Sebenernya dah dari jumat tuh tugas gua dah kelar semua sih... tp kok kek mengantuk terus tiap mo ngetik 🙂
"Mas Jen."
"Hm?"
"Mas Jen..."
"Iya sayang?? Kenapa??"
Mata Jeno yang fokus pada layar ponsel itu beralih menatap wajah Renjun yang terus memanggilnya.
Mereka berdua berada di sofa ruang tengah sore ini, menemani Jaemin yang tidur di sofa sisi lainnya. Dua suami Renjun ini memang baru saja pulang dari bengkel, merasa lelah karena banyak sekali kendaraan yang datang. Beruntung mereka sudah memiliki dua karyawan yang agak meringankan pekerjaan mereka.
"Pengen bayi..."
"Bayi kok pengen bayi." Jeno tersenyum tipis, ia suka sekali menyebut Renjun sebagai bayi karena Renjun akan kesal jika ia memanggilnya dengan sebutan itu.
"Tapi aku iri sama Yeye... Yeye mau punya bayi lagi... masa kita enggak?" bibir Renjun melengkung ke bawah, sebagai bentuk ekspresi sedihnya karena ia tak kunjung memiliki bayi.
"Sayang, dengerin aku ya? bukannya aku gak mau nurutin kamu, tapi kan tau sendiri, aku sama Jaemin kerja di bengkel, kamu tiga bulan lagi kerja di rumah sakit, orang hamil itu butuh istirahat Njun... kalo kamu hamil trus kerja, nanti kamu kecapean?" Jeno mencoba memberikan Renjun pengertian, nada bicaranya dibuat selembut mungkin agar Renjun nyaman.
"Yaudah aku gak usah kerja deh mas Jen, di rumah aja biar bisa urus dede bayi..." Renjun masih setia dengan wajah cemberutnya, tetap kekeuh untuk meminta bayi.
"Ya gak boleh gitu..." Jeno mengecup bibir Renjun, kemudian tersenyum manis ke arahnya. "Kamu pengen jadi dokter dari dulu masa mau ninggalin gitu aja? emang gak sayang?"
"Hehe..."
"Tuhkan, mukanya gemes gini mau punya bayi?? wah, parah sih, nanti bayinya kalah gemes gimana?" Tanya Jeno terlihat serius, ia merangkul leher Renjun untuk mendekat kepadanya.
"Ish ya gak gitu lah!"
"Sayang sini deh." Jeno menepuk pahanya dua kali, mengisyaratkan agar Renjun duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOTTLES S2 - NORENMIN
FanfictionBiarkanlah kegemasan Renjun ini menjadi rahasia antara Jeno Jaemin saja mulai sekarang