🌋00🌋

201 8 0
                                    

🌋🌋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌋🌋

Kamis, 21 Juli 2017

"Jendral. Gue Jesslyn. Temen sekelompok lo."

Jesslyn Septiana Jherandi, gadis yang akan berusia 18 tahun itu mengulurkan tangan kanannya pada siswa yang sekelas dengannya di tingkat akhir sekolah menengah atas ini.

Dan dia adalah Jendral Adam Genandro - seorang Wakil Ketua OSIS-2 dimana masa jabatan akan berakhir beberapa hari lagi. Jendral baru saja dari ruang OSIS, jadilah saat tadi pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung ia tidak tahu jika ada pembagian kelompok. Dan lihat sekarang ia satu kelompok dengan siapa.

Jesslyn?

Siswi dengan tubuh bongsornya dengan rambut sebahunya yang bergelombang, ditambah dengan kulit kuning langsat khas wanita tropis. Matanya yang bunda. Cukup cantik, dan kenapa Jendral baru tahu diseangkatan dengan Jesslyn?

"Lo siswi baru?"

Jendral jadi salah fokos pada siswi yang kini sudah mengambil kursi yang ada di sampingnya dan duduk di depannya sambil membuka buku cetak Bahasa Indonesia dan buku tulisnya yang terlihat masih baru.

Awalnya Jesslyn sudah akan fokos dengan tugas mereka membuat sebuah observasi tentang sebuah karya. Namun pertanyaan dari rekannya membuat mengangkat wajahnya dan bertatap dengan netra Jendral yang gelap.

Beberapa ia terperangkap sebentar pada netra indah itu, sebelum kemudian menyadari kalimat yang ditanyakan Jendral tadi, "Gue? Oh, nggak. Gue dari MOS juga kok. Cuma emang nggak keliatan aja."

Dari kalimatnya, Jesslyn seakan mengatakan jika ia memang bukan siswi yang aktif. Ia benar-benar siswi biasa. Bukan siswa yang pintar, atau siswi yang cantik. Atau juga yang suka cari perhatian. Jesslyn malu jika ia akan sampai cari muka seperti itu. Jendral saja bahkan baru menyadari eksistensinya di sekolah.

"Oh," balas Jendral, "Gue perasaan nggak pernah ngeliat elu. Jesslyn?"

Karena ragu dengan panggilan siswi yang menjadi teman satu kelomoknya. Jendral mengucapkannya seolah meminta Jesslyn untuk mengiyakannya.

Gadis itu tertawa pelan, "Iya, Jendral. Jesslyn," balas sembari menyebut nama Jendral dengan sedikit penekanan. "Dan sekarang kita udah kenalan, kan? Santai aja, jangan sungkan sama gue, oke?"

Jendral hanya mengangguk saja. Karena demi apapun! Laki-laki itu jadi merasa tidak enak saat mengaku jika ia sama sekali tidak pernah melihat Jesslyn. Seolah siswi itu adalah siswi yang kurang pergaulan atau dia yang terlalu sibuk?

"Oh iya, tugasnya. Lo mau observasi buku apa, Jen?" tanya Jesslyn sudah mengalihkan topik pada tugas mereka.

Jendral diam sebentar, melihat ke arah buku cetaknya. Sebelum kemudian menjawab, "Mau nyari ke perpustakaan dulu?"

🌋🌋🌋

"Jeffiiiiii!!"

"Apaan sih lo?!"

MY ATTRACTIVE MR. JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang