[13.] Menikah Lagi

442 65 21
                                    





6 Bulan Kemudian...






Deru mesin motor bergemuruh seiring hentakan keras gas yang ditarik lantang. Roda itu meluncur deras membelah dataran abu-abu berkelok. Menuntaskan ambisi liarnya menjadi pemenang hari ini.






Melirik kaca spionnya sekali lagi. Lawannya tidak terlihat. Keyakinan menguatkannya jika kali ini tidak akan terjadi lagi kecelakaan mematikan seperti dulu lagi.






Peluit bertiup nyaring. Decitan bunyi gesekan roda dengan aspal memekakkan telinga. Mesin itu berputar pelan, mendesis, dan mati.






Pemenangnya berhasil mengalahkan lawan tangguh lainnya. Sudah dikatakan, kan? Hari ini tidak akan ada darah tercecer sia-sia.






"HEBAT! Kau luar biasa!"






Pelukan akrab rasa lega, bangga, dan haru bercampur jadi satu. Ucapan selamat datang bertubi-tubi dari kawan maupun lawan. Kekalahan tidak menyurutkan rasa kagum mereka, meski dikalahkan oleh seorang wanita.






"Aku mengagumimu, Noona!"






Seorang pria muda tersenyum lebar dan tanpa malu memeluk wanita itu erat. Berharap wanita yang empat tahun lebih tua di atasnya itu bisa mendengar degupan jantungnya, sehingga mau menerima cintanya.






Ya, pria muda itu sudah enam bulan ini mengagung-agungkan Myoui Mina yang termasuk pembalap profesional baru.






Wanita itu memiliki karakter kuat dan skill diatas rata-rata. Baru setelah mengikuti pelatihan dan ditarik di bawah agensi, ia bisa merealisasikan mimpinya tidak cukup menjadi pembalap liar.






"Bocah tengil!" ucap Jimin menoyor kepala Ryujin tanpa ampun.






"Hyung, sakit!" ringis Ryujin menggosok belakang kepalanya.



"Kalau aku gegar otak bagaimana?" gerutu Ryujin yang mendapatkan lagi satu pukulan ringan mendarat di kepalanya, kali ini di dahinya.



"Aduh, sakit!"






"Bodoh! Mana bisa pukulan ringan bisa membuatmu gegar otak? Kecuali aku melemparkan beton di kepalamu." ucap Jimin.






"Ck! Tetap saja, huh!" ucap Ryujin tidak terima.






"Dasar bocah! Berlebihan!" ledek Jimin.






"Noona..." rengek Ryujin menggelayut manja di lengan Mina. Wanita itu mengerutkan dahinya.



"Lindungi aku dari calon kakak ipar..."






"YAK!" potong Jimin yang akan melayangkan pukulannya lagi, tapi Mina lebih dulu menyela,






"Hentikan! Dia hanya ingin bicara padaku. Jangan hiraukan kelakukan kekanakannya." ucap Mina sambil menatap dalam Ryujin.






Kalau sudah begini, Ryujin tidak bisa berkutik. Ia ketahuan. Ketahuan maksudnya mendatangi wanita itu.






"Aku mencium maksud terselubung disini." ucap Mina sumringah.






"Eh? Apa? Tidak. Tidak ada kok." ucap Ryujin tersenyum tipis.






Tapi, melihat sumringah yang tercetak di bibir Mina, Ryujin mendengus,


"Oke-oke. Aku akan cerita. Aku ingin memberikan ini." ucap Ryujin seraya memberikan sebuah surat berbahan tebal dan berkilauan dialihkan ke tangan wanita dihadapannya.



Hate To Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang