[10.] Masih Bertahan

432 64 11
                                    




Paginya, Jeongyeon tidak menemukan Mina disampingnya. Kemana perginya wanita itu?






Tidak sempat mengganti pakaiannya, Jeongyeon memilih bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar.






Jeongyeon berkacak pinggang. Menyaksikan pemandangan ini lagi.






Rupanya Mina sedang asyik bergosip dengan sepupunya di ruang makan. Kali ini tidak hanya Jeonghan, melainkan kelima sepupunya.






Jeongyeon mendengus kesal. Jadi ini yang dilakukan wanita itu?






"Oh! Pagi, Tuan Yoo. Berantakan sekali penampilanmu?" sapa salah satu sepupunya.






Ck! Jeongyeon menatap dirinya yang masih menggunakan boxer beserta kaos abu tanpa lengan dan rambut berantakan.






Ia mengedikkan bahu seolah tidak peduli kalau penampilannya ini bisa menarik perhatian seluruh wanita disini. Bahkan sedari tadi mereka selalu mencuri pandang ke arahnya.






"Disini!"






Jeongyeon menaikkan sebelah alisnya saat Mina menawarkan tempat duduk di sisinya. Permainan apa yang kau mainkan sekarang, sayang?






Mina kelihatannya tidak keberatan berdekatan dengannya. Padahal kemarin siang jelas-jelas wanita itu menolak dekat dengannya.






Jeongyeon menggeser kursinya mendekati Mina. Melingkarkan lengan kekarnya, lalu mengecup pelipis Mina sekilas. Memberikan perhatian penuh pada istrinya.






"Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Jeongyeon. Baiklah sayang, aku akan mengikuti permainanmu.






"Kau sangat lelap tadi, aku tidak tega membangunkanmu." sahut Mina.






Jeongyeon berdiam dan heran karena Mina masih tidak menolaknya.






"Aku harus mengingatkan, ada banyak hal yang perlu kita bicarakan." bisik Jeongyeon di telinga Mina. Tidak ada reaksi tegang saat Jeongyeon sengaja menggodanya.






"Kurasa itu sudah berakhir kemarin." balas Mina berbisik.



"Kau lapar? Aku akan mengambilkanmu sesuatu." tawar Mina dan hendak beranjak dari duduknya.






"Tidak perlu." cegah Jeongyeon menahannya dengan mempererat pelukannya.



"Aku lebih tertarik..." Jeongyeon mengecup bahu Mina dari luar kaosnya.



"...mendengar ocehanmu tentang kemana saja kau kemarin." sambung Jeongyeon.






Apa-apaan pria ini! Mina mendesis saat Jeongyeon meremas pahanya yang hanya dibalut hotpans.






"Sayangnya..." Mina menyingkirkan tangan Jeongyeon darinya.



"...aku tidak tertarik." lanjut Mina.






"Ehem...ehem!" Jeonghan berdeham keras.






"Yak! Tidak tahu tempat sekali! Dihadapan kami semua kalian berani bermesraan." kesal sepupunya Jeongyeon, Jaehyun.






Jeongyeon menyeringai lebar,


"Makanya, cepatlah menikah! Jangan hanya mengencani wanita tidak jelas yang berbeda-beda tiap malamnya." ledek Jeongyeon.






Hate To Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang