya.
15.46
Tertera sebuah deretan angka di layar handphone nya, menunjukkan waktu di sore hari ini.
"Jam 4 kurang" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us: The First Case - NCT Dream x æspa
Misterio / SuspensoSalah satu SMA elite di kota Bandung terkena suatu masalah, atau biasa kita sebut SKANDAL. Awalnya seluruh warga sekolah mengira ini masalah biasa, namun ternyata masalah ini berurusan dengan sesuatu yang tak kasat mata. Sang Kepala Sekolah membanta...