rasa tidak akan tercipta dan berpautan bila tidak ada pertemuan

88 30 78
                                    

Jam menunjukan 00:30, dimana bulan telah benar benar menunjukan dirinya dan di latar yang sama,dua orang sahabat ini dengan mata yang masih terbuka secara leluasa sedang menghisap sebatang rokok di tangannya dan menengguk secangkir kopi.rey yang sedang memeluk gitar di atas teras rumahnya zein tanpa sedikit pun ia memetiknya,ia hanya menghisap rokok dan secangkir kopi berwarna hitam pekat di depannya sembari melamun.dan zein yang sedang duduk di sebelah rey pun memegang rokok dan secangkir kopi berwarna coklat sembari melamun.

"Zein,cita cita lu tuh apa sih?".
rey melontarkan pertanyaan yang sering ia tanyakan kepada orang terdekatnya

"Cita-cita gua sih pengen jadi orang yang selalu menyebarkan kebaikan kebaikan".jawab zein dengan senyumannya yang meng isyarat kan ia sedang mengkhayalkan cita citanya

"Maksud lo,ustadz?"

"Yah mungkin bisa di bilang gitu,coba deh lo bayangin kalo di dunia ini di penuhin orang orang baik".ucap zein

Zein saat ini duduk di bangku sma kelas 3,ia merupakan anak yang baik,begitupun orangtuanya yang telah menganggap rey anaknya.zein memiliki ayah yang berprofesi sebagai pengusaha,dan ibunya yang berprofesi guru.zein adalah orang yang sangat menjunjung tinggi keyakinannya,di samping profesinya yang masih pelajar,ia juga merupakan seorang pendakwah muda,ia sering berdakwah di setiap rumah/tempat ibadah terdekatnya, dan dia juga tidak pernah merasa menjadi orang yang lebih baik dari orang sekitar nya.di sisi lain juga zein memiliki hobi melukis yang hanya di ketahui oleh segelintiran orang saja,dan zein juga memiliki kebiasaan melukis di setiap sorenya.

"Yap,memang asmaraloka itu seperti surga".
Rey tersenyum saat melontarkan kalimat yang berisikan asmaraloka yang berarti dunia penuh cinta kasih,karena ia tahu apa jadinya bilamana di alam semesta ini penuh kasih, seperti tempat suci yang di dambakan semua orang

"Lo nanya cita cita gua apa,emng cita cita lo apa?".tanya zein sembari melihat rey

"Gua sih sebenernya pengen jadi pengusaha,gua pengen buka lapangan kerja yang luas,biar gaada orang yang kelaparan ".jawab rey sembari mematikan rokok yang ada di himpitan kedua jarinya

Rey saat ini duduk di bangku sma kelas 3,saat ini ia tinggal di rumah zein sahabatnya,rey memilih tinggal terpisah dengan orang tuanya,karena rey ingin menjadi pria yang mandiri di sisi lain juga ia selalu merasa tidak nyaman di rumahnya dan selalu tidak sepaham dengan orang tuanya yang mengharuskan dia pergi dari rumahnya.rey adalah orang yang sangat ingin menjadi pengusaha,tetapi di samping itu dia mencintai seni,dia banyak tau tentang hal yang berbaur seni,di banding dengan pengusaha yang ia cita citakan itu,tetapi rey sangat yakin ia akan menjadi pengusaha.walaupun rey merupakan orang yang mempunyai bakat istimewa dari seni itu sendiri.bahkan selain saat ini rey juga pelajar,ia juga merupakan musisi,yang setiap senjanya hingga matahari benar benar tenggelam dan tergantikan dengan bulan rey harus menghibur pengunjung coffe shop.

"Hmm,bagus sihh".sembari mengangguk."menurut gua kurang lebih 50% kejahatan yang di dunia ini karena kelaparan juga".ucap zein

"Tapi gua gatau kedepannya gimana,apakah gua bener jadi pengusaha atau engga,karena terkadang keinginan tuhan dan kita itu gak sama,tapi semoga ajah sama".ucap rey

Percakapan yang berisikan perkara harapan di hentikan begitu saja di barengi air kopi yang perlahan lahan mulai surut.

"Oh yah,btw waktu itu ada yang ngajak gua gabung ke semacam komunitas gitu,lo mau ikut gak?".ucap zein sembari mematikan rokok yang ada di tangannya

"Komunitasnya gerak di bidang apa?".tanya rey dengan nada yang mengisyaratkan ingin tahu

"Kurang tau sih kalo soal itu,tapi kalo gak salah namanya amerta dan komunitas itu di peruntukan untuk remaja remaja".jawab zein

Diskusi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang