Street Night Light

62 12 0
                                    

-Sasuke POV-\

Aku mengerjapkan mata dua kali. Apa ini benar pesta keluarga mafia? Aku mulai meragukan derajat kemafiaan Itachi Uchiha dengan melihat pesta ini. Sebuah persegi panjang diisi dengan aneka makanan Jepang, ah dan jangan lupa di ujung depan ada Neji yang bertugas sebagai koki sushi.

Ia memamerkan kehebatannya bermain pisau. Jangan bayangkan ia tampak mengerikan, ia justru tampak seperti koki andalan restoran bintang lima. Entah bagaimana aku menatapnya, Neji sama sekali tidak memiliki tampang mafia.

Ah, bukan hanya Neji. Bahkan seluruh orang yang hadir disini sangat tidak mafia.

Hyuga Hinata dengan karisma kuatnya, lebih cocok menjadi pimpinan arisan sosialita. Mungkin karena itu dia memilih aksen hitam pada busananya, agar sedikit terlihat mafia.

Nenek Chiyo lebih cocok menjadi pemilik toko tua daripada perakit bom. Lihat saja tampilannya, dia memakai kimono hitamnya. Mana ada mafia berpakaian kimono?

Gaara lebih terlihat sebagai aktor yang bermain dalam drama genre action daripada tangan kanan mafia. Terlalu tampan dan fasionable.

Suigetsu dan istrinya, Karin. Mereka memakai sweater couple berwarna pink. Apa mereka pikir ini acara perayaan hari valentine? Mereka terlalu manis untuk berhubungan dengan dunia mafia.

"Yo minna, maaf aku terlambat hari ini", sosok pirang jelmaan barbie hidup itu datang dengan gaya glamournya. Dokter sekaligus model, ah sekarang ia juga menjadi anggota parlemen termuda - dan oh jangan lupa pula - yang tercantik.

Kami berdelapan duduk mengitari meja. Ada beberapa vas bunga berisi krisan putih dan lavender, aku sedikit malas menanyakan kenapa dua bunga itu dipilih. Karena sudah pasti bukan, mereka masih bersedih dengan kepergian Nii-san. 

"Karena semua sudah berkumpul disini, izinkan aku membuka acara.", Hyuga Hinata mulai mengucapkan kalimat pembuka dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

 "Kemarin dan mungkin hari ini kita boleh bersedih dengan kepergian Itachi-san, tapi satu yang pasti - Itachi-san akan selalu disini. Di Hati kita.", si Nona Hyuga mulai membuat mellow suasana pesta ini. Bahkan Gaara sudah bermandikan air mata, sungguh tidak cocok dengan perangai brutalnya.

"Saat ini kita mempunyai misi baru, melindungi dan mengembalikan kehormatan Uchiha Sasuke - adik Itachi-san. Kuharap kalian cukup kuat untuk melawan jenderal-jenderal tua bangka itu.", dengan kalimat sederhana itu mereka mengangguk mantap. Kemudian mengikuti gesture si Nona Hyuga untuk bersulang.

Acara makan malam pun dimulai dengan santai, sesekali kami saling bercanda, menanyakan kabar, maupun memantau perkembangan beberapa misi.

"Karin-chan bagaimana keadaanmu, kenapa kau jadi semakin kurus?", tanya nenek Chiyo pada si rambut merah.

"Aku baik-baik saja baa-san, hanya sedikit berduka kemarin. Yosh, tentunya sekarang aku akan mencoba mengisi kembali berat badanku yang hilang.", jawab Karin dengan mulut penuh makanan, seakan menunjukkan tekadnya.

"Hey Karin, bisakah kau berhenti mengambil daging dari mangkukku. Kalau seperti ini, lama-lama aku yang makin kurus?", keluh Suigetsu.

"Ish, pelit sekali suamiku ini.", Karin melirik gahar Suigetsu yang langsung ciut dan memilih menyerahkan semua daging untuk istri merahnya.
Semua yang hadir tertawa dengan suguhan interaksi suami takut istri ini.

"Nee, Ino-chan kau sangat keren kemarin saat konferensi pers.", kini ganti Hinata yang membuka topik.

"Oh ayolah Nona Hinata, si pirang ini pasti seminggu sebelumnya akan berlatih di depan kaca pagi - siang - sore.", seloroh Gaara remeh.

The Cursed DignityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang