.
.
.Jam pulang sekolah, Alin dan Tamara berjalan beriringan menuju gerbang. Melihat sebuah mobil BMW putih milik Tamara merekapun berhenti untuk berpisah.
"Alin aku pulang duluan, kamu gamau sekalian ikut aku sama papa?" Tanya Tamara selepas memeluk Alin erat.
"Aku nunggu jemputan aja, kamu duluan gapapa kok lagian kan kita beda arah Mara'."
"Okedeh,.bye." Tamara melambaikan tangannya kepada Alin dan memasuki mobil.
Karena cuaca yang sangat terik, Alin memutuskan untuk menunggu di halte dekat sekolahnya. Setelah sampai, iapun melihat jam di tangan kirinya 16.15 kenapa belum sampai juga pikirnya.
Mengenal napas, ia memilih membuka handphone nya.
Ting
Bunyi pesan masuk.
Ayah
Alin sayang, kamu hari ini
naik bis ya. Ayang tidak bisa
menjemput.Alin
Iya Ayah.
Menghela napas, 'menyebalkan'
Lima menit kemudian bis kuning pun melintas, Alin segera naik dan duduk di bangku tiga deret dari depan sebelah kiri.
Iapun kembali memaikan handphonenya karena bosan. Tak lama Alin merasa ada pergerakan di bangku samping. Ia menengok dan melihat seorang lelaki dengan seragam sama dengannya.
Tidak mau berlama-lama memperhatikan, ia menggeleng dan kembali bermain handphone.
Sampai Alin pun tersadar 'bukannya dia cowok yang di kantin tadi ya' pikirnya dengan tatapan kosong ke layar hp.Alan Musyafa yang merasa di perhatikan sempat menengok pada wanita di sebelahnya. Senyum tipis terukir di wajahnya, kemudian ia memasang earphone dan kembali menikmati perjalanan menuju rumah.
...
Vote ya ga vote dosa 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Temaram (on going)
Dla nastolatkówTentang kisah cinta seorang Alin Debara, dengan orang baru yang datang dalam hidupnya ialah Alan Musyafa seorang lelaki humoris yang selalu menimbulkan senyuman muncul di bibir Alin.