02

325 22 9
                                    


- A L I S O N -

"Alison Stiles!" suara guruku bergemuruh di dalam ruang kelas bahasa inggrisku.

"hadir" aku mengangkat tangan sambil bergumam kecil. dari sudut pandang mataku, aku dapat melihat beberapa gadis memutar bola matanya.

Ya ya, aku tau bahwa absen tidak pernah terlalu dipentingkan lagi di kelas ini. jika kamu bertanya-tanya alasannya mengapa, hal itu adalah karena guruku sudah sangat tua sehingga ia bahkan tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang ia absen. hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh para 'jocks' dan 'gadis populer'.

aku melihat ke sekeliling ruangan dan melihat teman sekelasku steve sedang terlelap di atas mejanya. mengernyitkan muka dengan jijik, aku dapat melihat segenang air liur menetes dari sudut mulutnya.

"Eww.. menjijikkan." aku berkata sambil memalingkan muka.

"wow teman sekelas baruku terlihat bersemangat." sebuah suara terdengar disampingku. aku menoleh dan mataku bertemu dengan sepasang bola mata berwarna kecoklatan.

"uhm, maaf?" aku bertanya, merasa bingung kenapa ia berbicara padaku. aku bahkan tak mengenalnya.

"dia." laki-laki itu menunjuk ke arah steve yang masih sibuk membuat kolam dengan air ludahnya.

"apakah aku boleh duduk disini?" ia bertanya, tersenyum hangat ke arahku. aku mengangkat alisku sambil mengangguk.

"kau murid baru ya?" tanyaku sambil mengeluarkan beberapa buku dari tasku. ugh bagus. aku lupa membawa buku inggrisku.

"yep. aku baru pindah dari amerika. aku Liam Payne." ia mengulurkan tangannya ke arahku. aku tidak dapat bergerak, hanya memandang tangannya yang terulur.

"kenapa? aku tidak menggigit kok." ia tertawa, menarik tanganku yang kecil ke dalam tangannya yang besar dan hangat.

"haha.. sangat lucu.. aku alison, alison stiles." aku menjabat tangannya sambil memutar bola mataku.

"well its nice to meet you alison" ia tersenyum, memamerkan giginya yang putih cemerlang.

"uhm yeah, bisakah kau melepaskan tanganku sekarang?" aku bertanya, merasa pipiku memanas. okay mungkin berjabat tangan adalah hal yang biasa, tapi tidak untukku. aku tidak terbiasa dekat dengan laki-laki.

"mengapa? whoah alison, are you blushing?" liam terkekeh sambil menusuk-nusuk pipiku.

"tidak." aku menjawab dengan cepat, berusaha menarik tanganku.

"okay, okay. percaya deh percaya." ia melepaskan tanganku dan sebuah tawa terdengar kembali dari arahnya.

"hey, kau murid baru disini ya?" aku memejamkan mata ketika mendengar suara tinggi melengking yang menjijikkan itu. Kenya. bagus, sekarang dia akan membuat liam membenciku.

"yeah. aku liam." aku mendengar suara liam disampingku.

"aku kenya, dan ini britney." aku dapat mendengar suara britney yang dibuat-buat menyapa liam.

"uhm kami kesini karena kami ingin mengundangmu untuk duduk dengan kami. you know, di kelompok jocks." aku membuka mata tepat ketika kenya mengedipkan sebelah matanya pada liam. ia terlihat seperti orang yang kelilipan debu. aku memutar bola mataku.

"apa yang kau lihat, jelek?" Kenya mengalihkan pandangannya ke arahku dan menaikkan sebelah alisnya yang palsu.

"tidak ada apa-apa." aku menjawab, mengangkat bahuku.

"kusarankan kau kembali mencatat pelajaran saja dan merenunungi nasibmu yang jelek, nerd!" ia meledekku dengan suara keras, membuat anak-anak sekelas menertawakanku. aku menciut di tempat dudukku dan menatap lantai.

The NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang