2

4 2 0
                                    

Aku menyerah.




Alangkah terkejutnya raffa melihat ibunya yang menggantung diri dikamar. Raffa mlongo, ia perlahan mundur dan berteriak histeris.

"AAAAAAAAA. MAMAAA GAA MAMA GAMUNGKIN!!!"

Raffa perlahan mundur dari kamar mamanya. Ia shock, ia takut menyaksikan peristiwa mengenaskan tersebut. Teriakan itu sangatlah nyaring. Ia bingung, air matanya untuk kesekian kali menetes deras dipipinya. Ia bergetar melihat mama nya yang menggantung.

Raffa mencari ponsel nya dan berinisiatif menghubungi papa nya. Ia mencari nomor papanya dan menelfon dengan keadaan tangan nya yang bergetar, tetapi ia berusaha tenang.

"Pah.. m-mamama pah.." ucap raffa dengan menggigit tipis kuku jarinya, dan menatap kosong ke arah kamar mama nya.
"Kenapa lagi raffa?" jawab papa raffa dari sebrang telfon.

"Pah mama.. m-mma bunuh diri pa.."
"Ngomong yang jelas raffa, yang serius kamu!"
"Raffa gabohong pa cepet kesini raffa takut"

Ucap raffa sambil mematikan telfon nya. Sama pandangan raffa kosong tertuju kepada kamar mamanya. Raffa berdiri berlari kelyar rumah dan meminta bantuan tetangganya untuk membantu mama nya.

Raffa menjelaskan drngan isakan nya yang membuat bicaranya sedikit tidak jelas, tanpa pikir lama raffa menarik tangan ibu ibu itu masuk kerumahnya dan memberi tahu langsung apa yang terjadi.

Ibu ibu itu berteriak, wajah mama raffa yang sudah membiru mulut terbuka dan mata melotot membuat ibu ibu takut dan berlari keluar rumah raffa.

Raffa menangis, tidak adakah yang mau membantu raffa?. Tidak lama papa raffa datang dengan tetgesa gesa.

"Raffa, yatuhan.."  panggil papa raffa sembari melihat ke kamar istrinya itu, ia terkagetkan ternyata yang dibilang raffa memanglah benar.

Raffa memeluk papanya itu dan meluapkan tangisnya. Yang ada dipikiran raffa sekarang ialah, kenapa semuanya terjadi diumur raffa yang masih remaja. Apa ini yang namanya proses dewasa? tidak, bukan seperti ini. Ini kehancuran.

Papanya melepaskan pelukan raffa dan bicara kepada raffa.

"Raffa, buar ini semua diurus sama manager papa, kita harus berangkat ke bandara sekarang. Besok pagi kita harus sudah ada di Singapore"

ucap papa raffa dengan lembut dan berusaha membuat raffa mau menuruti permintaan nya. Keras kepala bukan?

Raffa menatap mata papanya dengan penuh amarah, bagaimana tidak, jasad mamanya saja belum dikuburkan papanya sudah bicara seperti itu.

"Aku gakuat pa! kalau papa terus terusan begini mending papa bunuh raffa pa!!!" "Biar sekalian raffa ikut mama dialam yang berbeda!!" ucap raffa dengan segukan tangisnya yang tak mereda dan semakin menjadi.

"Kamu sudah gila raffa! papa gahabis fikir sama kamu!"
"Papa yang udah gila! papa ngebuang mama tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun!! sakit pa sakit lihat mama sengsara dengan penyakitnya" jawab raffa dengan menunjuk nunjuk hatinya yang memang terasa sakit.

"Arghh keras kepala kamu raffa" ucap papa nya dan meninggalkan raffa yang masih menangis.

"Semesta.. alur apa yang kau berikan padaku? aku ingin mengakhiri semuanya.. aku menyerah aku menyerah ini terlalu sakit terlalu berat untukku yang tidak bisa apa apa"

Tidak henti henti nya raffa menangis. Hancur sudah hidup raffa, bukan ini yang raffa mau. Kenapa mamanya harus mengakhiri hidupnya? ia sudah berjuang sejauh ini untuk mamanya. Raffa kecewa, tapi rasa kecewa itu tidak berguna sekarang.

Ia pasrah dengan apa yang akan terjadi besok. Mungkin ia akan menuruti dan ikut papanya ke Singapore.

>>>

Di pesawat perjalanan menuju Singapore raffa hanya nelihat ke arah langit awan. Berharap almarhum mamanya bisa melihatnya pergi dengan papanya.

Air mata raffa menetes melewati pipi mulus raffa. Raffa mengusap air mata itu dan berusaha melupakan semuanya san memulai hidup baru di Singapore.

Berharap di negara yang berbeda raffa bisa merasakan kebahagiaan dan kedamaian hidupnya.

HancurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang