Chapter 3

159 28 9
                                    

Tokyo Revengers © Ken Wakui.

Warning: Typo & OOC.

.

.

.


Matahari telah menampakkan dirinya hingga membawa cahayanya menembus tirai jendela kamar milik Ran, mengusik laki-laki yang masih tertidur dengan selimut yang sudah tidak beraturan entah kemana.

Ran menjulurkan tangannya ke nakas di samping ranjangnya, berniat mencari handphonenya guna melihat jam berapa sekarang. Pukul 07.12. Masih terlalu pagi baginya, tapi ia harus segera menyiapkan sarapan.

Biasanya ia dan Rindou akan mencari sarapan di luar, tapi karena saat ini ada Mikey di rumah mereka, jadi Ran memilih memasak saja. Lagipula bahan masakan di dapur masih ada, sayang kalau tidak ada yang memakannya nanti.

Ran bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Mandi bisa kapan saja.

Setelah selesai ia keluar kamar, berjalan ke arah dapur. Sepertinya belum ada yang bangun selain dirinya saat ini. Sebelum memasak ia mengambil beberapa telur, tofu, dan sayuran dari kulkas, tak lupa juga memakai celemek terlebih dahulu. Ia akan membuat telur mata sapi dan miso sup yang akan dimakan bersama nasi hangat nanti.

Selama tinggal di rumah ini, belum ada dari teman mereka yang pernah ia atau Rindou ajak untuk datang. Teman mereka lebih sering mengajak untuk bertemu di tempat lain, karena yang dibahas pun kebanyakan tentang kehidupan geng mereka.

Maka baru kali ini mereka kedatangan seseorang, terlebih lagi orang ini belum mereka sangat kenali, hanya sebatas nama saja saat semalam berbincang sebentar. Tapi melihat sikap Mikey, sepertinya ia orang yang baik dan butuh untuk ditemani.

Ketika sedang fokus-fokusnya memasak, tiba-tiba saja muncul tangan di pundak Ran sehingga membuatnya teriak kaget. Spatula di tangannya ia ayunkan untuk memukul tangan sosok tersebut.

"Aduh, aduh! Kak, sakit ih, ini Rin!"

Ran segera menoleh dan memang ia dapati bahwa itu adalah Rindou, adiknya. Dia acungkan spatula di tangannya ke arah wajah Rindou.

"Siapa suruh kamu ngagetin kakak?"

"Tapi gak usah pake mukul juga bisa kan, Kak? Sakit tau!" ucap Rindou sambil mengelus tangannya yang kena pukul Ran.

"Biarin!"

Ran kembali melanjutkan acara memasaknya itu, mengabaikan keberadaan Rindou di belakangnya. Dengan punggung Ran sebagai sandarannya, Rindou memperhatikan Ran yang memasak. Sudah lumayan lama ia tidak melihat Ran seperti ini, memakai celemek dengan spatula di tangan dan wangi masakan yang dimasaknya itu mengudara di dapur hingga tercium ke kamar.

Dari dulu yang Rindou ingat hanyalah rasa masakan yang Ran buat, ia tidak ingat apakah pernah memakan masakan ibunya. Bahkan di masa lalunya pun ia tidak tahu apakah ia pernah melihat wanita yang disebut ibu itu atau tidak, karena yang ada di ingatannya hanya Ran yang mengurusnya sedari kecil.

Meskipun Rindou tidak tahu dan tidak ingin tahu apakah mereka masih memiliki orang tua atau tidak, ia sudah merasa bahagia memiliki Ran sebagai kakaknya. Walau umurnya dengan Ran hanya berbeda satu tahun, tapi sosok Ran itu bagaikan orang tua baginya. Dia yang selalu ada di samping Rindou hingga sekarang. Jika sampai ia harus kehilangan Ran, maka ia tidak akan tahu bagaimana hidupnya nanti akan berlanjut.

Melihat masakan yang dibuat Ran sudah hampir selesai, Rindou berinisiatif untuk menata piring di meja ruang tengah untuk mereka makan dan gelas diisi dengan air putih. Tak lupa juga menyiapkan untuk Mikey.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My SaviourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang